Marilah kita berdo’a, semoga setelah pemilukada usai, tidak ada rakyat yang menderita DIABET akibat terlalu banyak menelan JANJI MANIS para calon pemimpinnya,
Pemilukada di Riau sudah memasuki tahap kampanye bagi masing-masing calon gubernur, sebuah tahapan yang rentang waktunya sangat dekat dengan hari pemungutan suara. Disaat seperti ini, biasanya akan dimanfaatkan oleh para calon Gubernur secara all out untuk mendekati rakyat pemilih.
Beragam cara yang mereka lakukan untuk membujuk rakyat pemilih, ada yang dengan sengaja bermalam dirumah rakyat miskin meskipun tugas seorang gubernur tidak ada korelasinya dengan numpang nginap dirumah rakyat, yang ada malah akan menyusahkan tuan rumah karena terpaksa menyediakan tempat tidur dan sarapan pagi.
Berbuih-buih mulut mereka bicara soal program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan, dengan penuh semangat para calon terus membual sambil sesekali terdengar teriakan yel-yel yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan hadirin, meskipun terkadang apa yang mereka sampaikan itu tidak dimengerti oleh masyarakat, karena sebagian besar yang datang kearena itu bukan untuk mendengarkan pidato kampanye melainkan hanya sekedar untuk menikmati hiburan yang disediakan oleh panitia.
Isi pidato kampanyenya juga tidak kalah menarik, semuanya demi kepentingan rakyat, pendidikan gratis, bea siswa, peningkatan kesejahteran rakyat dengan Kartu Riau Sejahtera, bebas biaya berobat , transportasi murah dan nyaman dengan menempuh jalan yang mulus, listrik menyala terus 24 jam tidak ada lagi pemadaman bergilir.
Kalau disimak baik – baik, seakan-akan semuanya itu menjadi mudah dan gampang, setelah mereka dilantik jadi Gubernur besoknya akan sejahteralah hidup rakyat Riau, tidak ada lagi uang SPP untuk anak sekolah, kecuali pungutan yang dilakukan oleh komite sekolah, dengan jumlah yang lebih kurang sama dengan uang SPP.
Rakyat akan diberikan Kris ( Kartu Riau Sejahtera ) dan kalau tidak ada uang kartu ini barangkali bisa digunakan sebagai pengganjal kantong yang kosong, biaya berobat gratis tapi kalau mau sehat harus bayar. Tidak ada lagi pemadaman lampu secara bergilir, istilahnya sudah diganti dengan lampu menyala secara bergilir, dan lain sebagainya.
Menyikapi situasi yang sedemikian rupa, rakyat Riau perlu berhati-hati agar tidak terlena oleh bujuk rayu para calon, perhatikan baik-baik sikap dan prilakunya, lihat rekam jejaknya. Jika mereka datang dengan membawa “sangu” terima dan ambil uangnya, tapi jangan pilih orangnya.
Apapun yang mereka katakan, jangan terlalu diambil pusing, terlebih-lebih ocahan para tim suksesnya yang ngaco dan tidak pernah sukses menjadi tim, yang penting pada hari “H” nya nanti gunakan hak pilih dengan menggunakan hati yang tenang dan merdeka, tenang sebagai rakyat yang merdeka dalam menggunakan hak suara.
Dan, sambil menutup tulisan singkat ini marilah kita berdo’a, semoga setelah pemilukada usai, tidak ada rakyat Riau yang menderita DIABET akibat terlalu banyak menelan JANJI MANIS para calon pemimpinnya.
0 comments:
Post a Comment