Mendengar berita bahwa
DPR akan memberlakukan sistem absensi yang ketat terhadap para anggotanya
dengan cara memasang mensin pemindai jari dipintu ruang sidang, maka Lung Bisar
bergegas mengambil pena untuk menulis surat kepada Ketua DPR Marzuki Alie.
Meskipun Lung Bisar mendengar perdebatan sengit diseputar pembelian alat
tersebut, namun Lung Bisar memiliki pandangan lain terhadap keputusan pimpinan
Dewan soal mesin absensi itu, dia merasa perlu memberi apresiasi dan berbagai
masukan, dan isi surat selengkapnya
dapat dibaca dibawah ini.
Saudaraku
Marzuki,
Rencana
Pimpinan Dewan untuk membeli mesin pemindai sangat kami hargai, berapapun
harganya tidak jadi masalah, sepanjang alat dimaksud bermanfaat bagi
kepentingan orang banyak. Mesin absensi
itu akan mencatat tingkat kehadiran anggota
Dewan, yang malas menghadiri sidang akan
ketauan dan tak dapat mengelak dengan menyebutkan alasan lagi.
Setelah
absensi itu difungsikan maka langkah berikutnya adalah merobah sistem
pembayaran gaji bagi wakil rakyat. Honor mereka harus dibayar sesuai dengan tingkat kehadirannya.
jika selama ini datang tak datang keruang sidang , gajinya tetap dibayar penuh,
maka kedepan hanya dibayar bila mereka menunaikan kewajibannya, sama seperti
buruh harian, menerima upah bila sudah menunaikan kewajibannya bekerja.
Bukankah buruh itu adalah rakyat yang mereka wakili, jadi tidak ada salahnya
jika sistem penggajian mereka disamakan saja.
Bila
sistem absen dan sistem pengupahan sudah diubah sedemikian rupa namun para
anggota dewan itu tetap saja membandel dan mangkir saat sidang, maka perlu
diberikan sanksi yang lebih jelas, bila buruh mengenal istilah PHK, maka untuk
wakil rakyat tentunya harus di recall. Kembalikan ke Partai asalnya agar
diambil tindakan, sehingga kedepan DPR sebagai lembaga tinggi negara bersih dari
orang-orag yang malas menghadiri sidang.
Demikian
usulan ini disampaikan , dengan harapan semoga pimpinan Dewan berkenan
mempertimbangkannya. Kata Lung Bisar menutup isi suratnya.
Apakah surat tersebut
sampai ketangan Marzuki Alie atau hanya tercecer ditengah jalan, wallahu’alam.
0 comments:
Post a Comment