Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Ulama dan Kursi

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, June 26, 2014 | 12:07 AM

"Bahkan saya berani menjamin, jika Jokowi-JK menang, menteri agamanya pasti dari kalangan Nahdatul Ulama (NU)," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, di forum silaturahim ulama di Surabaya, Minggu (25/5/2014).

Sepintas, ucapan Muhaimin ini merupakan angin segar bagi warga NU, pemilihan presiden belum dilaksanakan jatah kursi kabinet untuk warga NU sudah disediakan. Ini menandakan bahwa NU merupakan sebuah organisasi yang selalu diutamakan dan diperhitungkan oleh siapapun yang memimpin dinegeri ini.

Namun karena ucapan ini disampaikan saat mendekati masa pemilihan presiden maka maknanya  bisa melenceng  jadi pelecehan terhadap NU. Apalagi ucapan itu disampaikan didepan para ulama Jatim yang pada umumnya adalah warga Nahdliyin.

Sadar atau tidak, ucapan Muhaimin itu seakan-akan memperlakukan para ulama seperti anak kecil yang bisa diiming-imingi dengan permen. Dengan janji jabatan menteri Agama,  Muhaimin mungkin berharap para Ulama akan mengajak pengikutnya untuk memilih pasangan Jokowi – JK sebagai presiden.

Ulama yang dihadapinya itu bukanlah orang bodoh, bukan pula kumpulan orang-orang yang haus jabatan. Mereka semuanya terdiri dari orang-orang berilmu dan berdedikasi, menentukan sikap pilihan bukan karena iming-iming jabatan, tetapi tergantung pada pribadi calon yang kita sodorkan. Lagi pula kursi menteri Agama itu hanya satu, sementara warga NU jumlahnya jutaan.

Bagi para Ulama, calon pemimpin itu jelas kreterianya, berakhlak, menjadi panutan bagi pengikutnya, arif dan bijaksana, berilmu  dan istiqomah, Amanah dan Fathonah, jujur serta berkeadilan dan beberapa syarat lainnya sesuai dengan tuntunan Rosul. Kesemua persyaratan pemimpin yang diyakini oleh para Ulama itu tidak bisa ditukar dengan sebuah kursi Menteri.

Sejatinya dalam pertemuan itu Muhaimin  bisa menjelaskan kepada para ulama tentang alasannya mendukung Jokowi – JK. Dia kewajiban untuk menyampaikan sedetail mungkin tentang profile Jokowi – JK, apa kelebihannya, apa untungnya bagi ummat dan apa ruginya jika ummat tidak memilih pasangan ini. Sehingga dengan penjelasan itu Ulama akan berkeyakinan bahwa memang Jokowi – JK lah pasangan pimpinan terbaik untuk dipilih.

Sebagai seorang pemimpin partai politik seharusnya Muhaimin ikut menumbuh suburkan faham Demokrasi yang kita anut. Siapapun yang terpilih menjadi presiden itulah yang terbaik untuk bangsa ini, tidak perduli apakah dia dari kelompok kita atau bukan, yang terpenting ukhwah Islamiyah tetap terjaga dengan baik, ummat tidak terkotak-kotak dalam kelompok kecil, tetapi bersatu padu dalam wadah besar yang bernama Indonesia.


Siapapun nantinya yang terpilih menjadi presiden maka dialah yang berwenang mengangkat menteri Agama. Dalam sejarah negeri ini telah mencatat bahwa sejak era reformasi, semua Menteri Agama itu berasal dari kalangan NU, cuma masalahnya adalah dua diantaranya telah menoreh catatan kelam,  tersandung kasus Korupsi dan digaruk oleh KPK. Dan kedua mantan menteri agama itu sudah bisa dipastikan telah merugikan nama baik NU.

0 comments: