Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Politisi Busuk dan Serangan Fajar

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, June 22, 2014 | 1:32 AM

Dari hasil perhitungan sementara banyak wajah-wajah lama yang harus meninggalkan kursi empuknya di Senayan. Mereka kalah tarung dengan calon wakil rakyat yang baru muncul didapilnya masing-masing.
Menurut ketua MPR Sidarto Danusubroto, pemicu kegagalan calon incumbent ini adalah gerakan serangan fajar, politik uang pada pemilu  kali ini sangat dahsyat sekali. Tapi beliau tidak menjelaskan lebih rinci siapa politisi yang melakukan politik kotor itu.
Aroma Politik uang memang terasa pada penciuman kita, tetapi sulit dibuktikan secara hukum kecuali bagi pelakunya yang tertangkap tangan, sementara pihak-pihak yang bertugas mengawal Pemilu bersih jumlahnya tak seberapa, lebih banyak mengharapkan  informasi dari masyarakat. Masyarakatpun enggan melaporkan terjadinya politik uang, karena tidak mau terlalu banyak urusan, disisi lain praktek politik uang ini juga memberi keuntungan sesaat bagi masyarakat.
Uang memang bisa membuat pemilih jadi silau dan berubah pikiran dalam menentukan pilihan, tapi bukan merupakan faktor utama penyebab gagalnya para incumbent  kembali ke Senayan. Sebagian besar masyarakat kita sudah muak melihat wajah-wajah yang selama ini petantang-petenteng di Senayan. Rakyat inginkan perubahan, ingin adanya wajah-wajah baru yang meskipun belum tentu lebih baik dari caleg incumbent.
Kejenuhan masyarakat pemilih melihat wajah-wajah lama itu disebabkan oleh ulah mereka sendiri,  hampir setiap saat mereka tampil dimedia dengan berbagai berita miring. Tidak sedikit anggota DPR tersangkut kasus korupsi, tampil dilayar kaca dengan senyum dan wajah seperti orang tak berdosa.   Terkadang ada pula yang berbicara dengan gaya arogan, tampil dimedia membela sikap dan prilaku temannya yang sedang bermasalah secara hukum.
Sepanjang hari, sebagian wakil rakyat mempertontonkan gaya hidupnya yang hedonis, berpakaian necis dengan dasi melintang dan sepatu mengkilat, kesana kemari dengan mobil mewah sementara rakyat duduk berhimpitan dalam bis kota, atau terjebak kemacetan lalu lintas karena banjir.
Sejumlah anggota Dewan tercatat pula sebagai orang pemalas, foto mereka yang ngantuk dan tiduran saat sidang paripurna beredar dimedia massa. Kalau tidak tidur saat sidang ya ngobrol sesama anggota Dewan, atau membuka tablet sambil melihat gambar porno, kesemuanya ini terekam oleh kamera dan tersebar dimedia.
Sering bolos saat sidang, atau hadir dengan absen titip tanda tangan, dilain pihak mereka suka pelesiran keluar negeri dengan alasan studi banding, kunjungan kerja  dan lain sebagainya tanpa pernah melaporkan secara terbuka apa hasil yang mereka bawa pulang.
Rakyat hari ini tidak sebodoh dulu lagi, sebagian mereka sudah melek politik, jadi wakil-wakil rakyat yang tak terpilih hendaknya jangan menyalahkan orang lain, tapi cobalah koreksi diri sendiri, apakah waktu selama lima tahun ini sudah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Adanya dugaan politik uang yang dilakukan oleh para caleg pada pemilu kali ini mungkin tak bisa dinafikan, tapi pelakunya bukanlah rakyat pemilih, melainkan para caleg itu sendiri, dan caleg yang melakukan politik uang itu tidak hanya sebatas muka baru, besar kemungkinan para incumbent juga turut melakukan praktek kotor itu. Artinya para politisi itulah yang telah mengotori pikiran rakyat dengan melakukan politik uang.
Serangan fajar yang dilakukan para caleg memang punya pengaruh, tapi sebagian rakyat hari ini sudah tidak bisa dibujuk dengan uang lagi, mereka menentukan pilihannya bukan semata-mata karena menerima uang tetapi juga ada faktor lain. Caleg yang memberikan uang belum tentu dipilih oleh rakyat, sesuai dengan slogan yang indah bunyinya “Terima uangnya, tolak calonnya.”

Pemilihan umum diharapkan bisa mennghasilkan wakil-wakil rakyat yang berkwalitas, bersih dan mampu menyalurkan aspirasi masyarakat, jika harapan itu tidak terpenuhi maka itu artinya partai politik harus segera berbenah diri, rendahnya mutu wakil rakyat yang terpilih adalah karena tidak siapnya partai politik mendidik  kader-kadernya untuk menjadi orang yang pantas duduk dilegislatif. 

0 comments: