Yth Kawanbin/Bp SBY,
Saya melaporkan, saat ini sedang berada di
Rusia dalam rangka memenuhi undangan Parlemen Rusia. Malam ini banyak sekali
SMS yang masuk tentang Ruhut, Deny Kailimang, Amir Syamsudin yang saling memojokkan
dalam acara Jakarta Lawyer Club di TVone. Saling serang antar pengurus partai
bukan hanya kali ini, tapi sudah berkali-kali.
Kelihatannya manajemen partai sudah tidak efektif lagi, apapun perintah DPP. Ini masalah Leadership. Memprihatinkan sekali, kita juga terkena imbas seolah tidak memperdulikan tentang kondisi partai. Sebenarnya saya sebagai pribadi atau dalam kapasitas sebagai Wakawanbin tidak mau ikut-ikutan dalam urusan yang melibatkan DPP PD secara operasional, namfajaun kalau ini terus dibiarkan, setiap hari kita di degradasi oleh kita sendiri dengan provokasi media, kita akan menuju kehancuran. Mohon Kawanbin mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan partai, kami siap diperintah dan mendukung apa apapun keputusan Kawanbin sebagai the founding father PD. Tks Wakawanbin. (sumber SetikNews.com)
Kelihatannya manajemen partai sudah tidak efektif lagi, apapun perintah DPP. Ini masalah Leadership. Memprihatinkan sekali, kita juga terkena imbas seolah tidak memperdulikan tentang kondisi partai. Sebenarnya saya sebagai pribadi atau dalam kapasitas sebagai Wakawanbin tidak mau ikut-ikutan dalam urusan yang melibatkan DPP PD secara operasional, namfajaun kalau ini terus dibiarkan, setiap hari kita di degradasi oleh kita sendiri dengan provokasi media, kita akan menuju kehancuran. Mohon Kawanbin mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan partai, kami siap diperintah dan mendukung apa apapun keputusan Kawanbin sebagai the founding father PD. Tks Wakawanbin. (sumber SetikNews.com)
Demikianlah
bunyi SMS yang dikirimkan oleh Marzuki Alie kepada ketua dan anggota Dewan
Pembina Partai demokrat, tak ayal lagi SMS tersebut menuai protes dan kecaman
dari berbagai kalangan, terutama dari kalangan internal partai Demokrat itu
sendiri.
Tidak
dapat dinafikan, bahwa nafas Demokrat saat ini sedang terengah-engah akibat
memikul beban berat yang ditimbulkan oleh kasus kaburnya Nazaruddin.
Kaburnya
Nazaruddin ke Singapore menimbulkan multi tafsir. Menurut Sutan Bhatoegana koleganya
di PD, Nazaruddin ke Singapore untuk keperluan berobat, dan yang bersangkutan
sempat pula menemui Nazaruddin dinegeri jiran itu, sepulangnya dari Singapore
Sutan dengan gayanya yang khas menjelaskan panjang lebar tentang kondisi
Nazaruddin, inti penjelasannya adalah tidak adanya kepastian kapan Nazar
pulang.
Tidak
pulangnya Nazarudin menimbulkan dugaan bahwa Nazaruddin sengaja di Singapore-kan sebagai langkah untuk mengamankan pihak tertentu ditanah air. Belakangan
Nazaruddin mulai berbalik tadah, gerah karena merasa dibiarkan memikul bebannya
sendiri. Munculnya beberapa SMS dan BBM yang isinya menohok ulu hati para
petinggi Partai Demokrat membuktikan betapa Nazar sudah merasa mulai ditinggalkan
rekan-rekannya. Terakhir dia mengaku bahwa kepergiannya ke Singapore atas
permintaan ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Dalam
situasi seperti ini pula Marzuki menilai ada kelompok yang ingin menghanccurkan
Demokrat dari dalam, sementara sebelumnya Ramadhan Pohan menuding seseorang
yang berinitial “A” ingin mengobok-obok Partai Demokrat. Kedua hal ini
menggambarkan secara jelas betapa para elite Partai Demokrat saat ini sedang
dilanda rasa curiga.
Kecurigaan
ini semakin menjadi-jadi dengan adanya SMS dari Marzuki Alie, anehnya SMS yang
ditujukan kepada ketua dan seluruh anggota Dewan Pembina Partai itu bocor ke
masmedia, padahal SMS itu tidak untuk konsumsi publik. Bocornya SMS marzuki tak
ayal lagi menimbulkan kecurigaan baru, apakah sengaja dibocorkan atau kealpaan ? Hanya orang
Demokratlah yang tau, yang pasti adalah Demokrat saat ini sedang dilanda oleh badai
Curiga.
0 comments:
Post a Comment