Tidak disiplin, sering mangkir dalam sidang itulah
penyakit kronis wakil rakyat republik ini, entah apa yang menyebabkannya
tak ada yang tau, dan karena tak tau penyebabnya itu pulalah barangkali
Pimpinan Dewan mengambil langkah sebisanya untuk mengobati penyakit
wakil rakyat ini dengan membeli sebanyak 18 mesin sidik jari (finger print) seharga Rp4 miliar, alat ini akan melengkapi ruang rapat paripurna DPR.
Sungguh Suatu yang tidak masuk akal, untuk mendisiplinkan orang-orang
terhormat di Senayan dibutuhkan dana sebesar itu, seliar apakah wakil
rakyat negeri ini, tidakkah mereka memiliki kesadaran bahwa kehadiran
mereka dalam sidang merupakan wujud dari keterwakilan rakyat yang sudah
memberinya amanah lewat Pemilu.
Dengan alat dimaksud Pimpinan Dewan berharap anggota bisa berlaku
jujur dalam hal absensi karena selama ini masih banyak anggota yang
menitipkan absen tanpa menghadiri rapat paripurna.
"Yang jelas membuat orang berlaku jujur dulu, sekarang ini absennya
ada orangnya enggak ada dan banyak yang nggak jujur. Kita untuk melatih
orang jadi jujur," Kata Marzuki Alie seperti yang dikutip oleh beberapa
media.
Pernyataan Marzuki ini mencerminkan bahwa anggota yang dipimpinannya
itu terdiri dari orang-orang yang tidak jujur, sehingga diperlukan alat
untuk menjujurkannya, alangkah malangnya nasib rakyat negeri ini,
memiliki wakil rakyat yang tidak jujur.
Mungkinkah mesin itu mampu membuat orang menjadi "Jujur" dan bisa
mendisiplinkan anggota Dewan ? Sudah pasti tidak ! Mesin itu hanya bisa
mencatat hadir atau tidaknya seseorang, dia tak pernah mampu berbuat
banyak.
Jika Bung Marzuki memang berkenan ingin mendisiplinkan anggotanya,
tidak mangkir dalam sidang, maka bukan mesin bisu yang dihadirkan
kepintu ruang sidang, tapi Badan Kehormatan bersama Parpol yang
seharusnya difungsikan. BK DPR harus berani merekomendasikan kepada
Parpol agar anggotanya yang malas itu direcall, dan Parpol harus membuat
atruran internal agar anggotanya tidak keluyuran saat sidang tapi hadir
sesuai kewajibannya. Tidak hanya sekedar menghadiri sidang, tapi harus
bekerja aktif dan bukan pula ngantuk-ngantuk atau memainkan perangkat
komunikasi saat paripurna berlangsung. Jika tidak, tarik mereka dari
DPR dan gantikan dengan anggota yang lebih disiplin , jujur dalam
menjalankan tugas.
Cara itu mungkin akan lebih ampuh dan tidak menelan biaya milyaran
rupiah, yang diperlukan hanya niat baik dan kemauan para petinggi partai
dan BK DPR. Pembelian mesin absensi dengan harga sebesar itu akan
percuma jika tidak ada tindakan nyata terhadap para wakil rakyat yang
mengidap penyakit kronis "BOLOS" dalam sidang itu.
Jika hanya sekedar dicatat oleh mesin itu hanya akan sia-sia belaka,
tidak akan mampu merubah sikap mereka, meskipun kemudian diumumkan
kepublik jangan harap mereka akan merasa malu, karena memang kaum
pemalas dan suka bolos sidang ini adalah makhluk yang sudah tidak punya
rasa malu, paling mereka akan ngeles dimedia memberikan berjuta-juta
alasan.
Malas dan Tidak Jujur, Penyakit Kronis Wakil Rakyat
Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, November 29, 2011 | 10:18 PM
Labels:
Politik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment