Malam ini Partai Golkar akan
menggelar rapat pleno guna membahas mekanisme pencapresan dalam Rapimnasus yang
akan dilaksanakan pada Juli mendatang. Menyimpang dari biasanya, hajatan serupa
lazimnya selalu dilaksanakan pada bulan Oktober, kali ini bergeser kebulan
April. Dimajukan jauh sebelum jadwalnya dan terkesan amat tergesa-gesa.
Sementara itu suasana ditubuh
partai berlambang pohon beringin itu terasa semakin gerah, rimbunnya pohon
beringin tidak lagi meneduhkan hati para elitenya yang sedang berebut tiket
calon presiden dari kader Golkar, ada
beberapa nama yang sering disebut-sebut dikalangan internal mereka , diantaranya
ketua umum PG Aburizal Bakrie, mantan ketua umum Jusuf Kalla, dan belakangan
muncul pula nama Ketua Wantim PG Akbar Tanjung.
Ketiga nama tersebut
masing-masing memiliki keunggulan dan kekuranganya, hubungan diantara ketiganya
juga tidak terlalu mesra, JK dan Ical sudah mulai renggang sejak Munas Golkar
di Pekanbaru beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Ical yang didukung oleh Akbar
Tanjung mengalahkan Surya Paloh yang diusung oleh JK dalam pertarungan
perebutan kursi ketua umum . Belakangan terdengar pula desas desus
merenggangnya hubungan Akbar dan Ical. Tidak diundangnya Akbar selaku ketua
Dewan Pertimbangan Partai dalam rapat pleno yang akan dilaksanakan malam ini
seakan membenarkan kabar buruk itu.
Pengaruhnya mulai terasa kebawah,
munculnya permintaan Munaslub yang diusulkan oleh sebagian DPD II merupakan
pembenaran atas hal itu. Permintaan Munaslub ini cepat-cepat ditangkis oleh DPP
dengan menyebutkan bahwa DPD II tidak berhak mengajukan usulan Munaslub, hak
untuk mengajukan permintaan Munaslub hanya dimiliki oleh pengurus Golkar
ditingkat Provinsi (DPD I).
Memanasnya suasana ditubuh Partai
Golkar ini tak lain disebabkan oleh munculnya keinginan sebagian besar pengurus
ditingkat DPP untuk menjadikan Ical sebagai satu-satunya calon presiden dari
Partai berlambang Beringin rimbun itu. Rencana pencalonan Ical ini ternyata belum
merupakan suara bulat, terbukti masih adanya keinginan dari beberapa para kader
untuk mengajukan nama lain, yakni JK dan Akbar Tanjung. Kedua tokoh sepuh
Golkar ini nampaknya masih punya pendukung yang kuat ditingkat bawah.
Jusuf Kala hingga kini masih adem-adem
saja, tidak banyak komentar yang keluar dari beliau prihal pencalonannya, tapi
Akbar Tanjung nampaknya masih punya semangat yang kuat untuk maju, terlihat
sekali keinginannya untuk menantang Ical melakukan penjaringan suara lewat konvensi Golkar
seperti yang pernah dilakukannya ditahun 2004 yang lalu.
Ical, Akbar dan Jusuf Kala,
adalah nama-nama yang santer terdengar menjadi calon presiden dari partai
Golkar, hal ini mencerminkan bahwa Golkar memiliki segudang kader pemimpin yang
siap tampil dan bersaing, namun jika dinamika politik yang cenderung memanas
ini tidak dikelola dengan baik bukan tidak mungkin akan menimbulkan perpecahan
didalam tubuh partai itu sendiri, dan jika kemungkinan buruk ini terjadi maka
itu artinya Golkar terjebak dalam persaingan internal yang tidak sehat, pecah
karena berebut kekuasaan, bukan karena ingin membela nasib rakyat.
0 comments:
Post a Comment