Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Melintasi Jembatan Siak III

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 22, 2012 | 9:52 AM

Tersiar kabar bahwa Kadin Riau menyurati Gubernur agar menutup total jembatan Siak III, kondisinya sudah mengkhawatirkan, mengancam keselamatan masyarakat yang melintasinya.
Benarkah kekhawatiran pihak Kadin ini,  bukankah jembatan dimaksud baru saja diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Riau pada  3 Desember 2011, diberi nama Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah. Dalam penjelasannya waktu itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan jembatan dengan ukuran 520 X 11 meter (P X L) itu difungsikan tanpa pembatasan beban kendaraan yang melintas, dibangun dengan biaya Rp136 miliar, dari Anggaran Pendapataan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi , dan diperkirakan tahan sampai 50 tahun.
Kalau dibandingkan dengan penjelasan Kadis PU tersebut, kekhawatiran Kadin Riau itu terasa sangat berlebihan, mengada-ada. Kadis PU menjamin tahan sampai 50 tahun Kadin malah beranggapan mengancam keselamatan pengguna. Tapi itulah kenyataannya, kekhawatiran kadin ini juga merupakan kekhawatiran masyarakat, terutama bagi warga Rumbai yang sering melintas diatasnya, kondisinya sedikit mencurigakan, ada pemandangan aneh, melengkung dibagian tengahnya (turun kebawah), membuat hati merasa gamang, ngeri-ngeri sedap saat melintasinya, dan oleh karena itu pulalah pernah ada permintaan agar jembatan itu ditutup sementara untuk diteliti ulang.
Memang pemerintah telah melakukan uji teknis atas jembatan dimaksud, tapi sayangnya hingga kini hasilnya tidak pernah diumumkan kepublik, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa ada sesuatu yang tak beres atas pembangunan jembatan ini, dan akhirnya muncullah surat Kadin yang meminta Jebatan itu ditutup total.
Selayaknya, Dinas pekerjaan umum segera mengumumkan hasil uji tekhnis dan kelayakan jembatan itu kepada masyarakat. Sampaikanlah apa adanya, masyarakat barangkali tidak siap menerima kenyataan jika jembatan itu ditutup total, tetapi akan lebih tidak siap lagi jika jembatan itu roboh dan menelan korban seperti yang terjadi di Kutai Kartanegara setahun yang lalu.
Jembatan itu dibangun dengan uang rakyat, diberi nama Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, sebuah nama yang diambil dari raja kelima kerajaan Siak Sri Indrapura. Menurut catatan sejarah kota Pekanbaru Sang sultan dianggap paling berjasa mengembangkan kota Pekanbaru dari sebuah perkampungan kecil yang bernama Senapelan hingga kini menjadi kota perdagangan dan ibu kota Provinsi Riau.
Penabalan nama besar Allahyarham baginda sultan  tentu dengan harapan agar jembatan ini memiliki arti yang sama besar dan pentingnya dengan nama yang disandangnya, bermanfaat bagi masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya dan tidak roboh sebelum waktunya. Semoga !

0 comments: