Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Sarang Penyamun

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, July 5, 2011 | 10:59 PM

Jika ditengah masyarakat ada ayah dan anggota keluarganya yang lain ketauan sering mencuri, maka keluarga itu disebut sebagai "SARANG PENYAMUN", dan selanjutnya terjemahkanlah sendiri
"Demokrat itu punya kader ribuan orang. Tentu tidak semua seperti itu. Jadi, kita jangan menggeneralisir satu-dua orang yang terkait kasus hukum. Demokrat bukan sarang koruptor," tutur Marzuki kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/6/2011).
 Penegasan  ini disampaikan Marzuki untuk menanggapi keputusan KPK yang menetapkan kader Partai demokrat Nazarudin sebagai tersangka dalam kasus suap sesmenpora.
Benar bahwa Demokrat bukanlah sarang Koruptor tapi sebuah Partai Politik, akan halnya ada beberapa kadernya terlibat kasus suap dan melakukan tindak pidana korupsi adalah sesuatu yang tak terbantahkan, dan andaikan Nazaruddin pulang ke Indonesia dan dia tak ingin menanggung sendiri hidup sebagai  pesakitan maka seperti apa yang dia sebut dalam beberapa kali bbm nya tentu  jumlah kader Demokrat yang terlibat akan lebih banyak lagi.
Nazaruddin kini tak ubahnya seperti "duri dalam daging" bagi Demokrat, keberadaannya menimbulkan penyakit berbisa, membuangnya berarti merobek tubuh Demokrat sendiri , tak dibuang menjadi ganjalan yang menyakitkan.  Lalu muncul pertanyaan "Siapakah yang telah memasukan duri itu kedalam tubuh demokrat ?"
Kepentingan, itulah jawabannya. Karena suatu kepentinganlah Nazar bisa masuk kedalam Demokrat, menyelinap diantara sekian banyak kader, dan menyalip lajunya karir politik kader partai yang lebih senior dan dia berhasil duduk dijajaran DPP dengan jabatan penting pula, yakni Bendahara Umum.
Dikebanyakan Organisasi dinegeri ini, terutama di Partai Politik, jabatan Bendum itu adalah mesin uang, lumbung tempat berhimpunnya dana yang akan digunakan partai dalam menjalankan roda organisasinya.
Bagaimana cara mesin uang itu bekerja sudah dibuka oleh Nazar secara terang benderang, salah satunya mengambil secara tidak  anggaran pembangunan wisma atelit. Jika apa yang diakui Nazar ini benar maka sama artinya Demokrat menggunakan dana yang tidak benar untuk kegiatan organisasinya..
Selanjutnya Nazar tidak  hanya menyeret rekan-rekannya di DPR, tapi juga Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Olahraga Andi Mallarangeng. Dia menuding kedua petinggi Demokrat ini plus Anggelina Sondakh  juga mendapat setoran dalam kasus wisma atlet. Tuduhan seperti ini memang harus  dibuktikan, tapi tidak akan ada asap jika tidak ada api dan adalah sebuah kekeliruan bila pengakuan Nazarudin ini diabaikan begitu saja.
Yang terungkap ini baru sedikit, belum lagi nantinya jika Nazarudin benar-benar diperiksa oleh penyidik, tentu sumber dan aliran dana yang dikeluarkannya akan terang benderang. Kenyataan ini memang tidak bisa menjadi alat pembenaran bagi kita untuk mengatakan Demokrat sebagai Sarang Koruptor, tapi saya yakin Marzuki tau seperti apa penilaian publik terhadap Demokrat. Sebagai ilustrasi jika ditengah masyarakat ada ayah dan anggota keluarganya yang lain ketauan sering mencuri, maka keluarga itu disebut sebagai SARANG PENYAMUN, dan selanjutnya terjemahkanlah sendiri.

0 comments: