Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

B o d o h

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, December 8, 2013 | 2:51 PM

Presiden dan keluarga balik kampung ke Pacitan dan kemudian menyempatkan diri bertamasya kepantai Klayar, Desa Sendang Pacitan. Dipantai nan indah itu mereka berphoto bersama, terlihat presiden bersama isteri, anak, menantu dan cucunya kompak memakai baju Batik,  Photo itu menyebar kekhalayak ramai karena  diunggah ke Instagram oleh pemilik akun Aniyudhoyono, yang tak lain adalah ibu negara.

Photo ini sebenarnya sesuatu yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, hanya sekedar menggambarkan keakraban dan keharmonisan sebuah keluarga, sama halnya dengan keluarga lainnya yang ada di Indonesia.

Sampai akhirnya ada seorang follower dengan akun @erie_nya mengomentari photo keluarga presiden tersebut, “Baju batik sudah dikenakan dimana-mana, bukan hanya untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai.”

Komentar @erie_nya inilah yang memantik kemarahan ibu Ani, entah karena pengaruh cuaca dipantai yang panas atau karena hal yang lain, terlontar kata “BODOH” dalam komentar balasannya. Namun komentar ibu Ani itu juga ditanggapi dengan hati yang dingin oleh @erie_nya, sambil mengaku bodoh dia meminta diberikan pencerahan sambil berdo’a untuk presiden sekeluarga, selanjutnya ditutup dengan permintaan maaf.

Setakat itu usailah sudah urusan Bu Ani dengan pemilik akun @erie_nya, komentar Erie soal baju batik itu juga sudah dihapus, tapi karena perdebatan keduanya dibaca oleh banyak orang, maka muncul beragam tanggapan, ada yang menilai bahwa @erie_nya tak pantas berkomentar seperti itu dan ada pula yang menyesalkan sikap bu Ani yang sebegitu cepatnya naik darah, menghardik seorang follower dengan kata-kata BODOH dan lain sebagainya.

Mediapun tak mau ketinggalan, berita yang memiliki nilai jual ini langsung disambar, berbagai pihak ditanyakan komentarnya dan ketika persoalan ini ditanyakan kepada Ibas, dengan santai dia  menolak untuk mengomentarinya. Ibas terlihat bijak dalam menyikapi hal ini, sekjen PD ini lebih memilih diam dan membiarkan masyarakat yang menilai buruk baiknya.

Lain halnya dengan pendapat Nurhayati Asegaf, wakil ketua umum PD mengaku heran karena ada orang yang mengkritik bu Ani, dan dia menilai wajar kalau bu Ani membalas kritikan tersebut.

“Saya heran, kalau ada orang yang selalu mengkritik, apakah kemudian bu Ani itu dewa yang tidak bisa bicara apa adanya.” Ujar Nurhayati.

Ucapan Nurhayati yang mengaku heran ini menimbulkan sebuah keheranan baru, apakah seorang isteri presiden tidak boleh dikritik, bukankah kritik  itu merupakan bagian dari rasa cinta rakyat terhadap pemimpinnya. Isteri seorang presiden bukannya tidak boleh bicara apa adanya, tetapi sebagai ibu negara selayaknya bu Ani memilih kata-kata secermat mungkin sehingga menumbuhkan rasa simpati dihati orang yang membacanya.

Menjawab komentar follower dengan sebuah kata BODOH, barangkali tidak bisa dipersalahkan, tetapi akan menjadi lain maknanya ketika kata – kata itu keluar dari mulut seseorang yang terhormat. Susunan kalimat yang diucapkan itu adalah cerminan hati dan pikiran orang yang mengungkapkannya. Barangkali ada kekeliruan dari seorang bu Ani yang terlanjur berkata seperti itu, dan itu lumrah adanya, tetapi jika ada yang merasa heran atas kritik yang dilontarkan kepada keluarga presiden, maka perlu dipertanyakan siapa sebenarnya yang BODOH.

0 comments: