Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya
Powered by Blogger.

Visitors

Powered By Blogger

Featured Posts

Like us

ads1

Kebangkitan Nasional

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, May 20, 2012 | 7:17 PM

Tanggal 3 Juli 1946 Tan Malaka dan Mohammad Yamin melakukan kudeta, merebut kekuasaan negara secara paksa. Kudeta tersebut ditengarai mendapatkan dukungan dari masyarakat, dan dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan bangsa. Oleh karenanya Muhammad Hatta memandang perlu membangkitkan kembali kesadaran Nasional untuk membangun Indonesia kedepan.

Untuk mengobarkan kembali semangat persatuan dan kesatuan itu, maka dipilihlah hari lahirnya BOEDI OETOMO (perkumpulan yang didirkan oleh Sutomo dan rekan-rekannya dari STOVIA tanggal 20 mei 1908), sebagai hari kebangkitan Nasional. Diyakini oleh banyak pihak, bahwa perkumpulan Boedi Utomo telah mengilhami berbagai tokoh pergerakan bangsa untuk bangkit dan bersatu melawan penjajahan, maka secara berturut-turut kemudian lahirlah Soempah Pemuda, Indische Partij, Syarikat Dagang Islam, Muhammadiyah dan muaranya adalah proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, dan selanjutnya tanggal 20 mei diperingati sebagai hari kebangkitan Nasional.

Kemdian sejarah berulang kembali, 90 tahun berikutnya Indonesia kembali bergolak, mahasiswa menuntut agar penguasa yang dijalankan secara otoriter direformasi menjadi pemerintahan yang demokratis. Gerakan Mahasiswa yang mendapat dukungan dari sebagian besar komponen bangsa itu akhirnya berhasil menurunkan Soeharto sebagai penguasa rezim Orde Baru, dan melahirkan era pembaharuan yang lazim disebut sebagai era Reformasi.

Reformasi yang dicita-citakan oleh gerakan mahasiswa itu kini sudah berusia 14 tahun, Soeharto yang dianggap sebagai penguasa tunggal Orde baru sudah dilengserkan, rezim otoriter sudah dikuburkan, tapi nasib bangsa ini masih saja memprihatinkan, perubahan kekuasaan dari otoriter ke Demokrasi ternyata tidak dengan begitu saja  mampu memenuhi harapan publik untuk bangkit dari keterpurukan. Jangankan untuk mengatasi hal-hal yang besar dan fundamental, mengatur BBM saja pemerintahan sekarang ini kelimpungan. Kesenjangan sosial makin menganga lebar, pembangunan selalu identik dengan penggusuran, pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah seperti membangun permusuhan. Demokrasi bergerak kearah yang salah dari substansial menjadi transaksional.

Penegakan hukum masih tebang pilih, bagaikan pisau dapur yang tajam kebawah tapi tumpul keatas. Korupsi merajalela, merasuk disetiap sudut dan ruang penyelenggara negara, baik di eksekutif,  legislatif maupun pihak yudikatif saling melindungi dan bekerja sama. Jika zaman Orba, pejabatnya melakukan korupsi dibawah meja, maka diera Reformasi ini dengan meja-mejanya sekalian dikorup secara berjamaah.

Pemberantasan Korupsi terasa bagaikan jalan ditempat, KPK dengan segenap kekuasaan yang dimilikinya seakan tak mampu berbuat banyak karena tumpukan perkara semakin menjadi, selesai satu tumbuh seribu. Kasus-kasus besar seperti mafia pajak, Bail Out Century, Rekening Gendut dan Wisma Atelit yang ditengarai melibatkan berbagai pihak tidak selesai dengan tuntas, bahkan menjadi permainan politik dan menjadi alat tawar menawar antara para politisi.

Partai Politik yang diharapkan menjadi pilar Demokrasi, ternyata gagal menjalankan fungsinya, sehingga seorang Pramono Anung menulis kesimpulan dalam disertasinya bahwa sebagian besar angota parpol yang masuk ke DPR bukan untuk mewakili rakyat, tapi untuk mengais rezeki.
Dalam situasi yang seperti ini, diharapkan ada pemimpin yang seara tulus ikhlas mengabdi demi kepentingan bangsa, berbuat yang terbaik dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun jika yang muncul kemudian adalah para penabur janji dan pembual yang tak pernah mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik, maka Hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati hari ini akan berubah maknanya menjadi HARI KEBANGKRUTAN NASIONAL.
7:17 PM | 0 comments | Read More

Keadilan Untuk Rosidi

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, May 18, 2012 | 10:41 AM

Rosidi, mengutip sisa pohon jati yang ditebang dan dibiarkan tergeletak dihutan pada pada 5 November 2011, dan  tak jelas apakah kayu itu dijadikannya sebagai bahan baku industri kayu olahan yang menghasilkan jutaan rupiah baginya atau hanya sekedar menjadi kayu api yang menyala ditungku rumahnya, yang jelas menurut taksiran warga nilai kayu Jati itu tak lebih dari Rp. 600 ribu.

Empat bulan setelah peristiwa itu atau tepatnya pada 22 Februari 2012, ia ditangkap dan dijebloskan kepenjara, selanjutnya dalam persidangan Rosidi didakwa oleh jaksa penuntut umum telah melanggar  pasal 50 ayat 3 UU No 41/1999 tentang Kehutanan, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara plus denda maksimal Rp 5 miliar.

Malang nian nasib saudara kita yang satu ini, kekayaan yang berhasil dikumpulkannya dari hasil mengambil kayu afkir dihutan itu tak sebanding dengan apa yang dimiliki oleh Gayus dan Nazaruddin, tetapi ancaman hukuman yang menantinya jauh diatas vonis terhadap kedua tersangka yang didakwa menggarong uang negara  bermilyaran rupiah itu.

Proses hukum terhadap dirinya ditengarai penuh dengan hal-hal aneh dan tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Dalam berita acara pemeriksaan polisi di sebutkan karena dia buta huruf dan buta hukum  maka Rosidi tidak mau didampingi penasehat hukum, padahal  sejatinya dia harus didamping penasehat hukum mulai dari sejak pemeriksaan ditingkat awal. Apalagi dakwaan yang dituduhkan kepadanya dengan ancaman hukuman lebih dari 5 tahun.  Sementara itu menurut ketentuan pasal 56 ayat 1 KUHAP dengan tegas menyebutkan bagi terdakwa yang kurang mampu, pejabat yang bersangkutan wajib menunjuk penasehat hukum.

Kesalahan yang didakwakan kepadanya juga lebih aneh lagi, yakni melanggar  UU No 41/1999 tentang Kehutanan. UU ini dibuat untuk memberantas dan menghukum pelaku kejahatan ilegal loging bukan untuk pencuri kayu. Penerapan  UU kehutanan dinilai merupakan kekeliruan, mengingat Rosidi bukan seorang penebang kayu dihutan tetapi hanya mengambil kayu yang sudah ditebang dan dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi  dinegeri ini,  hukum bagaikan sebilah parang yang matanya hanya tajam kebawah tetapi tumpul keatas. Hukum begitu gagah beraninya terhadap seorang Rosidi tetapi terlalu majal (tumpul) bila berhadapan dengan pengusaha dan penguasa. Peristiwa Rosidi ini sungguh merupakan peristiwa yang memilukan rasa keadilan kita, sekaligus menggambarkan betapa carut marutnya sistem dan tata cara penerapan hukum dinegeri ini.

Apapun yang akan kita katakan barangkali tidak akan membuat nasib  Rosidi menjadi lebih baik, dia sudah terlanjur ditahan meskipun MA memutuskan maling dibawah Rp. 2,5 juta tidak perlu ditahan. Sebesar apapun pembelaan yang diberikan kepadanya namun hukuman 10 tahun penjara tetap akan mengancamnya. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh Rosidi hanyalah berserah diri secara total kepada Allah SWT, semoga Allah yang maha adil  membukakan pintu hati nurani Hakim yang sedang mengadili perkaranya sehingga Rosidi dapat menggapai rasa keadilan yang didambakannya, semoga.
10:41 AM | 0 comments | Read More

Ani, Calon Presiden RI

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, May 16, 2012 | 8:12 PM


Wacana pencalonan Ani Yudhoyono sebagai presiden RI mencuat kembali, pengusungnya memang bukan orang yang sama tapi masih dari lingkungan yang sama, kader Partai Demokrat. Jika sebelumnya wacana ini mereda setelah SBY menyatakan isteri dan anaknya tidak akan maju pada pilpres 2014 mendatang, maka kini belum terdengar suara penolakan dari Cikeas, apakah menolak atau menerima usulan tersebut.

Dalam perpolitikan negeri ini semuanya serba mungkin terjadi, jika kemarin menolak hari ini mungkin menerima,  keputusan dan kebijakan politik juga  sangatlah dinamis, bergerak dan berubah-ubah dengan cepatnya, bisa  dalam hitungan menit dan bahkan saking cepatnya terkadang kita tak sempat menghitungnya, sehingga tidak tertutup kemungkinan saat ini secara diam-diam sang calon sudah mempersiapkan diri untuk maju kegelanggang pertarungan, dan oleh sebuah tim yang sengaja dibentuk untuk itu melempar wacana untuk mengetahui bagaimana reaksi dan penerimaan publik.

Sebagai warga negara, Ani Yudhoyono juga memiliki hak yang sama dengan orang lain yang kini sedang mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon presiden. Dia sejajar dengan Ical dan Besannya Hatta Rajasa yang digadang-gadang oleh partai pendukungnya masing-masing. Ani Juga tidak kalah gesit, cerdas  dan cantik bila dibandingkan dengan Sri Mulyani, pokoknya dari sudut manapun kita tilik tidak ada sesuatu yang bisa menghambat pencalonnya. Jadi sah-sah saja bila Partai Demokrat mencalonkan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden.

Persoalan yang muncul kemudian adalah apakah seorang Ani Yudhoyono mampu dan diterima oleh rakyat pemilih atau tidak ? Pertanyaan inilah yang sulit dijawab, karena unjian akhirnya adalah saat pemilu nanti, dan akan lebih sulit lagi jika pertanyaannya masuk kewilayah etika dan asas kepatutan.
Barangkali, karena asas kepatutan inilah jauh-jauh hari SBY sudah mengingatkan bahwa dari lingkungan keluarganya tidak akan maju dalam pilpres 2014 yang akan datang, hanya saja kader Partai Demokrat tidak memaknai pernyataan SBY itu sebagai sikap orang Timur yang senantiasa menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam kekuasaan.
8:12 PM | 0 comments | Read More

Marzuki, Ngawur dan Gegabah

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, May 9, 2012 | 9:19 AM

Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan korupsi saat ini dilakukan oleh orang-orang pintar lulusan perguruan tinggi, tak terkecuali UI, UGM dan ITB. Pernyataan tersebut kontan mendapat tanggapan dari berbagai pihak,  salah satunya Said Didu, ketua Ukatan Alumni IPB.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini menyesalkan sikap Marzuki yang terlalu cepat membuat kesimpulan seperti itu, dan menganggap pernyataan Marzuki itu sebagai sesuatu yang tak berdasar.
"Sebagai Ketua Alumni IPB menyesalkan kesalahan Ketua DPR dalam menarik kesimpulan tentang alumni PT korupsi. Secara statistik tidak bisa dipertanggungjawabkan karena jika ada alumni PT tertentu dipastikan secara statistik tidak mewakili populasi alumninya, sehingga tidak bisa memberi nama mereka sebagai alumni," jelas Said sebagai mana yang dikutip oleh Detik.com, Selasa (8/5/2012).
Selain Said Didu, Fadli Zon pentolan Partai Gerindra itu juga menilai Marzuki gegabah dalam membuat kesimpulan, bahkan lebih tegasnya lagi dia menyatakan itu pernyataan Ngawur.
Pernyataan Marzuki itu ada juga benarnya, karena pelaku tindak pidana korupsi itu sebagian besar adalah mereka yang bergelar akademik. Namun Marzuki lupa bahwa yang membuat mereka bisa melakukan korupsi adalah kesempatan bukan gelar akademiknya.
Dinegeri ini siapa saja bisa melakukan korupsi selagi ada kesempatan, tidak peduli apakah dia seorang sarjana atau hanya seorang alumni sekolah dibawah pohon rindang. Justeru karenanyalah pada hari ini kita melihat banyak PNS, pejabat negara, dan para politisi  yang antri digaruk KPK masuk kedalam bui. Kelompok inilah yang paling "berkesempatan" melakukannya, apalagi pejabat negara dan politisi yang berkaitan dengan anggaran makin terbuka lebar kesempatan untuk itu.
Sebagian besar yang sudah divonis bersalah, sedang dalam proses dan yang akan dijadikan tersangka adalah dari kalangan PNS, pejabat dan politisi, sedikit diantaranya dari pihak swasta dan mereka tersangkut bukan karena gelar akademisnya, tetapi karena memiliki kesempatan dan terkadang dilindungi oleh tangan kekuasaan.
Kesimpulannya, untuk melakukan korupsi tidak perlu sekolah tinggi, yang penting adalah KESEMPATAN, oleh karenanya Marzuki perlu merenungkan kembali ucapannya, jika tidak, alangkah malangnya nasib rakyat negeri ini, memiliki wakil rakyat yang senantiasa dinilai ngawur dan gegabah dalam setiap ucapan dan tindakannya.
9:19 AM | 0 comments | Read More

Pemilihan Gubernur

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, May 8, 2012 | 9:51 PM

Kemendagri mengajukan RUU Pilkada dan revisi UU No 32/2004 tentang Pemda, dan jika RUU tersebut jadi diundangkan maka Gubernur tidak lagi dipilih langsung oleh rakyat tetapi dipilih oleh DPRD setempat. Pembahasan RUU dimaksud dimulai pada bulan Mei ini.
Niat pemerintah pusat untuk merubah tata cara pemilihan Gubernur dari pemilihan langsung menjadi pilihan DPRD sudah lama terdengar, dalam beberapa kesempatan Mendagri selalu mewacanakan hal itu.
Kemendagri beralasan bahwa Gubernur merupakan perwakilan dari dari pemerintah pusat didaerah, dan yang lebih penting lagi pelaksanaan pemilihan Gubernur secara langsung seperti sekarang ini beresiko menimbulkan cost politik yang besar. Akibatnya setelah terpilih Gubernur yang bersangkutan tidak fokus pada program yang sudah dikampanyekannya tetapi berusaha  untuk mengembalikan modal kampanyenya. Itulah salah satu sebab kenapa pemerintah pusat dalam hal Mendagri bersikeras untuk mengajukan perubahan UU No. 32/2004.
Sistem Pemilihan Gubernur secara langsung telah melahirkan pemerintahan daerah yang lebih legitimet, didukung oleh sebagian besar rakyat dan mencerminkan kedaulatan rakyat didaerah, kedudukannya menjadi lebih kuat dan tidak bisa diturunkan oleh DPRD. Namun sistem ini juga menimbulkan banyak persoalan, menimbulkan cost politik yang besar, membuka peluang bagi praktik jual beli suara, dan yang tak kalah penting mengganggunya adalah keberadaan tim sukses  yang bisa memengaruhi kebijakan seorang Gubernur terpilih. Tim sukses yang semula bertujuan mengantarkan sang calon sampai saat terpilih menjadi gubernur akhirnya menjadi kelompok yang paling berkuasa selama gubernur tersebut menjabat.
Berbagai kekuarangan sistem pemilukada langsung oleh rakyat tersebut, sesungguhnya tidak bisa dijadikan alasan merubah sistem pemilihan Gubernur dari langsung menjadi pilihan DPRD. Perubahan yang seperti ini akan mencederai perasaan rakyat, karena hak dan kedaulatannya dalam menentukan pemimpinnya didaerah dirampas dengan Undang-Undang dan diserahkan kepada DPRD.
Menurut konstitusi, DPRD adalah lembaga yang mewakili rakyat, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua keputusan DPRD itu mencerminkan aspirasi rakyat yang diwakilinya. Jika pemilihan langsung akan menimbulkan cost politik yang tinggi, maka sebaliknya pemilihan oleh DPRD akan membuka peluang terjadinya money politik, politik dagang sapi dan jual beli suara atas nama kepentingan partai juga tidak akan terhindarkan.
Jadi, dipilih langsung atau dipilih oleh DPRD, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan, maka untuk mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh sistem yang ada sekarang ini bukanlah dengan cara menyerahkannya kembali kepada DPRD setempat, tetapi memperketat aturan main dalam pemilihan, mengawasi dengan cara seksasama dan menindak TEGAS calon yang menyalahi aturan , dengan demikian pemilihan gubernur secara langsung tetap harus dipertahankan.
Tanpa aturan yang jelas dan penegakan hukum yang tegas, niscaya pemilukada tetap tidak akan membawa manfaat bagi masyarakat didaerah, sebagus apapun sistem yang dibuat hasilnya tetap saja memble. Dan menyerahkan kembali pemilihan Gubernur ke DPRD, sama artinya merampas hak dan kedaulatan rakyat.
9:51 PM | 0 comments | Read More

Calon Gubernur

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, May 6, 2012 | 11:32 AM


"Saya mau jadi Gubernur," demikian pernyataan singkat dan mengejutkan yang dilontarkan oleh Ngah Sompot, dihadapan rekan-rekannya yang biasa mangkal di Warung Kopi Pak Bual. Ada yang menanggapinya sambil bergurau, serius dan ada pula keheran - heranan.
"Serius  Ngah ?"
"Ya, seriuslah," Jawab Ngah Sompot dengan nada tinggi. "Sebagai warga negara, saya juga punya hak yang sama dengan tokoh lainnya yang saat ini sedang sibuk mencalonkan diri," sambungnya lagi dengan penuh semangat.
"Calon dari Partai atau independence  ?"  Tanya Pak Bual.
“Terserah, kalau dapat perahu saya calon dari Partai, jika tidak saya pakai jalur independen,” jawab Ngah Sompot dengan nada serius. "Saya harus memulainya dari sekarang,  mengatur strategi dan taktis, mencari partai pendukung, mencari penyandang dana, dan membujuk rakyat dengan program yang bagus-bagus agar mereka bersimpati  dan  memilih saya,” sambungnya lagi
"Apa programnya Ngah ?"
"Meningkatkan kesejahteraan rakyat, memerangi korupsi, menegakkan keadilan, pendidikan murah, perlindungan tenaga kerja, berobat gratis, subsidi pupuk untuk petani dan lain-lainnya,." Jawab Ngah Sompot dengan penuh semangat.

"Hebat betul programnya Ngah, itu baru sebuah ide dan cita-cita yang besar,” potong Lung Bisar
“Ya hebatlah, siapa dulu, Hem Sompot gitu lho," jawab Ngah Sompot dengan sedikit menyombong. "Kata Bung Karno, gantungkanlah cita-cita mu setinggi bintang dilangit." Sambungnya lagi, dengan  hati yang berbunga-bunga dan semangat yang membara.
"Jika sudah terpilih nanti, program apa yang akan menjadi prioritas Ngah?"
"Kalau  sudah terpilih nanti, saya akan mulai menghitung kembali berapa modal yang sudah dikeluarkan kemudian berpikir bagaimana cara mengembalikannya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Soal kesejahteraan rakyat nanti dulu, kesejahteraan sayalah yang harus diutamakan, lha wong saya inikan Gebernur. Mana mungkin seorang  penguasa dinegeri kaya hidupnya melarat." Jawab Ngah Sompot sambil menyeruput kopinya.
 "Bagaimana dengan pemberantasan korupsi ?" Tanya salah seorang wartawan.
"Saya akan meminta KPK agar menyikat habis para koruptor yang menjadi lawan politik saya, jawabnya tegas."
"Lha itu namanya  curang."
"Halah, dasar BEBAL kamu, dinegeri ini kalau tak curang mana bisa menang, kalau tak ingkar janji bukan politisi namanya, dan kalau tak korup mana mungkin bisa hidup senang, cam kan itu," jawab Ngah Sompot  sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Kemana Ngah ?" tanya Pak Bual sambil menyerahkan bon makan minum selama duduk diwarung tersebut.
"Saya mau mencalonkan diri dulu ya, nanti jika sudah jadi Gubernur semua utang ini akan saya lunasi, jawabnya  sambil berlalu meninggalkan warung kopi Pak Bual. Dan langkah gontai Ngah Sompot meninggalkan warung Kopi Pak Bual diiringi oleh para pendukung dan penjilatnya nya dengan yel yel  “Hidup Ngah Sompot, hidup Ngah Sompot hidup Ngah Sompot.”
11:32 AM | 0 comments | Read More

Isteri Nazar Minta Dijemput

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, May 2, 2012 | 10:02 PM

Neneng Sri Wahyuni tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berencana ingin pulang ke Indonesia. Neneng yang juga isteri terpidana kondang Muhammad Nazaruddin itu ditetapkan sebagai buronan Kepolisian Internasional (Interpol) sejak Agustus 2011 lalu.

Sebagaimana diketahui, pelarian Neneng ke luar negeri bersamaan dengan kaburnya  Nazaruddin pada 23 Mei 2011 lalu. Saat itu Nazar suaminya sedang dalam penyelidikan pihak berwajib dan sebelum ditetapkan sebagai tersangka mereka berangkat ke Singapore. Alsasan Nazar mau berobat dan selaku usteri Nenang tentu turut serta mendampingi suaminya. Setelah Nazar ditetapkan sebagai tersangka keduanya hilang bak ditelan bumi sampai  akhirnya sang suami tertangkap di Cartagena, Kolombia, awal Agustus tahun lalu..

Sampai saat ini tidak ada kabar pasti dinegara mana Neneng berada ? Ada informasi yang menyebutkan dia berada di malaysia tapi tak pasti dan sebagaimana lazimnya seorang buronan tempat tinggalnya sering berpindah-pindah dan sulit dilacak. Maka KPK un seakan kehilangan jejak, tidak kuasa menangkapnya meskipun sudah minta bantuan interpol.

Kini, dengan sangat mengejutkan, Nazaruddin menyebutkan bahwa  isterinya Neneng  Sri Wahyuni minta dijemput dan dalam lewat sepucuk surat yang dikirimkannya ke KPK dia meminta jaminan ketenangan bagi isterinya. Sebuah kabar baik tentunya. Tapi perlu dipertanyakan kenapa tiba-tiba Nenang ingin pulang, adakah deal tertentu atau sesuatu yang membujuknya hingga dia jadi melunak dan bersedia pulang ketanah air, atau karena Neneng tergoda pada pribahasa yang menyebutkan Hujan emas dinegeri orang, Hujan batu dinegeri sendiri. Atau mungkin juga Neneng sudah tak tahan lagi hidup dalam pelarian, kesepian karena jauh dari suami dan didera rasa rindu sepanjang waktu, hingga dia memutuskan kembali ketanah air.

Niat Neneng untuk pulang pantas kita hargai, namun satu hal yang menjadi pertanyaan adalah mengapa dia sampai minta dijemput dan minta jaminan ketenangan. Sebegitu pentinyanyakah perempuan yang satu ini hinga dia minta dimanjakan. Enak betul hidupnya, setelah puas jalan-jalan keluar negeri dengan uang yang diduga hasil korupsi, lalu ketika ingin pulang minta dijemput bukan ditangkap, padahal dia sudaj ditetapkan sebagai tersangka dan selama ini telah merepotkan banyak pihak, sampai-sampai melibatkan Kepolisian Internasional (Interpol).

Jika Neneng memang punya niat yang tulus untuk kembali ketanah air, maka dia harus pulang dengan sendirinya, negara akan memberikan jaminan keamanan baginya sebagaimana yang diperoleh oleh warga yang lain, urusan ketenangan tergantung pada suasana bathin Neneng sendiri, jika dia tak bersalah tentu hatinya akan memiliki ketenangan, tapi jika minta dijemput bukan pulang namanya melainkan ditangkap pihak berwajib, maka dia akan diperlakukan sebagaimana tersangka yang lainnya, dan dengan sendirinya ketenangan bathinnya pasti terganggu.
10:02 PM | 0 comments | Read More

Nasib Buruh

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, May 1, 2012 | 12:56 AM

Selagi nasib BURUH tidak diperhatikan, maka selama itu pulalah mereka akan tetap menuntut dengan turun kejalan merayakan hari buruh sedunia sambil berteriak menuntut haknya, hak untuk hidup layak.         



Buruh,  sepatah kata yang dekat dengan keringat, kemiskinan dan terkesankan diabaikan. Begitu kata buruh diucapkan maka yang  terbayanglah dalam pikiran kita adalah butiran keringat dan tulang bersilang, hidup berhimpitan diruang sempit dengan kemungkinan hak-haknya yang terabaikan.
Pemerintah lebih cenderung menyebutnya dengan istilah tenaga kerja, itulah sebabnya hari ini tidak ada lagi UU perburuhan, melainkan UU Tenaga Kerja, dan justeru karenanya nasib kaum buruh tidak terlindungi secara utuh, Karena tidak ada UU yang secara khusus diperuntukan baginya.
Kesejahteraan hidup, sebuah tuntutan yang layak dan sederhana tapi tak mendapat perhatian serius dari orang yang semestinya memperhatikannya, baik pemerintah maupun DPR tak mampu melahirkan UU yang bisa mengatur agar penghasilan buruh bisa untuk hidup layak. Yang ada malah membenarkan tindakan out sourching, yang didalam UU Tenaga Kerja kita diperhalus kalimatnya menjadi perjanjian kerja waktu tak tertentu, sebuah kalimat yang terkesan memusingkan kepala dalam memaknainya, padahal intinya tak lebih memperbudak manusia (buruh) oleh sekelompok manusia lainnya yang dekat dengan pengusaha / penguasa.
Pengaturan upah hanya ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan istilah upah minimum, dulu disebut Upah Minimum regional, kemudian diganti dengan upah minimum provinsi, mungkin esok lusa entah upah minimum apa lagi, sesuai dengan namanya upan minimum maka yang diterima buruh sudah dapat dipastikan sangat minim.
Soal upah ini seharusnya Pemerintah bersama DPR bisa membuat aturan perundang-undangan yang menjamin hidup dan kesejahteraan kaum buruh, dengan menetapkan ring pengupahan. Mengatur sistem upah dengan sebuah perbandingan, semisalnya 1 berbanding 15, jika upah pejabat tertinggi diperusahaan itu Rp. 45.000.000,- maka upah minimumnya Rp. 3.000.000,- Dan jika gaji presiden Rp. 75 juta rupiah  maka upah minimum bagi rakyat Rp. 5 juta perbulan.
Buruh, tenaga kerja atau apapun sebutannya, bukanlah sesuatu yang penting, hal yang menjadi tuntutan mereka sepanjang waktu adalah peningkatan kesejahteraan hidup, dan itu pulalah yang mereka perjuangkan disetiap ada kesempatan, termasuk setiap datangnya May Day, Hari Buruh sedunia. Selagi kesejahteraannya tidak diperhatikan, maka selama itu pulalah mereka akan tetap menuntut, maka jangan salahkan jika mereka turun kejalan merayakan hari buruh sedunia sambil berteriak menuntut haknya, HAK UNTUK HIDUP LAYAK.

12:56 AM | 0 comments | Read More

Mobil Anas dan Sepeda Lung Bisar

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 29, 2012 | 2:38 AM

Lung Bisar yang rakyat biasa selalu di TILANG, mesekipun dia hanya lupa memasang tutup pentil sepeda motornya.

Anas Urbaningrum kembali menunjukan belangnya, dia memakai dua mobil secara bergantian dengan nomor polisi yang sama yakni B B 1716 SDC. Saat mendampingi istrinya, Athiyyah Laila, diperiksa KPK  Anas menggunakan mobil dengan plat nomor polisi B 1716 SDC.  Sebelumnya,ketika Anas   membuka diklat SAR Nasional Anggatan I Divisi Tanggap Darurat DPP Partai Demokrat di Cibubur, dia mengendarai Mobil Toyota juga dengan pelat nomor yang sama B 1716 SDC.
Pengakuan Sopir pribadinya, mengganti plat nomor itu adalah atas inisiatifnya sendiri, dengan alasan agar tidak dikenal orang dan tidak dibuntutui orang tak dikenal. Sebuah pengakuan yang diduga kuat mengandung unsur BOHONG. Mana mungkin seorang Sopir berani secara lancang melakukan tindakan melawan hukum dengan melibatkan majikannya. Kalaupun benar itu inisiatif Sopirnya, mustahil Anas tak mengetahuinya, sungguh sesuatu yang tak masuk diakal.
Jadi, kuat dugaan bahwa penggantian plat nomor kenderaan itu adalah atas perintah Anas selaku pemiliknya, atau atas inisiatif Sopir dengan sepengetahuan dirinya, dan dengan sengaja pula membiarkan tindakan sang sopir.
Ada apa dengan angka 1716 ini, apakah ada keistimewaannya ? Atau hanya kebetulan belaka, dan siapakah sesungguhna pemilik kenderaan dengan plat nomor seperti itu.  Jika ditilik dari bilangan angka ini berjalan mundur, dari 17 menjadi 16, pertanda apakah ini ? Apakah Anas sudah mulai bermain angka-angka dan sedang memberi isyarat bahwa dia sedang menghitung mundur  yang dimulai dari 17 lanjut ke 16 dan seterusnya hingga ketitik NOL.
Publik mengetahui bahwa Ketua Partai Demokrat itu memakai 2 mobil, satu dengan Nopol  B 1584 TOM untuk Kijang Innova hitam dan satunya lagi Toyota Velfire hitam bernopol asli B 69 AUD.  Kedua nomor itu tidak cacat, bahkan untuk plat  nomor yang terakhir (69) itu memiliki nilai tambah, terdiri dari 2 angka yang bila dibolak balik tetap sama dan serinya seakan menguraikan singkatan dari Anas Urbaningrum Demokrat, cukup mengandung estetika.
Penggantian Nomor Polisi atas sebuah kenderaan itu biadsanya mengandung maksud tertentu, dan selalu dikaitkan dengan tindakan kejahatan, tapi mungkinkah Anas akan berbuat sekeji itu ?
Apapun alasannya, polisi harus segera bertindak, tidak cukup hanya sekedar meminta agar Anas mengembalikan plat nomor semula, tetapi harus diusut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Jangan mentang-mentang Anas itu seorang ketua Partai lalu diperlakukan secara istimewa, sementara Lung Bisar yang rakyat biasa selalu di TILANG, mesekipun dia hanya lupa memasang tutup pentil sepeda motornya.
2:38 AM | 0 comments | Read More

Dibawah Pohon Beringin

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, April 27, 2012 | 12:22 PM


Malam ini Partai Golkar akan menggelar rapat pleno guna membahas mekanisme pencapresan dalam Rapimnasus yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang. Menyimpang dari biasanya, hajatan serupa lazimnya selalu dilaksanakan pada bulan Oktober, kali ini bergeser kebulan April. Dimajukan jauh sebelum jadwalnya dan terkesan amat tergesa-gesa.
Sementara itu suasana ditubuh partai berlambang pohon beringin itu terasa semakin gerah, rimbunnya pohon beringin tidak lagi meneduhkan hati para elitenya yang sedang berebut tiket calon presiden  dari kader Golkar, ada beberapa nama yang sering disebut-sebut dikalangan internal mereka , diantaranya ketua umum PG Aburizal Bakrie, mantan ketua umum Jusuf Kalla, dan belakangan muncul pula nama Ketua Wantim PG Akbar Tanjung.
Ketiga nama tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kekuranganya, hubungan diantara ketiganya juga tidak terlalu mesra, JK dan Ical sudah mulai renggang sejak Munas Golkar di Pekanbaru beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Ical yang didukung oleh Akbar Tanjung mengalahkan Surya Paloh yang diusung oleh JK dalam pertarungan perebutan kursi ketua umum . Belakangan terdengar pula desas desus merenggangnya hubungan Akbar dan Ical. Tidak diundangnya Akbar selaku ketua Dewan Pertimbangan Partai dalam rapat pleno yang akan dilaksanakan malam ini seakan membenarkan kabar buruk itu.
Pengaruhnya mulai terasa kebawah, munculnya permintaan Munaslub yang diusulkan oleh sebagian DPD II merupakan pembenaran atas hal itu. Permintaan Munaslub ini cepat-cepat ditangkis oleh DPP dengan menyebutkan bahwa DPD II tidak berhak mengajukan usulan Munaslub, hak untuk mengajukan permintaan Munaslub hanya dimiliki oleh pengurus Golkar ditingkat Provinsi (DPD I).
Memanasnya suasana ditubuh Partai Golkar ini tak lain disebabkan oleh munculnya keinginan sebagian besar pengurus ditingkat DPP untuk menjadikan Ical sebagai satu-satunya calon presiden dari Partai berlambang Beringin rimbun itu. Rencana pencalonan Ical ini ternyata belum merupakan suara bulat, terbukti masih adanya keinginan dari beberapa para kader untuk mengajukan nama lain, yakni JK dan Akbar Tanjung. Kedua tokoh sepuh Golkar ini nampaknya masih punya pendukung yang kuat ditingkat bawah.
Jusuf Kala hingga kini masih adem-adem saja, tidak banyak komentar yang keluar dari beliau prihal pencalonannya, tapi Akbar Tanjung nampaknya masih punya semangat yang kuat untuk maju, terlihat sekali keinginannya untuk menantang Ical melakukan  penjaringan suara lewat konvensi Golkar seperti yang pernah dilakukannya ditahun 2004 yang lalu.
Ical, Akbar dan Jusuf Kala, adalah nama-nama yang santer terdengar menjadi calon presiden dari partai Golkar, hal ini mencerminkan bahwa Golkar memiliki segudang kader pemimpin yang siap tampil dan bersaing, namun jika dinamika politik yang cenderung memanas ini tidak dikelola dengan baik bukan tidak mungkin akan menimbulkan perpecahan didalam tubuh partai itu sendiri, dan jika kemungkinan buruk ini terjadi maka itu artinya Golkar terjebak dalam persaingan internal yang tidak sehat, pecah karena berebut kekuasaan, bukan karena ingin membela nasib rakyat.
12:22 PM | 0 comments | Read More

Lung Bisar dan Ngah Nafis

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, April 23, 2012 | 8:36 PM

Lung Bisar bergegas kekantor polisi untuk memperpanjang  Surat Izin Mengemudinya yang sudah hampir berakhir masa berlakunya. Sebagai warga negara yang baik dia tak mau dipersalahkan karena mengemudi kenderaan tanpa SIM. Dan dia lebih tak mau lagi kalau sampai ditilang ditengah jalan,  malu.

Saat mengisi formulir dan menyusun kelengkapan administrasi yang akan diajukannya, salah seorang polisi bertanya, apakah Lung Bisar sudah memliki kartu INAFIS.

“Oooo ........ Ngah Nafis, ya ya saya tau ?” jawabnya sambil bergegas meninggalkan kantor polisi itu, dia langsung meluncur ke Warung kopi Pak Bual tempat Ngah Nafis biasa mangkal.
Tapi diperjalanan dia kebingungan, sambil memutar otaknya dia bertanya dalam hati. “Mengapa Polisi itu tiba-tiba menanyakan Ngah Nafis, apa hubungannya ? Ah ada-ada saja polisi ni,” desisnya dalam hati.

Setibanya diwarung Pak Bual, matanya langsung tertuju kesalah satu meja disudut ruangan tempat dimana Ngah Nafis biasa duduk menyeruput kopi, lalu dengan tidak membuang waktu lagi dia langsung mengajak konconya itu kekantor Polisi. Sang temanpun tak banyak tanya lagi langsung mengikut saja, dan setibanya dikantor polisi dia langsung menemui polisi yang tadi melayaninya.

“Ini Ngah Nafis yang bapak maksudkan itu,” katanya sambil tersenyum bangga karena sudah berhasil membawa Ngah Nafis kekantor polisi.
“Waduh Pak Lung, ini pasti salah .......... kata pak Polisi itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi belum sempat polisi itu melanjutkan kata-katanya tiba-tiba Lung Bisar menjawab dengan penuh keyakinan.
“Tidak salah lagi pak, inilah orang yang bernama Ngah Nafi itu, satu-satunya dinegeri ini” potong Lung Bisar dengan penuh semangat.
“Dengar baik-baik ya pak,” ujar polisi itu dengan sedikit menekan rasa geli dihatinya, “jangan potong pembicaraan saya dulu ya.”
“Ya,” jawab Lung Bisar dengan tegas.
“Yang saya maksudkan itu adalah kartu Indonesia Automatic Fingerprint Identification System  atau lazim disebut dengan kartu INAFIS, setiap orang yang ingin mengurus SIM dianjurkan membuat kartu ini, gunanya agar polisi memiliki data yang otentik bagi setiap orang, sehingga memudahkan penyelidikan dan memperlancar urusan polisi dalam melayani masyarakat. Kartu ini juga bisa meminimalisir kejadian salah tangkap.” Ujar polisi itu dengan panjang lebar.
“Tapi kan sudah ada E-KTP, kata Pak Camat datanya juga lengkap,” jawab Lung Bisar.
“Iya pak Lung, E-KTP itu kartu dari kemendagri, ini kartu dari kepolisian.”
Lung Bisar bertambah tak mengerti dengan apa yang sedang dihadapinya, dulu waktu mengurus e ktp disebutkan bahwa kartu itu memuat data tiap-tiap warga dengan lengkap dan menjadi satu-satunya bukti identitas diri, berlaku dan dapat diakses diseluruh wilayah republik Indonesia karena sistemnya sudah online, tapi mengapa masih ada lagi kartu Ngah Nafis , (eh kesasul,  Kartu Inafis) apakah tidak tumpang tindih dan bila ini dibiarkan apakah tidak akan muncul instansi lain yang membuat kartu sejenis dengan alasan yang sama pula. “Kalau sudah begini, uang dalam dompet akan terkuras dan berganti dengan beragam  kartu identitas,”  kata Lung Bisar dalam hatinya, dan ucapan itu menjadi penutup lamunan panjangnya tentang kartu Inafis yang dengan tanpa disengaja telah dipelesetkannya menjadi Ngah Nafis.
8:36 PM | 0 comments | Read More

Pak BUAL

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 22, 2012 | 10:01 AM

Raut wajahnya seakan mencerminkan kegelisahan hatinya, warung kopi milik keluarga yang dikuasakan padanya kini mulai sedeng (hampir bangkrut). Sementara para sepuh dan ahli waris atas warung nenek moyangnya itu kini sudah mulai memandang sinis terhadap dirinya, ada yang menilainya tak becus, kurang tegas, dan lain sebagainya.
Kondisi warung kopi itu sebenarnya tidaklah parah - parah amat, pelanggannya masih tetap ramai sepanjang hari, jualan laku terus, tapi keuntungannya tidak jelas,  hasil penjualannya entah kemana dan setiap hitung-hitungan tekor melulu, jangankan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan membayar gaji perbulan saja  hampir-hampir tak mampu. Para ahli warispun naik pitam dibuatnya , jangankan mendapat bagian keuntungan malah mereka diminta nombok.
Raut wajah Pak Bual semakin tak selesai, kerut dahinya bertambah jelas akibat pusing berpikr melulu, kantong matanya semakin tebal karena sepanjang malam kesulitan tidur. Ditambah lagi ulah rekan sejawatnya yang tersangkut masalah hukum karena ketahuan main mata dengan pendongkel laci kasir, membelanjakan uang dengan seenaknya, mark up dana belanja modal dan lain sebagainya.
Raut wajah Pak Bual kian kusut, manakala para peramu adonan kopi gulanya menuntut kenaikan upah dengan ancaman mogok serentak. Pramusajinya juga membuat ulah sehingga menimbulkan protes dikalangan pelanggan. Ulah tukang masak didapur juga tak kalah memusingkan kepalanya, kayu habis dilalap api tapi airnya mentah, sekali lagi para pelanggannya protes dan membuat uban pak Bual semakin putih  menabur.
Kerisauan hati Pak Bual semakin menjadi-jadi, manakala dia menganjurkan untuk berhemat, malah disambut dengan cibiran, karena dia sendiri sangat boros menggunakan anggaran, untuk kepentingan rapat didapur saja menghabiskan dana milyaran rupiah. Lain lagi dengan gayanya yang ingin tampil wah seperti pemilik super market, pergi belanja kepasar untuk membeli kopi gula sebenarnya cukup pakai sepeda, hemat energi, tidak pakai BBM, dan tidak perlu bayar uang parkir, tapi Pak Bual malah pesan pesawat dengan anggaran yang fantastis, wah dia tak mau kalah dengan pemilik KFC yang asal negeri super power itu.
Sekali waktu dia coba untuk curhat seakan ingin berbagi dan menyampaikan keresahan hatinya, eeee  malah menjadi bahan olok-olokan orang banyak karena curhatnya itu bocor keluar. Entah siapa yang gatal mulut membukanya kepublik tak ada satupun yang tau, dan sebagaimana kebiasaannya dibentuklah pansus untuk menelidiki pelakunya.
Sampai cerita ini ditulis, raut wajah pak bual belum juga jernih seperti sediakalanya, terdengar kabar bahwa Yusril menggugat ke Mahkamah Konstitusi.  Ada kemungkinan kerja kerasnya untuk menaikan harga secangkir kopi akan kandas dalam gugatan di MK, dan saya tak bisa membayangkan lagi betapa kusamnya wajah Pak Bual selanjutnya.
10:01 AM | 0 comments | Read More

Vonis Untuk Nazar

Hakim pengadilan tipikor telah mengetuk palu , menjatuhkan hukuman 4 tahun 10 bulan penjara, plus denda Rp 200 juta untuk seorang terdakwa fenomenal  M. Nazaruddin.  Mantan bendahara Partai Demokrat itu dinyatakan terbukti  bersalah dan dijatuhi hukuman yang lebih ringan dari tunututan jaksa  7 tahun penjara plus denda Rp. 300 juta.  
Persidangan yang melelahkan dan melibatkan banyak nama elite politik negeri ini berakhir dengan keputusan yang mencerminkan betapa istimewanya seorang Nazaruddin. Dengan pertimbangan hukum dan segala aspeknya hakim  pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis hampir separuh dari tuntutan Jaksa, sesuatu yang jarang terjadi untuk seorang awam.
Hakim sudah mengetuk palu untuk Nazar, jika peristiwa ini menjadi akhir dari segala tuntutan hukum, maka Vonis 4 tahun 10 bulan itu bukan sesuatu yang berat baginya. Jumlah itu masih   dikurangi lagi dengan masa tahanan sebelum vonis,  kemudian pada hari besar keagamaan dan hari proklamasi  dia akan mendapat remisi,  selanjutnya dia bisa menjalani masa asimilasi dan memperoleh pembebasan bersyarat, alhasil bil husal bisa jadi awal tahun depan Nazaruddin akan melenggang keluar menghirup udara bebas.
Nazaruddin sudah divonis, tapi bukan berarti menjadi akhir dari segala  proses pengadilan atas kasus tersebut. Masih ada PR KPK untuk menindaklanjuti keterangan Nazar dalam persidangan yang menyebutkan nama-nama tokoh dan elite partai yang terlibat didalamnya. Angelina Sondakh, I Wayan Koster, Anas Urbaningrum,  dan lainnya adalah orang yang menurut Nazaruddin sebagai orang yang kecipratan aliran dana haram tersebut.
Orang yang dituding Nazaruddin itu belum tentu bersalah secara hukum, tetapi apa yang diungkapkan Nazar didepan persidangan tidak bisa diabaikan begitu saja, tidak bisa dipandang  sebagai dongeng pengantar tidur, harus ada tindak lanjutnya. Itu adalah kesaksian dibawah sumpah yang dengan sendirinya menjadi  bukti hukum . Oleh karenanya ada kewajiban penegak hukum untuk mengusutnya secara tuntas, itupun jika negeri ini memang berhasrat ingin memberantas korupsi hingga keakar-akarnya.
Sementara itu terhadap Nazaruddin juga demikian, putusan itu selayaknya bukan akhir dari segala-galanya, masih ada beberapa kasus lain yang sedang menunggunya, seperti kasus Hambalang, vaksin flu burung, pencucian uang dan satu hal lagi yang tak boleh dilupakan adalah keberadaan isterinya yang hingga kini masih buron, jia tertangkap bukan tak mungkin ada kasus lain yang melibat dirinya.
Selamat berpikir, kalau memang masih ada yang harus dipikirkan.
9:58 AM | 0 comments | Read More

Kartini Baru

Angelina Sondakh, anggota DPR dari Fraksi PD, yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Wisma Atelit hingga hari ini belum juga diperiksa oleh KPK. Penetapannya diumumkan langsung oleh ketua KPK pada tanggal 3 Februari yang lalu, masih segar dalam ingatan kita gaya Abraham Samat yang tampil sendiri didepan publik tanpa didampingi oleh komisioner yang lain.
Dibalik pengumuman tersebut beredar isu peristiwa Abraham menggebrak meja, menandakan ada ketidak sesuaian diantara mereka sesama komisioner KPK.
Ketidak kompakan itu sendiri dibantah oleh ketua KPK yang lain, dengan tegas mereka menolak disebut ada perpecahan diantara mereka, yang ada hanyalah perbedaan pendapat dan itu syah adanya serta tidak menimbulkan perpecahan diantara pimpinan KPK.
Lambatnya pemeriksaan terhadap Anggie sebagai tersangka itu seakan menguatkan dugaan akan kebenaran isu perpecahan dimaksud. Seseorang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka tanpa berlama-lama langsung ditahan oleh KPK. Wa Ode misalnya, tidak berapa lama setelah ditetapkan sebagai terangka, langsung masuk bui. Sementara Anggie, jangankan ditahan diperiksapun tidak.
Banyak hal yang aneh dalam kasus ini, penetapan Anggie sebagai tersangka yang juga merupakan orang penting ditubuh partai demokrat ini awalnya diharapkan menjadi pintu masuk bagi tersangka yang lain, kini malah mandek ditengah jalan.
Bambang menyebutkan alasan terlambatnya pemeriksaan Anggie terkait jumlah penyidik KPK yang terbatas, sementara seorang Iwan Piliang dalam akun twiternya menulis "@IwanPiliang, dia menulis, 'Bung Samad, ketua @KPK_RI sakit. Kuat dugaan saya, slh satu krn lenyap semua data pemeriksaan Angie apel washington."
Membaca status Bung Iwan tersebut kembali mengingatkan kita pada cerita Apel Malang dan Apel washington, lengkap dengan istilah Ketua Besar dan Bos Besarnya, yang terungkap dalam persidangan Mindo rosalina. Siapa yang disebut dengan Ketua dan Bos besar itu kemudian diperjelas dalam persidangan Nazaruddin.  Selanjutnya terurailah secara panjang lebar kisah aliran dana haram itu, bak lagu Bengawan Solo, Dananya mengalir sampai jauh, akhirnya ke Laut.
Jaringan koruptor yang terlibat dan diduga menerima aliran dana haram itu disebut-sebut seorang Ketua Partai, tapi sang ketua Partai hingga hari ini tak tersntuh, bahkan dengan sombongnya beliau mengatakan "jangankan terlibat dipanggil bersaksi saja tidak."
Dalam tuntutan yang dibacakan Jaksa atas terdakwa Nazaruddin pada perkara suap Wisma Atelit senilai Rp4,6 miliar di Pengadilan Tipikor Jakarta, tanggal 2 April yang lalu, disebutkan adanya aliran dana Rp5 miliar diterima Angie dan Wayan Koster pada 5 Mei 2010. Lebih jelasnya lagi diterangkan bahwa Angie menerimanya dari Mindo Rosalina Manulang. Jadi, keterlibatan Anggie dalam kasus ini sungguh sesuatu yang terang benderang, namun entah apa gerangan yang menghalangi langkah KPK sehingga sampai hari ini, jangankan untuk menangkap Anggie, berniat memeriksanya saja belum, baru sebatas pemeriksaan saksi. Lebih ironisnya lagi PD Demokrat hingga kini belum mengambil sikap terhadap kadernya itu, akibatnya Gedung DPR RI yang semestinya menjadi tempat orang-orang terhormat, kini berisikan seorang tersangka, dan tidaklah berlebihan kiranya jika pada hari Kartini nanti Anggie dinobatkan sebagai Kartini baru , seorang kartini yang lahir diabad modern, wajahnya cantik dan anggun, tangan kanannya mengenggam apel malang dan apel Washington ditangan kirinya. Dengan sepatu tumit tinggi dia berdiri melindungi Ketua dan Bos besar dibelakangnya, dan kitapun berdiri untuk menyambut kehdairannya sambil menyanyikan lagu  Ibu kita kartini.
9:56 AM | 0 comments | Read More

Ujian Nasional

Sekelompok polisi bersenjata lengkap nampak siaga diberbagai tempat, mulai dari kota besar hingga sampai kepelosok terpencil, mereka ditugasi mengawal soal Ujian Nasional mulai dari  percetakan sampai kesekolah tempat anak didik kita menjalani ujian. Sebelum penyelenggaraan ujian dilakukan soal-soal yang dianggap keramat itu harus disimpan di kantor polisi setempat.
Sedemikian cermatnya pemerintah menjaga keselamatan soal UN dari kebocoran, dijaga ketat dan penuh kehati-hatian, satu milipun jarak tempuh soal UN ini tak boleh ada yang alpa dari pengawasan. Bila tenaga Polisi setempat tidak mencukupi, TNI siap memberikan bantuan.
Makin dekat hari H nya, penjagaan semakin diperketat, seokolah-sekolah disterilkan dari segala kemungkinan kebocoran soal, kakus dan kantin juga menjadi tempat yang harus diperhatikan dengan seksasama agar tidak disusupi oleh para pembocor, dan pemberi kunci jawaban soal.
Sedemikian mencekamnyakah Ujian Nasional ini ?
Mungkinkah anak-anak didik yang akan ikut ujian sebelum masuk lokal harus diperiksa dulu dengan alat detector, bila perlu ditelanjangi disebuah ruangan khusus untuk diteliti apakah ada catatan disekujur tubuhnya.
Apakah Guru-guru pengawas dari sekolah yang bersangkutan harus dipindahkan kesekolah lain, bila perlu tak usah ikut mengawas cukup berkaluk dalam kain sarung sambil berdo'a diatas tempat tidurnya dirumah, sebagai penggantinya bisa  diambil dari juru parkir dipasar sebagai pengawas, mereka dianggap jauh lebih aman dari gurunya sendiri karena kesehariannya hanya memakai 4 kata, "terus, kiri, kanan dan stop", jadi tak perlu dicurigai.
Perlukah diambil tindakan yang sedemikian itu, sehingga tiap-tiap orang yang terlibat dalam UN ini harus dicurigai secara berlebihan, mereka diwajibkan meletakan telepon genggamnya ditempat yang telah ditentukan, bila perlu signal dari BTS terdekat dengan sekolah harus dimatikan agar tidak ada komunikasi dari luar kesekolah.
Jika sudah demikian halnya,  seluruh perhatian dan segenap tenaga dan pikiran bangsa ini ditumpahkan sepenuhnya pada pelaksanaan Ujian nasional, maka  makna Ujian Naional ini akan berubah dari ujian untuk kelulusan seorang murid dari sekolahnya menjadi ujian kejujuran bagi bangsa ini secara nasional, sungguh sangat memalukan.
9:54 AM | 0 comments | Read More

Melintasi Jembatan Siak III

Tersiar kabar bahwa Kadin Riau menyurati Gubernur agar menutup total jembatan Siak III, kondisinya sudah mengkhawatirkan, mengancam keselamatan masyarakat yang melintasinya.
Benarkah kekhawatiran pihak Kadin ini,  bukankah jembatan dimaksud baru saja diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Riau pada  3 Desember 2011, diberi nama Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah. Dalam penjelasannya waktu itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan jembatan dengan ukuran 520 X 11 meter (P X L) itu difungsikan tanpa pembatasan beban kendaraan yang melintas, dibangun dengan biaya Rp136 miliar, dari Anggaran Pendapataan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi , dan diperkirakan tahan sampai 50 tahun.
Kalau dibandingkan dengan penjelasan Kadis PU tersebut, kekhawatiran Kadin Riau itu terasa sangat berlebihan, mengada-ada. Kadis PU menjamin tahan sampai 50 tahun Kadin malah beranggapan mengancam keselamatan pengguna. Tapi itulah kenyataannya, kekhawatiran kadin ini juga merupakan kekhawatiran masyarakat, terutama bagi warga Rumbai yang sering melintas diatasnya, kondisinya sedikit mencurigakan, ada pemandangan aneh, melengkung dibagian tengahnya (turun kebawah), membuat hati merasa gamang, ngeri-ngeri sedap saat melintasinya, dan oleh karena itu pulalah pernah ada permintaan agar jembatan itu ditutup sementara untuk diteliti ulang.
Memang pemerintah telah melakukan uji teknis atas jembatan dimaksud, tapi sayangnya hingga kini hasilnya tidak pernah diumumkan kepublik, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa ada sesuatu yang tak beres atas pembangunan jembatan ini, dan akhirnya muncullah surat Kadin yang meminta Jebatan itu ditutup total.
Selayaknya, Dinas pekerjaan umum segera mengumumkan hasil uji tekhnis dan kelayakan jembatan itu kepada masyarakat. Sampaikanlah apa adanya, masyarakat barangkali tidak siap menerima kenyataan jika jembatan itu ditutup total, tetapi akan lebih tidak siap lagi jika jembatan itu roboh dan menelan korban seperti yang terjadi di Kutai Kartanegara setahun yang lalu.
Jembatan itu dibangun dengan uang rakyat, diberi nama Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, sebuah nama yang diambil dari raja kelima kerajaan Siak Sri Indrapura. Menurut catatan sejarah kota Pekanbaru Sang sultan dianggap paling berjasa mengembangkan kota Pekanbaru dari sebuah perkampungan kecil yang bernama Senapelan hingga kini menjadi kota perdagangan dan ibu kota Provinsi Riau.
Penabalan nama besar Allahyarham baginda sultan  tentu dengan harapan agar jembatan ini memiliki arti yang sama besar dan pentingnya dengan nama yang disandangnya, bermanfaat bagi masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya dan tidak roboh sebelum waktunya. Semoga !
9:52 AM | 0 comments | Read More

Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 8, 2012 | 12:49 AM

Publik tidak lagi memandang upaya dan kerja keras wamenkum ham sebagai bagian dari penegakan hukum tapi lebih pada sikap arogansi dan over acting yang berbuah pada pelanggaran hukum.
Dalam tiga hari terakhir ini  nama kota Pekanbaru menjadi buah bibir, berbagai media memberitakannya, namanya mendadak akrab dengan lidah penyiar  dan telinga pemirsa teve, menjadi sesuatu yang wajib ditulis oleh para wartawan cetak. Pokoknya, tiada hari yang terlewatkan tanpa memberitakan Pekanbaru.
Berita yang menghebohkan itu, pertama penangkapan anggota DPRD Riau oleh KPK dan kedua Sidak Wamenkum Ham Denny Indrayana ke LP Pekanbaru.
12:49 AM | 0 comments | Read More

Menjaring Koruptor di Riau

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, April 5, 2012 | 10:01 AM

Jika angin segar ini benar-benar berhembus maka kuat dugaan akan banyak lagi koruptor di Riau yang bakal menjadi tangkapan KPK
 
Selasa 3 April 2012, warga Riau dihebohkan oleh kabar penangkapan 13 orang yang diduga melakukan tindak pidana penyuapan dalam pembahasan perda penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012. Ke 13 orang yang diciduk oleh KPK ini terdiri 7 Orang anggota DPRD Riau, 4 orang dari kalangan pengusaha dan 2 orang PNS Dispora.
10:01 AM | 0 comments | Read More

Mundurlah Dikau Har !

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, March 2, 2012 | 8:44 PM

Timnas kita bertekuk lutut, terkulai layu tak berdaya, dibantai oleh lawan mainnya dengan mudah seperti menggulai ayam sayur.
Kalah menang dalam sebuah pertandingan soal biasa, kalau tak ada yang kalah, tentu tidak ada yang menang. Tapi, jika kekalahan itu sampai 10 - 0 kosong, dia bukan menjadi hal yang biasa lagi tapi sudah bergeser menjadi sesuatu yang binasa.
8:44 PM | 0 comments | Read More

Telat Sebulan

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, February 19, 2012 | 8:48 PM


Suharno dan Suharni, adalah sepasang pengantin baru, usia perkawinannya belum cukup tiga bulan. Suatu ketika mereka mendengar info ada wisata Bono yang katanya merupakan fenomena alam terunik, maka merekapun memutuskan untuk berbulan madu ke Sei. Manasib, hampir dua minggu mereka disana, menyaksikan gulungan air yang menderu saat air mulai pasang. diawal .
8:48 PM | 0 comments | Read More

Tugu Zapin

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, February 16, 2012 | 1:23 PM

Tarian Zapin dalam khazanah budaya Melayu, adalah tarian yang ditampilkan secara santun, diiringi petikan Gambus dan tingkah Marwas, plus syair lagu yang menghibur dan mengandung unsur nasehat, bukan tarian dengan perempuan yang menungging sambil menunjukan (maaf) belahan pantatnya

TUGU  yang menimbulkan pro dan kontra  itu terletak di pertigaan Jl Sudirman, dan Gajah Mada Pekanbaru persis didepan Kantor Gubernur Riau. Menghadap ke Timur,  membelakangi kantor Gubernur yang berada disebelah Baratnya.
1:23 PM | 0 comments | Read More

Walikota Pekanbaru

Setelah melalui proses yang panjang dan berliku, akhirnya duet Firdaus - Ayat resmi menjadi Walikota dan wakil walikota Pekanbaru. Dilantik oleh Rusli Zainal pada Kamis 26 Januari 2012 dalam rapat Paripurna DPRD Kota Pekanbaru disebuah  Hotel  di pekanbaru.
Pelantikannya menjadi orang nomor  satu dikota Pekanbaru, diharapkan menjadi akhir dari semua perselisihan dan sengketa politik yang terjadi selama ini, sekaligus menjadi titik awal untuk merajut kembali tali silaturrahmi yang selama ini pernah genting atau bahkan terputus akibat persaingan merebut kursi kekuasaan tersebut.
1:21 PM | 0 comments | Read More

Satu Persatu Mantan Pejabat Riau di Ciduk KPK

Satu lagi mantan pejabat di Riau dikutip oleh KPK untuk diadili, setelah Bupati Pelalawan Tengku Azmun Ja'far divonis  oleh pengadilan TIPIKOR selama 11 tahun penjara. Kini KPK menahan Burhanuddin Husin mantan Bupati kampar yang juga mantan Kadishut Riau. Sebelumnya mantan  Bupati Siak Arwin AS, dan mantan Kepala Dinas Kehutanan Riau Asral Rahman juga sudah sudah divonis, menyusul kemudian mantan Kadishut Riau lainnya yakni Syuhada Tasman, kesemuanya tersangkut dalam kasus yang sama,
1:19 PM | 0 comments | Read More

Kisah Pilu, Pemilu Kada Pekanbaru

Pemilukada seyogyanya menjadi kesempatan bagi rakyat untuk menggunakan hak konstitusinya dalam negara yang menganut faham demokrasi, sekaligus menjadi ajang untuk menguji apakah calon kepala daerah yang diajukan parpol adalah seorang tokoh yang mampu dan diterima oleh rakyatnya.
1:17 PM | 0 comments | Read More

Valentine's Day di Bagansiapi-api

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, February 13, 2012 | 11:23 PM



Kuat  dugaan bahwa perayaan hari kasih sayang di Bagan siapi-api ini adalah upaya terselubung untuk menggeser  nilai-nilai budaya yang dipahami oleh anak tempatan


Hari Valentine, (Valentine's Day) atau disebut juga sebagai Hari Kasih Sayang, pada awalnya merupakan pesta Santo Valentinus, yang dianggap sebagai sebuah hari raya di Gereja Katholik Roma. Pesta ini dilaksanakan berdasarkan keputusan Paus Gelasius I dan dirayakan untuk pertama kalinya pada 14 Februari 496.
11:23 PM | 0 comments | Read More

Kacamata Lung Bisar

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, February 8, 2012 | 10:40 AM


Setiap orang yang memakai kacamata hijau dikampung itu menjadi bahan tertawaan warga, dianggap sama dengan kacamata kambing Lung Bisar. 
Musim hujan membuat Lung Bisar harus bekerja ekstra, hujan yang turun dipagi dan sore hari membuat dia kesulitan mencari rumput untuk makanan kambing piaraannya. Apalagi kambing-kambing itu sudah terbiasa memakan rerumputan hiljau, rumput yang sudah agak layu dan sedikit berubah warna sudah tak dimakannya lagi. Alhasil kambing-kambingnya menjadi kurus, dan inilah yang membuat Lung Bisar memutar otaknya mencari akal bagaimana supaya rumput yang sudah diambilnya tetap utuh warna hijaunya, walau sudah berhari-hari berada didalam kandang kambing.
10:40 AM | 0 comments | Read More

Aroma Belacan Bakar

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, February 3, 2012 | 12:53 AM


Siang dengan mentari yang menyengat tubuh, Lung Bisar berhenti didepan sebuah rumah makan. Lama dia berdiri disitu hingga  pemilik warung itupun datang menghampirinya, mengajaknya masuk dan menawarkan hidangan yang tersedia. Lung Bisar sadar bahwa tawaran itu bukanlah tawaran yang gratis karena dia tau tabiat pemilik warung yang bakhil itu, sementara disakunya hanya ada beberapa keping uang logam sisa membayar sebotol Bi cui dan sekeping kue Bijan di kedai Helam.
“Masuk Lung, masih banyak meja yang kosong,” tutur pemilik warung itu.
”Ma kasih”, jawab Lung Bisar. Biarlah saya berdiri disini sejenak menikmati aroma bakar Belacan dari dapur tuan,” sambungnya lagi.
12:53 AM | 0 comments | Read More

Secangkir Kopi Pahit dari Lung Bisar

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, January 31, 2012 | 1:40 AM


Sambil mendendangkan lagu Dindung Badindung, Ngah Leman mengharungi Sungai Rokan, menyeberang  dari Suak Temonggung menuju Batu Enam untuk bertemu dengan konco belangkinnya Lung Bisar.
Sambil mendayung sampan dia terus berdendang, sesekali ditimpali dengan siulan kecil, meski keringatnya bercucuran  namun dia tetap mengayuh menuju pantai tujuan.
Semilir angin yang bertiup menambah semangat dan tenaganya dan dengan bersusah payah akhirnya tiba jualah ia dirumah yang dituju, pondok kediaman Lung Bisar yang terletak ditengah ladang yang membentang.
Kehadiran Ngah Leman disambut hangat oleh Lung Bisar dengan segelas kopi tubruk sebagai pelepas dahaga.
1:40 AM | 0 comments | Read More

Tugu Maut

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, January 24, 2012 | 10:24 PM


Sebuah mobil menabrak rombongan pejalan kaki di sekitar kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Belakangan diketahui bahwa pengemudi mobil itu bernama Afriyani dibawah pengaruh  obat dan minuman keras akibatnya 8 orang tewas di tempat sementara 1 orang tewas setelah sempat menjalani perawatan di RSPAD. Kini Afriyani dan tiga penumpang lainnya menjadi tersangka.
Kemudian muncul ide untuk membangun TUGU PERINGATAN dilokasi kejadian tersebut, dan ide ini mendapat sambutan dari  Wakil Ketua Komisi V DPR, Muhidin Mohamad Said, dia setuju dengan usul pembangunan tugu tersebut. Tugu itu bisa menjadi “PERINGATAN”, supaya kendaraan lebih berhati-hati.
"Itu hal yang bagus, saya dukung. Bisa jadi pertanda agar pengemudi tidak sembarangan," ujar politisi Golkar itu kepada media, Selasa (24/1/2012).
Ide membangun Tugu itu memang bagus, disamping menjadi sebuah PERINGATAN  juga bisa memperindah kota, tapi persolan yang mengemuka saat ini bukanlah sekedar mengingatkan para pengendara akan keselamatan pejalan kaki, lebih dari itu adalah,  soal peredaran Narkoba yang masih banyak disekeliling kita.
Insiden tewasnya 9 pejalan kaki itu adalah akibat ulah sopir yang mengemudikan mobilnya dalam keadaan mabuk, hasil pemeriksaan kedapatan  Afriyani  dan 3 rekannya yang lain positif mengkonsumsi ekstasi, sabu, ganja dan wiski. Mabuk Narkoba dan minuman keras Inilah yang menjadi pangkal balanya.
10:24 PM | 0 comments | Read More

Rosa Bernyanyi, Abraham Berjanji, Rakyat ...... ?

Bakal ada calon tersangka baru dalam kasus Suap Wisma Atelit , Kata Ketua KPK Abraham Samad dalam menanggapi kesaksian Mindo Rosalina Manulang saat bersaksi atas perkara Nazaruddin di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/1). Dia juga menambahkan bahwa sejumlah nama yang disebutkan Rosa dalam persidangan akan diperiksa, meskipun dia seorang ketua  Partai.
Pernyataan ketua KPK ini membuat kita sedikit berbesar hati dan kembali menaruh harapan bahwa hukum dinegeri ini bisa ditegakan tanpa pandang bulu, apakah dia seorang ketua partai yang sedang berkuasa, atau wanita cantik yang dekat dengan penguasa, semuanya sama dan setara dimata hukum
9:50 PM | 0 comments | Read More

Kegaduhan Politik

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, January 3, 2012 | 9:10 AM

Sambil menemani ibu negara yang terbaring sakit di RSPAD, Presiden berpesan dalam pidato tutup tahunnya dengan harapan agar tahun 2012 mendatang tidak ada lagi "Kegaduhan Politik".
Sebuah harapan yang tak berlebihan tentunya, dan seluruh rakyat setuju bahwa kegaduhan dalam bentuk apapun tetap tidak bermanfaat, bahkan cenderung menyusahkan, apalagi yang namanya kegaduhan politik tentu akan lebih menyengsarakan lagi.
Tapi, jika melihat gejala dipenghujung tahun 2011, dimana para politisi dan partai politik sudah memasang kuda-kuda menghadapi pemilu dan pilpres 2014, maka bukan mustahil kegaduhan politik akan lebih besar dari tahun sebelumnya.
9:10 AM | 0 comments | Read More