Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Lung Bisar dan Ngah Nafis

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, April 23, 2012 | 8:36 PM

Lung Bisar bergegas kekantor polisi untuk memperpanjang  Surat Izin Mengemudinya yang sudah hampir berakhir masa berlakunya. Sebagai warga negara yang baik dia tak mau dipersalahkan karena mengemudi kenderaan tanpa SIM. Dan dia lebih tak mau lagi kalau sampai ditilang ditengah jalan,  malu.

Saat mengisi formulir dan menyusun kelengkapan administrasi yang akan diajukannya, salah seorang polisi bertanya, apakah Lung Bisar sudah memliki kartu INAFIS.

“Oooo ........ Ngah Nafis, ya ya saya tau ?” jawabnya sambil bergegas meninggalkan kantor polisi itu, dia langsung meluncur ke Warung kopi Pak Bual tempat Ngah Nafis biasa mangkal.
Tapi diperjalanan dia kebingungan, sambil memutar otaknya dia bertanya dalam hati. “Mengapa Polisi itu tiba-tiba menanyakan Ngah Nafis, apa hubungannya ? Ah ada-ada saja polisi ni,” desisnya dalam hati.

Setibanya diwarung Pak Bual, matanya langsung tertuju kesalah satu meja disudut ruangan tempat dimana Ngah Nafis biasa duduk menyeruput kopi, lalu dengan tidak membuang waktu lagi dia langsung mengajak konconya itu kekantor Polisi. Sang temanpun tak banyak tanya lagi langsung mengikut saja, dan setibanya dikantor polisi dia langsung menemui polisi yang tadi melayaninya.

“Ini Ngah Nafis yang bapak maksudkan itu,” katanya sambil tersenyum bangga karena sudah berhasil membawa Ngah Nafis kekantor polisi.
“Waduh Pak Lung, ini pasti salah .......... kata pak Polisi itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi belum sempat polisi itu melanjutkan kata-katanya tiba-tiba Lung Bisar menjawab dengan penuh keyakinan.
“Tidak salah lagi pak, inilah orang yang bernama Ngah Nafi itu, satu-satunya dinegeri ini” potong Lung Bisar dengan penuh semangat.
“Dengar baik-baik ya pak,” ujar polisi itu dengan sedikit menekan rasa geli dihatinya, “jangan potong pembicaraan saya dulu ya.”
“Ya,” jawab Lung Bisar dengan tegas.
“Yang saya maksudkan itu adalah kartu Indonesia Automatic Fingerprint Identification System  atau lazim disebut dengan kartu INAFIS, setiap orang yang ingin mengurus SIM dianjurkan membuat kartu ini, gunanya agar polisi memiliki data yang otentik bagi setiap orang, sehingga memudahkan penyelidikan dan memperlancar urusan polisi dalam melayani masyarakat. Kartu ini juga bisa meminimalisir kejadian salah tangkap.” Ujar polisi itu dengan panjang lebar.
“Tapi kan sudah ada E-KTP, kata Pak Camat datanya juga lengkap,” jawab Lung Bisar.
“Iya pak Lung, E-KTP itu kartu dari kemendagri, ini kartu dari kepolisian.”
Lung Bisar bertambah tak mengerti dengan apa yang sedang dihadapinya, dulu waktu mengurus e ktp disebutkan bahwa kartu itu memuat data tiap-tiap warga dengan lengkap dan menjadi satu-satunya bukti identitas diri, berlaku dan dapat diakses diseluruh wilayah republik Indonesia karena sistemnya sudah online, tapi mengapa masih ada lagi kartu Ngah Nafis , (eh kesasul,  Kartu Inafis) apakah tidak tumpang tindih dan bila ini dibiarkan apakah tidak akan muncul instansi lain yang membuat kartu sejenis dengan alasan yang sama pula. “Kalau sudah begini, uang dalam dompet akan terkuras dan berganti dengan beragam  kartu identitas,”  kata Lung Bisar dalam hatinya, dan ucapan itu menjadi penutup lamunan panjangnya tentang kartu Inafis yang dengan tanpa disengaja telah dipelesetkannya menjadi Ngah Nafis.

0 comments: