Sudah
kami upayakan untuk membedakannya namun yang nampak oleh kami hanyalah persamaannya,
oleh karena itu berkata jujur sajalah kepada rakyat, Nasdem itu Parpol atau
Ormas.
“Apa beda Ormas nasional Demokrat dengan Partai
Nasional demokrat ?” Tanya Pak Bual, pertanyaan itu dijawab oleh rekan-rekannya
dengan mulut menganga dan tatapan kosong. Semua yang hadir disitu merasa tidak mengerti
apa perbedaan kedua organisasi tersebut,
mereka terlanjur menterjemahkan kehadiran Partai demokrat itu sebagai
kelanjutan langkah dari para tokoh Ormas Nasdem untuk menjadikan organisasi
tersebut sebagai sebuah partai Politik.
Kalau selama ini pucuk pimpinannya Surya Paloh selalu tampil meyakinkan bahwa keberadaannya sebagai sebuah gerakan moral maka publik maklum, semaklum-maklumnya kalau gerakan moral itu bergerak kegerakan politik, toh tidak ada salahnya dan tidak ada aturan yang dilanggar.
Namun dibalik itu semua, dengan merosotnya kepercayaan publik terhadap Partai Politik, maka ormas menjadi salah satu pilihan, dan Nasional Demokrat merupakan salah satu ormas yang gencar mendekati rakyat dengan berbagai programnya. Bukannya kita ingin mencurigai, tetapi lahirnya Partai Nasdem bisa ditafsirkan sebagai titik yang ingin dicapai oleh Ormas Nasdem.
Gerakan moral yang mereka kemukakan selama ini hanyalah
sebuah langkah awal dalam persiapan pembentukan partai Nasdem, barangkali
disinilah mulai tumbuh rasa kecewa itu, karena begitu Nasdem bergeser dari
Ormas ke Parpol maka bukannya gerakan moral lagi yang dominan tetapi
kecenderungan untuk meraih kekuasaan, karena tujuan dari terbentukanya Parpol
adalah untuk meraih kekuasaan itu sendiri.
Perubahan yang secara tersamar itu mengecewakan
banyak pihak, termasuk sejumlah pengurus inti ormas Nasional Demokrat (Nasdem).
Sri Sultan Hamengkubuwono X misalnya
langsung mengundurkan diri. Dan inilah kenyataannya bahwa bukan hanya orang
diluar Nasdem yang tak bisa membedakan antara Ormas dan parpol Nasdem, tapi
ditubuh mereka sendiripun juga demikian.
Sekjen Ormas Nasional Demokrat Syamsul Mu'arif,
boleh saja beranggapan bahwa pengunduran diri Sri Sultan akibat dari mis
understanding, “Sultan untuk mundur sangat tidak tepat, ormas Nasional Demokrat
bukanlah Partai Nasdem.” Tapi siapa yang
bisa memastikan bahwa itu tidak sama dan sebangun, karena dalam dunia politik
semuanya serba tak jelas, dan selalu bersifat dinamis, kapan dan dimana saja bisa
berubah yang pada akhirnya Ormas Nasdem itu menjadi tidak ada dan berganti baju
dengan Parta Nasdem, itulah keraguan publik, dan keraguan itu dijawab oleh
Sultan dengan mengundurkan diri.
"Tolong
dibedakan, Ormas Nasional Demokrat tidak pernah menyingkat diri jadi Nasdem,
singkatan itu dari publik. Kemudian lahirlah sebuah parpol yang namanya Nasdem.
Itu sesuatu yang berbeda," kata Syamsul, lalu dijawab oleh Pak Bual “Sudah
kami upayakan untuk membedakannya namun yang nampak oleh kami hanyalah persamaannya,
oleh karena itu berkata jujur sajalah kepada rakyat, Nasdem itu Parpol atau
Ormas.
0 comments:
Post a Comment