Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Politisi Masuk Angin

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, June 25, 2014 | 11:47 PM

Pilpres tinggal enam minggu lagi, masing-masing kubu capres bergerak cepat pada siang dan malam hari. Mereka berlari mengejar waktu, membina hubungan dengan berbagai pihak, mendatangi petani dan pemusik, merancang baju seragam sebagai uniform agar mudah dikenali dan menyerang lawan dengan berbagai cara.

Persaingan antara kedua capres nampaknya semakin keras, masing-masing kubu sudah saling melempar tuduhan dan ejekan. Ada dalam bentuk puisi berbalas puisi, ada berbentuk sindiran yang dibalas pula dengan sindiran, dan ada pula yang memanfaatkan media sosial dalam menebar fitnah dan kebencian.

Seyogyanya, masing-masing capres memaparkan kepada publik tentang apa yang ingin mereka lakukan bila kelak terpilih menjadi PRESIDEN. Kemana bangsa dan negara ini mau mereka bawa, dan apa saja langkah kongkrit yang akan mereka lakukan agar kesejahteraan rakyat bisa lebih meningkat.

Seharusnya kedua capres berdiri ditengah publik, menanyakan apa kehendak hati rakyat lalu menyusun sebuah program untuk menjawab keingin rakyat dimaksud.  Mereka berdua seharusnya bisa memaparkan berbagai rencana program yang akan mereka laksanakan.

Rakyat sungguh sudah tidak bodoh lagi, justeru karenanya jangan dijejali dengan berbagai berita miring tentang masing-masing capres, tetapi masing-masing capres cobalah bicara dengan santun tanpa harus bicara tentang keburukan calon yang lain.

Cobalah sajikan kepada rakyat tentang bagaimana nantinya seorang presiden terpilih akan melaksanakan amanat Reformasi yang diputuskan oleh Sidang Umum MPR pada 1998 tentang pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Yang mana empat Presiden sebelumnya belum mampu menunaikan amanat MPR tersebut secara tuntas.

Cobalah paparkan bagaimana langkah kongkrit yang semestinya diambil oleh pemerintahan mendatang untuk mengatasi masalah pendidikan yang sistem Ujian Nasionalnya pada hari ini masih menjadi bahan perdebatan. Atau coba sampaikan kepada rakyat tentang upaya pemberantasan korupsi sehingga KPK tidak hanya sekedar menangkap Koruptor tetapi mampu membatasi langkah orang yang ingin menggarong uang rakyat.

Sistem pelayanan haji yang amburadul dan menjadi keluhan masyarakat muslim setiap musim haji juga perlu pembenahan, masing-masing capres seharusnya mengemukakan konsep bagaimana cara mengatasinya sehingga ummat muslim Indonesia bisa menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman, tanpa dirasuki oleh syak wasangka terhadap penyelenggaraan haji.

Capres juga harus bisa menjelaskan soal tindakannya kedepan untuk mengatasi lonjakan jumlah tenaga kerja, apa upaya mereka untuk menciptakan lapangan kerja dan bagaiamana caranya agar jumlah TKI / TKW setiap tahunnya bisa berkurang.

Untuk Indonesia diwilayah Timur bagaimana pula cara pengembangannya, sehingga percepatan pembangunan bisa dilakukan tanpa harus menimbulkan rasa iri bagi saudaranya yang di Barat. Demikian juga soal daerah perbatasan yang harus dijaga sehingga rakyat disana tidak memilih hijrah kenegara lain, dan atau wilayah RI menjadi berkurang karena dicaplok oleh negara tetangga.


Banyak hal lain lagi yang semestinya mereka pikirkan untuk kepentingan bangsa dan negara ini, dan itu jauh lebih penting dari pada berbicara tentang keburukan lawan. Bicara tentang kejelekan dan keburukan lawan baik ditingkat elite maupun ditingkat pendukung yang paling bawah sama saja artinya menebar kentut kepada rakyat, baunya busuk dan menyengat hidung serta tidak ada manfaatnya, pekerjaan seperti ini hanya dilakukan oleh politisi kampungan yang sedang masuk angin. Dan sebagai rakyat pemilih tentunya tidak ingin dipimpin oleh politisi masuk angin yang kerjanya sepanjang waktu hanya sekedar ,menebar KENTUT.

0 comments: