Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Malas dan Tidak Jujur, Penyakit Kronis Wakil Rakyat

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, November 29, 2011 | 10:18 PM

Tidak disiplin,  sering mangkir dalam sidang itulah penyakit kronis wakil rakyat republik ini, entah apa yang menyebabkannya tak ada yang tau, dan karena tak tau penyebabnya itu pulalah barangkali Pimpinan Dewan mengambil langkah sebisanya untuk mengobati penyakit wakil rakyat ini dengan membeli  sebanyak 18 mesin sidik jari (finger print) seharga  Rp4 miliar, alat ini  akan melengkapi ruang rapat paripurna DPR.

Sungguh Suatu yang tidak masuk akal, untuk mendisiplinkan orang-orang terhormat di Senayan dibutuhkan dana sebesar itu, seliar apakah wakil rakyat negeri ini, tidakkah mereka memiliki kesadaran bahwa kehadiran mereka dalam sidang merupakan wujud dari keterwakilan rakyat yang sudah memberinya amanah lewat Pemilu.
Dengan alat dimaksud Pimpinan Dewan berharap anggota bisa berlaku jujur dalam hal absensi karena selama ini masih banyak anggota yang menitipkan absen tanpa menghadiri rapat paripurna.
"Yang jelas membuat orang berlaku jujur dulu, sekarang ini absennya ada orangnya enggak ada dan banyak yang nggak jujur. Kita untuk melatih orang jadi jujur," Kata Marzuki Alie seperti yang dikutip oleh beberapa media.
Pernyataan Marzuki ini mencerminkan bahwa anggota yang dipimpinannya itu terdiri dari orang-orang yang tidak jujur, sehingga diperlukan alat untuk menjujurkannya, alangkah malangnya nasib rakyat negeri ini, memiliki wakil rakyat yang tidak jujur.
Mungkinkah mesin itu mampu membuat orang menjadi "Jujur" dan bisa mendisiplinkan anggota Dewan ?  Sudah pasti tidak ! Mesin itu hanya bisa mencatat  hadir atau tidaknya  seseorang, dia tak pernah mampu berbuat banyak.
Jika  Bung Marzuki memang berkenan ingin mendisiplinkan anggotanya, tidak mangkir dalam sidang, maka bukan mesin bisu yang dihadirkan kepintu ruang sidang, tapi Badan Kehormatan bersama Parpol  yang seharusnya difungsikan. BK DPR harus berani merekomendasikan kepada Parpol agar anggotanya yang malas itu direcall, dan Parpol harus membuat atruran internal agar anggotanya tidak keluyuran saat sidang tapi hadir sesuai kewajibannya. Tidak hanya sekedar menghadiri sidang, tapi harus bekerja aktif dan bukan pula ngantuk-ngantuk atau memainkan perangkat komunikasi saat paripurna  berlangsung. Jika tidak, tarik mereka dari DPR dan gantikan dengan anggota yang lebih disiplin , jujur dalam menjalankan tugas.
Cara itu mungkin akan lebih ampuh dan tidak menelan biaya milyaran rupiah, yang diperlukan hanya niat baik dan kemauan para petinggi partai dan BK DPR.  Pembelian mesin absensi dengan harga sebesar itu akan percuma jika tidak ada tindakan nyata terhadap para wakil rakyat yang mengidap penyakit kronis "BOLOS" dalam sidang itu.
Jika hanya sekedar dicatat oleh mesin itu hanya akan sia-sia belaka, tidak akan mampu merubah sikap mereka, meskipun kemudian diumumkan kepublik   jangan harap mereka akan merasa malu, karena memang kaum pemalas dan suka bolos sidang ini adalah makhluk yang sudah tidak punya rasa malu, paling mereka akan ngeles dimedia memberikan berjuta-juta alasan.

0 comments: