Suharno dan Suharni, adalah sepasang
pengantin baru, usia perkawinannya belum cukup tiga bulan. Suatu ketika mereka
mendengar info ada wisata Bono yang katanya merupakan fenomena alam terunik, maka
merekapun memutuskan untuk berbulan madu ke Sei. Manasib, hampir dua minggu
mereka disana, menyaksikan gulungan air yang menderu saat air mulai pasang. diawal
.
Pulang dari Sei. Manasib Suharni
berbisik pada suaminya.
“Mas, saya sudah telat sebulan.”
“Oh ya,” kata Suharno dengan
kegirangan. “Jika anak kita laki-laki, akan kita beri nama Suharbono, jika
perempuan kita beri nama Bonowati,” lanjut Suharno sambil tersenyum girang.
“Jika kembar ?” Tanya Suharni
dengan nada bergurau.
“Nanti kita pikirkan,” jawab
Suharno pula.
“Tapi jangan bilang siapa-siapa
dulu,” pinta Suharni. “Nanti malu, kalau tak jadi,” sambungnya lagi dan
permintaannya itu di amini oleh Suharno, lalu merekapun terlelap dalam tidur.
Keesokan harinya kira-kira jam
sepuluh pagi petugas PLN mendatangi rumah mereka, ketika itu Suharni sedang sendiri
dirumah sementara Suharno sudah berangkat kerja.
“Ibuk sudah Telat Sebulan ya,” kata petugas PLN itu.
Suharni kaget bukan kepalang, dia terperangah mendengar ucapan petugas itu, dan
dengan tanpa banyak tanya dia langsung menutup pintu.
Sorenya Suharno pulang, lalu
sambil memasang muka masam Suharni menceritakan
kisah kedatangan petugas PLN itu. Suharnopun tak habis pikir, dari mana asal
usul ceritanya sehingga orang lain bisa tau bahwa isterinya sudah telat
sebulan.
Keesokan harinya dia bergegas
pergi kekantor PLN, menghampiri petugas yang datang kerumahnya kemarin pagi.
“Anda yang datang kerumah saya
kemarin pagi ? Tanya Suharno dengan wajah sedikit tegang.
“Ya,” jawab petugas itu singkat.
“Dari mana anda tau isteri saya
sudah telat sebulan ?”
“Dari catatan yang ada pada kami,”
jawab petugas itu sambil menunjukan layar monitor komputernya.
“Bisa nggak catatan itu dihapus ?
Tanya Suharno
“Bisa, asal bapak mau bayar.”
“Kalau saya tak mau bayar ?”
“Saya putusin punya bapak.”
“Kalau punya saya diputusin,
isteri saya mau pakai apa ? Tanya Suharno dengan nada geram.
“Pakai lilin aja.”
Jawaban petugas itu membuat Suharno
bertambah geram, darahnya naik keubun-ubun, lalu dia jungkirbalikkan meja
petugas tersebut, akhirnya ruangan kantor itu jadi centang perenang dan Suharno
dibawa kekantor polisi.
Dikantor polisi, Suharno
memberikan alasannya mengapa dia bersikap demikian, sementara petugas PLN itu juga
menjelaskan apa yang dimaksudkannya dengan telat sebulan itu. Setelah keduanya
duduk semeja dengan hati dingin dan pikiran yang jernih maka terungkaplah
cerita sebenarnya, bahwa telah terjadi salah tafsir soal kata TELAT SEBULAN.
Akhirnya mereka saling berangkulan dan bermaaf-maafan.
0 comments:
Post a Comment