Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Tugu Zapin

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, February 16, 2012 | 1:23 PM

Tarian Zapin dalam khazanah budaya Melayu, adalah tarian yang ditampilkan secara santun, diiringi petikan Gambus dan tingkah Marwas, plus syair lagu yang menghibur dan mengandung unsur nasehat, bukan tarian dengan perempuan yang menungging sambil menunjukan (maaf) belahan pantatnya

TUGU  yang menimbulkan pro dan kontra  itu terletak di pertigaan Jl Sudirman, dan Gajah Mada Pekanbaru persis didepan Kantor Gubernur Riau. Menghadap ke Timur,  membelakangi kantor Gubernur yang berada disebelah Baratnya.
Patung tersebut menggambarkan dua sosok pria dan wanita yang sedang menari dibangun dengan dana sebesar Rp. 4 Milyar,  menggantikan posisi tugu pesawat tempur milik TNI AU yang dulunya terpajang di lokasi itu.
Awalnya patung ini diberi nama Tugu Zapin (sebuah tarian khas Melayu Riau), tetapi setelah mendapat kritik dari berbagai kalangan namanya berubah menjadi titik NOL, kemudian berubah lagi menjadi tugu Tarian Rakyat.
Penamaan tugu Zapin itu dikritik karena memang bentuknya tidak layak disebut sebagai penari Zapin. Dalam tarian Zapin, posisi penari lelaki dan perempuan berada ditempat yang sama tinggi, tidak diatas apalagi dibawah. Lelakinya berpeci (kopiah hitam), perempuannya berkerudung, memakai pakaian Teluk Belanga, jauh dari kesan erotis seperti apa yang terlihat pada Patung tersebut.

Patung itu lebih layak diberi nama dengan  penari Joget Lambak, tarian pergaulan yang juga biasa kita temui ditengah masyarakat Melayu Riau. Penari joget ini, baik lelaki maupun perempuan tidak terikat secara ketat pada adat resam Melayu, karena Joget Lambak ini merupakan joget pasaran yang dimainkan oleh rombongan ronggeng keliling yang datang dari luar Riau dengan maksud untuk mencari uang.
Hingga hari ini masih belum jelas bagaimana nasib Tugu yang sering berganti nama ini, ada yang meminta agar direnovasi,  dan ada pula yang secara ekstrim minta dirobohkan.  Ulama yang tergabung dalam MUI kota Pekanbaru juga ikut merisaukannya, karena bentuknya yang hampir sempurna menyerupai manusia, hal ini terkait dengan pemahaman mereka bahwa patung yang menyerupai manusia dianggap sama dengan berhala dan menyalahi aturan agama.
Selain yang kontra banyak juga yang menilai bahwa Patung itu mengandung nilai estetika yang tinggi dan dapat memperindah kota, kelompok ini nampaknya sepakat dengan pihak pemprov yang meminta agar keberadaan Patung tersebut tidak dipermasalahkan.
Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari perdebatan ini adalah, agar pihak berkompeten mempertimbangkan kembali secara matang apakah bentuk patung tersebut pantas diberi nama sebagai Tugu Zapin atau tidak, karena tarian Zapin dalam khazanah budaya Melayu adalah tarian yang ditampilkan secara santun, diiringi petikan Gambus dan tingkah Marwas plus syair lagu yang menghibur dan mengandung unsur nasehat, bukan tarian dengan perempuan yang menungging sambil menunjukan (maaf) belahan pantatnya.

0 comments: