Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Benny dan Panbers Dalam Kenangan

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, June 26, 2014 | 12:03 AM

Terakhir kali saya bertemu dengan Benny Panjaitan di Bandara Soekarno Hatta pada pernghujung 2012 silam, waktu itu pria yang saya kagumi ini bersama adik-adiknya yang tergabung dalam group musik panbers akan berangkat ke Sumatera Utara untuk sebuah Show.

Tubuhnya terlihat sedikit agak kurus dan karena penyakit yang dideritanya memaksa Benny harus duduk dikursi roda sepanjang hari. Diruang tungu bandara aku menanyakan keadaannya termasuk tentang kegiatannya sehari-hari yang menurut pengakuannya masih tetap bermain musik.

“Sampai kapanpun aku tetap ingin bermain musik,” katanya dengan mimik serius, kemudian dia melanjutkan lagi ceritanya yang mengeaskan bahwa bagi seorang Benny Panjaitan Musik adalah bagian dari hidupnya yang tak pernah bisa dipisahkan, bahkan sampai denyut nadi terakhir dia akan tetap ingin bernyanyi dan bermain musik.

Diakui oleh Benny bahwa dia tidak produktif seperti waktu mudanya dulu, namun dia tidak ingin berhenti berkarya, sesulit apapun keadaannya dia tetap berusaha mempertahankan eksistensi Panbers diblantika musik, justeru itulah meski harus didorong diatas kursi roda dia tetap berangkat ke Sumatera Utara untuk memenuhi permintaan penggemarnya.

Sama halnya dengan Tonny dalam keluarga Koeswojo, Benny menghimpun adik-adiknya seperti Hans, Doan dan Assido dalam sebuah group band yang diberi nama Panbers, akronim dari Panjaitan Bersaudara, sebuah nama yang mengekalkan marga Batak dalam kancah musik negeri ini.

Pembicaraan kami terputus seketika, karena Benny harus masuk kepesawat yang membawanya ke Medan. 
Mataku terus menataap langkah Asido Panjaitan mendorong Benny yang duduk dikursi roda, sambil ingatan surut kebelakang, kemasa-masa jayanya Panbers.

Waktu itu Panbers bersama Koesplus, The Mercys, Bimbo dan Favourite Group masuk dalam the big five group musik Indonesia. Masing-masing group musik ini memiliki ciri khas dan keistimewaan tersendiri,  seperti Panbers yang dikenal dengan Duet mautnya.

Lagu-lagu Hitsnya seperti Akhir Dari Cinta, Gereja Tua, Hidup terkekang dan lainnya hingga kini masih segar dalam ingatan publik. Meskipun lagu-lagu tersebut sudah terbilang lama usianya tetapi masih tetap enak didengar dimasa kini, itulah suatu bukti bahwa lagu dan musik yang kwalitas akan abadi dihati pendengarnya, dan kelompok Panbers memiliki hal itu.

Lama tak terdengar kabarnya, malam ini aku kembali melihat sosok Benny dalam acara televisi yang dipandu oleh Tukul Laptop, dia hadir bersama anak dan keponakannya plus adiknya Assido panjaitan. Penampilannya malam ini membuat hatiku jadi terenyuh, Benny yang kutemui dua tahun lalu sudah diubah oleh penyakit yang menggerogoti tubuhnya, bicaranya sudah terbata-bata dan tentunya sudah tidak bisa bernyanyi lagi. Namun sungguhpun demikian, keinginannya dalam bermusik tidak pernah padam, semangatnya masih menyala-nyala terutama ketika Tukul menanyakan apakah masih menciptakan lagu dengan tegas dia menjawab “Ya.”


Itulah Benny yang sejenak melintas dalam ingatan ku, semoga Panber tetap jaya dan abadi dalam ingatan penggemarnya, mauliate lae, Horas.

0 comments: