Isu
reshuffel kabinet yang mencuat hari ini hanyalah sebuah gertak sambal untuk
menakut-nakuti para kader Parpol yang sesungguhnya sedang takut kehilang kursi
kekuasaan.
Menurut UKP4, 50 persen
kementerian tidak menjalankan instruksi presiden alias mendapat rapor merah.
Hasil
Evaluasi UKP 4 ini membuat isu reshuffle kembali mencuat kepermukaan. daripada menteri itu menjadi beban pemerintahan untuk apa juga dipertahankan?" kata Wasekjen PD Saan Mustopa.
Evaluasi UKP 4 ini membuat isu reshuffle kembali mencuat kepermukaan. daripada menteri itu menjadi beban pemerintahan untuk apa juga dipertahankan?" kata Wasekjen PD Saan Mustopa.
Ucapan
Saan itu mendapat tanggapan dari Wasekjen D
PP PKS
Mahfudz Siddik "Kalau reshuffle bukan untuk
diomongin. Kalau SBY mau reshuffle ya jalankan saja," katanya kepada
detikcom, Kamis (14/7/2011).
Kabinet itu adalah para
menteri yang bekerja sebagai pembantu presiden, diangkat dan diberhentikan oleh
presiden dengan kewenangan mutlak yang disebut sebagai “Hak Prerogative”. Jadi apapun keputusan presiden dalam hal penetapan
seorang menteri dikabinetnya tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, termasuk
partai Koalisi yang mendukung pemerintahannya.
Dengan merujuk kepada hasil
evaluasi tim bentukan presiden ini, maka reshuffle kabinet merupakan sebuah keharusan,
karena jika menteri yang ada sekarang ini dipertahankan akan berakibat buruk
pada hasil kerja pemerintahan secara keseluruhan, akibatnya Presiden dinilai
gagal menjalankan amanat yang diembannya, jangankan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, bahkan sebaliknya mungkin nasib rakyat akan lebih
terpuruk.
Isu reshuffle ini sudah
beberapa kali mencuat kepermukaan, namun hingga saat ini belum pernah
terlaksana. Boleh jadi diawal priodenya SBY selaku presiden masih memberi
kesempatan kepada para pembantunya untuk memperbaiki kinerja mereka sehingga
bisa berubah kearah yang lebih baik. Namun kenyataannya hasil evaluasi terakhir
yang disampaikan oleh Unit Kerja Presiden (UKP 4) menyebutkan bahwa 50 %
menteri kabinet tidak becus bekerja.
Reshuffle Kabinet bukanlah
hal yang tabu, sepanjang hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan demi
kepentingan rakyat banyak, untuk menigkatkan kinerja pemerintahan dan mempercepat tercapainya tujuan bernegara. Tapi,
jika Reshuffle dilakukan berdasarkan pertimbangan bagi-bagi kekuasaan sesama
partai pendukung pemerintah (KOALISI), maka inilah yang terjadi, banyak menteri
yang memble, berdiri cekak pinggang duduk tidak pada tempatnya. Hasil akhirnya seperti
terlihat dari penilaian UKP 4 tersebut.
Permasalahan yang
selalu muncul dinegeri ini adalah, setiap kali ada rencana / isu Reshuffle
kabinet, maka muncul pula tawar menawar
ditingkat elite, sehingga terkesan Reshuffle kabinet yang direncakan itu bukan untuk tujuan
yang seharusnya tetapi sebagai ajang bagi-bagi kekuasaan dan alat untuk
memgamankan kekuasaan. Akhirnya isu
reshuffel kabinet yang mencuat hari ini hanyalah sebuah gertak sambal untuk
menakut-nakuti para kader Parpol yang sesungguhnya sedang takut kehilang kursi
kekuasaan.
0 comments:
Post a Comment