Setiap orang yang memakai kacamata hijau
dikampung itu menjadi bahan tertawaan warga, dianggap sama dengan kacamata
kambing Lung Bisar.
Musim hujan membuat Lung Bisar harus
bekerja ekstra, hujan yang turun dipagi dan sore hari membuat dia kesulitan mencari
rumput untuk makanan kambing piaraannya. Apalagi kambing-kambing itu sudah
terbiasa memakan rerumputan hiljau, rumput yang sudah agak layu dan sedikit berubah
warna sudah tak dimakannya lagi. Alhasil kambing-kambingnya menjadi kurus, dan
inilah yang membuat Lung Bisar memutar otaknya mencari akal bagaimana supaya
rumput yang sudah diambilnya tetap utuh warna hijaunya, walau sudah
berhari-hari berada didalam kandang kambing.
Suatu ketika cucunya si Kentil minta
dibelikan kacamata mainan. Tak lengah lagi Lung Bisar langsung meluncur ke
PAJAKJAUH guna membelikan kacamata untuk cucunya itu.
Saat memilih-milih kacamata mainan
inilah muncul ide dikepala Lung Bisar untuk membelikan kacamata buat kambing-kambingnya,
maka dipilihnyalah lima
buah kacamata, satu untuk cucunya si Kentil dan sisanya untuk
kambing-kambingnya. Khusus buat kambing itu dia pilihkan kacamata berwarna
hijau, dengan harapan setelah memakai kacamata itu nanti rumput layu yang mulai
menguning itu akan terlihat berwarna hijau segar.
Setibanya dirumah, Lung Bisar
langsung pergi kekandang kambingnya untuk memasangkan kacamata hijau itu, tapi tidak
didapat keterangan lebih lanjut apakah kambing-kambing Lung Bisar semakin segar
atau malah sebaliknya makin tak mau makan, namun satu hal yang jelas setiap
orang yang memakai kacamata hijau dikampung itu menjadi bahan tertawaan warga, dianggap
sama dengan kacamata kambing Lung Bisar.
0 comments:
Post a Comment