Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Saya Takut di SOMASI

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, December 29, 2013 | 3:58 PM

Ternyata dugaan saya itu keliru, Presiden bukan hanya sekedar bersiap-siap menghadapi situasi politik yang semakin menghangat menjelang pemilu dan pilpres ditahun 2014 mendatang, tetapi juga memagar dirinya dari serangan seorang kompasianer.
Saya tersenyum kecut ketika membaca seorang kompasianer disomasi oleh pengacara keluarga SBY, ternyata itulah salah satu dari tujuan keluarga Cikeas menyewa pengacara ternama sekelas Palmer Situmorang. Tidak ada yang salah dari somasi itu, tetapi sangat lucu kedengarannya bila seorang penulis disebuah blog keroyokan disomasi oleh pengacara ternama yang disewa oleh orang nomor satu negeri ini.
Saya bukan ingin berpihak kepada sesama kompasianer, dan tidak pula bermaksud ingin merendahkan sang pengacara, tapi tindakan seperti itu sama saja menembakkan sebutir peluru untuk membunuh nyamuk. Mubazir dan tidak tepat guna.
Semula saya menduga SBY  menunjuk pengacara untuk menghadapi serangan-serangan yang mengarah ke keluarga SBY, karena dalam beberapa bulan belakangan ini  baik SBY maupun anggota keluarganya, disebut-sebut dalam beberapa kasus korupsi.
Keterangan pers Wakil Presiden Bodiono sesaat setelah diperiksa KPK  menyebut Lembaga Penjamin Simpanan  (LPS) sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas gelembung dana talangan Bank Century.  Keterangan Boediono ini ditafsirkan oleh banyak pengamat sebagai upaya untuk menarik SBY ke pusaran mega skandal Bank Century, karena UU no 24 tahun 2004 menegaskan LPS bertanggungjawab kepada presiden.
Dalam kasus yang lain seperti kasus suap impor daging sapi, disebut pula nama Bunda Putri dan Sengman Tjahya. Kedua nama ini oleh berbagai pemberitaan media disangkut pautkan pula dengan keluarga SBY. Demikian jga halnya dengan persidangan kasus suap mantan Kepala SKK Migas dan kasus Hambalang, nama anak SBY disebut berulang-ulang.
Wajar jika seorang tokoh sekalibar SBY melindungi keluarganya, situasi yang sedemikian rupa memang mengharuskannya untuk melakukan antisipasi. Jangan sampai isu-isu diatas melebar menjadi fitnah dan menjadi amunisi  politik bagi pihak lain untuk balik menyerangnya, maklumlah ditahun politik ini segala isu bisa dipelintir orang menjadi senjata untuk menyerang.
Sebagai seorang kepala negara, SBY pastilah bercita-cita ingin menyerahkan kekuasaannya dengan damai dan elegan, jadi sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan, perlu dipersiapkan untuk menangkalnya, maka karena itulah beliau menyewa Palmer sebagai juru bicara keluarga sekaligus sebagai penasehat hukumnya.
Namun ternyata dugaan saya itu keliru, ternyata Presiden bukan hanya sekedar bersiap-siap menghadapi situasi politik yang semakin menghangat menjelang pemilu dan pilpres ditahun 2014 mendatang, tetapi juga memagar dirinya dari serangan seorang kompasianer.
Tindakan ini seharusnya diapresiasi oleh para kompasianer lainnya, karena dengan somasi yang dilayangkan itu KOMPASIANER menjadi tersanjung, eksistensi seorang kompasianer benar-benar diperhitungkan.  Walaupun hanya menulis diblog keroyokan tetapi isi tulisannya ditanggapi oleh orang nomor satu dinegeri ini.

Bravo Kompasiner

0 comments: