Presiden SBY menampik keras tudingan mantan presiden PKS yang menyebutkan kedekatannya dengan Bunda Puteri, dalam persidangan dipengadilan Tipikor. Saking dekatnya hubungan SBY dengan perempuan misterius itu sampai-sampai dia bisa tau rencana reshufle kabinet yang akan dilakukan presiden.
Begitu mendarat di Halim Perdana Kesuma sepulangnya dari kunnjungan kenegaraan dari Brunei Darussalam, SBY langsung melaksanakan jupa pers. Memberikan klarifikasi atas keterangan tersangka kasus suap impor daging itu.
SBY meminta agar mantan presiden PKS itu bersikap Ksatria, berbicara sejujurnya dan mempertanggung jawabkan perbuatannya.
“Jangan suka mengalihkan isu, jangan menyerempetkan ke orang-orang yang sama sekali tidak tahu,” kata SBY saat jumpa pers di Halim Perdana Kesuma.
Nampaknya SBY tidak main-main dalam menanggapi isu miring yang melibatkan namanya itu, sampai-sampai dia sesumbar berujar “saya bukan tipe pejabat kecengan, yang melibatkan orang-orang yang tidak jelas dalam mengambil keputusan. Jangankan orang lain yang tidak jelas kapasitasnya, anak dan isteri sayapun tidak tau kebijakan apa yang akan saya ambil dalam membuat keputusan sepenting reshufle kabinet”, ujar presiden dengan tegas.
Ketegasan seorang presiden memang sangat diperlukan. Tapi dalam menyikapi keterangan seorang terdakwa seperti LHI itu sebenarnya bisa ditempuh dengan cara yang lebih elegan. Menanggapi dengan apa adanya tanpa harus menunjukan sikap emosi. Bisa saja SBY membantah sambil menyerahkan persoalannya kepenegak hukum. Rekasi keras seperti itu malah akan merugikan presiden sendiri, dan dampaknya bisa mempengaruhi persidangan.
Presiden seharusnya bisa menahan diri, tidak perlu sekeras itu menanggapinya, karena semua orang maklum, bahwa sebagai tersangka LHI pasti berupaya agar mendapat hukuman seringa-ringannya, salah satu jalan dengan melebarkan persoalan dan melibatkan orang penting dinegeri ini guna memperingan hukumannya.
Jika SBY merasa keterangan LHI itu sebagai fitnah, laporkan saja kepenegak hukum agar bisa ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, lebih dari itu presiden harus mendorong KPK, agar menghadirkan perempuan misterius yang disebut sebagai Bunda Puteri itu dalam persidangan.
Nama Bunda Puteri ini memang sudah cukup mengundang tanda tanya, dia sudah berulang kali sisebut-sebut dalam persidangan, tapi tak sekalipun dihadirkan kepersidangan. Namanya dikait-kaitkan dengan orang penting dinegeri ini. Dia disebut pernah membawa orang yang mengaku sebagai adik wapres, dia juga disebut bisa memperngaruhi pejabat setingkat menteri dalam mengambil kebijakan dan lain sebagainya.
KPK seharusnya bersikap proaktif mengembangkan keterangan saksi dan tersangka, jangan sampai terkesan memutus mata rantai kasus. Pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini harus dihadirkan kepersidangan untuk dimintakan keterangannya, termasuk keterangan orang sakti yang disebut sebagai Bunda Puteri, siapa tau dari kesaksiannya nanti akan lebih membuat kasus ini menjadi terang benderang.
0 comments:
Post a Comment