"Kenapa Ketua
Dewan Pembina tidak mampu memulangkan kadernya?"
Itulah pertanyaan Pong
Harjatmo yang ditujukannya entah kepada siapa, namun yang jelas pertanyaannya
itu dijawab oleh Kader Partai Demokrat dengan pengusiran Pong dari arena
Rakornas, sebuah gambaran, betapa sulitnya membangun sikap demokrasi meskipun
ditengah-tengah orang yang berbaju dan mengaku sebagai Demokrat tulen.
Selayaknya pertanyaa
Pong yang gamblang itu dijawab dengan jujur dan sikap yang ramah, meskipun
pertanyaan itu terdengar sangat menyakitkan, berisi sindiran terhadap ketua Dewan Pembina partai yang
juga seorang presiden.
Semua orang tau bahwa
pertanyaan Pong tersebut merupakan sesuatu yang sukar untuk ditemukan jawabannya,
namun bukan berarti harus dijawab dengan pengusiran keluar gelanggang.
Jika tidak bisa
memberikan jawaban yang pasti, berikanlah penjelasan yang memuaskan, misalnya dengan menyebutkan bahwa Nazaruddin sedang
merajuk, belum mau pulang, meskipun sudah dibujuk oleh pemimpin tertinggi
dinegeri ini. Atau mengaku saja bahwa selaku ketua Dewan Pembina SBY benar-benar
tak mampu menjinakkan anggota binaannya yang sudah terlanjur liar. Sikap
seperti itu jauh lebih terhormat dilakukan oleh kader Partai dari pada
mengusirnya.
Kaburnya Nazaruddin
keluar negeri memang merupakan tamparan hebat kewajah penegak hukum negeri ini dan
petinggi Partai Demokrat. Polri yang sudah mendapat perintah langsung dari
Presiden ternyata tak berhasil demikian juga dengan KPK yang katanya memiliki alat super canggih
sampai hari ini tak bisa berbuat apa-apa, justeru sebaliknya Nazarudin dengan
enteng berkomunikasi via skyp dengan seorang citizen Journalis dari tempat
persembunyiannya.
Kembali kepada pertanyaan
Pong Harjatmo tersebut diatas, maka perlu keterbukaan sikap dari seluruh pihak
yang terkait dengan kasus ini. Apakah upaya pemulangan Nazaruddin ini dilakukan
dengan serius atau sebaliknya dia sengaja disuruh pergi jauh-jauh. Jika memang
ada niat baik dan upaya yang serius, maka bukan sesuatu hal yang mustahil untuk dapat membawanya kembali ketanah air. Adalah
sesuatu yang memalukan jika sebuah negara besar seperti Indonesia ini bisa dikadalain
oleh seorang buron yang bernama Nazaruddin.
0 comments:
Post a Comment