Susilo Bambang Yudhoyono, selaku ketua Dewan Pembina Partai Demokrat
mengajak seluruh kader partai nya untuk introspeksi diri, mengingat
akhir-akhir ini rakyat semakin gencar melontarkan kritik terhadap
partai-partai Politik.
"Akhir-akhir ini ada isu-isu yang mengemuka, salah satunya adalah
kritik dan harapan rakyat terhadap partai-partai politik. Mari saya
mengajak keluarga Partai Demokrat untuk mendengarkan kritik dan harapan
rakyat dan mari kita introspeksi dan melakukan perbaikan," Ungkap SBY
saat memberikan memberikan sambutan pada acara Sarasehan Dasawarsa
Partai Demokrat di Hall C PRJ Kamis (15/12/2011) malam.
Agak lapang rasa dada mendengar isi pidato SBY tersebut, terkandung
makna bahwa kritik masih mendapat tempat dihati beliau, tidak ditanggapi
dengan sikap permusuhan tetapi perlu diapresiasi, salah satunya dengan
cara introspeksi diri.
Ajakan SBY agar introspeksi diri itu memang penting, mengingat sejak
skandal pembangunan Wisma Atelit terungkap kepermukaan, partai yang
dibinanya itu tak berhenti diterpa isu, terutama oleh mantan
Bendaharawannya Nazaruddin yang kini duduk sebagai tersangka. Nazar
terus menerus meniupkan badai ketubuh partai pemenang pemilu tersebut,
satu persatu kader-muka kader dan petinggi partai Demokrat dibasuh Nazar
dengan cuka , mulai dari Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh dan
terakhir dia menyebut nama Mubarok, bahkan terang-terangan Nazaruddin
menuding yang bersangkutan sebagai perampok yang sok suci alias munafik.
Disisi lain, ada pula nama Andi Nurpati yang diduga kuat terlibat dalam
skandal Surat Palsu MK, yang kasusnya kini sedang ditangani oleh polri
yang ditunding lambat dalam prosesnya.
Ajakan intrspeksi itu bisa juga berarti bahwa selaku ketua Dewan
Pembina dia mengaku bahwa ada sesuatu yang tak beres ditubuh Partai
Politik, sehingga menimbulkan masalah dihati dan pikiran rakyat, maka
terlontarlah berbagai kritik terhadap partai politik terutama partai
yang dibina oleh SBY.
Introspeksi memang perlu, tapi sekedar introspeksi tidaklah cukup !
Sebagai pembina partai yang juga seorang presiden seharusnya SBY
melangkah lebih maju lagi, menindak lanjuti info yang dilontarkan oleh
Nazaruddin itu. SBY seharusnya bisa mendorong Partai Demokrat agar
mengambil langkah-langkah konkrit dalam menanggapi pernyataan Nazaruddin
tersebut. Apalagi sebagai kepala negara SBY tau bahwa Nazar menyatakan
hal itu bukan diwarung kopi, tapi dipengadilan tempat dimana orang
mempertaruhkan kebenaran dalam menacapi keadilan. Kesaksian yang
diberikan bukan sebagai omong kosong tanpa konsekwensi hukum tapi adalah
keterangan dibawah sumpah yang bisa dijadikan dasar hukum.
Lebih lanjut SBY menyatakan agar kader Partai Demokrat menjaga sikap
dan berlaku sopan, beradab dan tidak melontarkan kata-kata yang melebihi
kepatutan.
"Jaga sikap, perilaku, tutur kata di depan rakyat. Jangan tunjukkan
hujatan, serangan yang melebihi kepatutan, yang menimbulkan situasi yang
panas dan tidak tenteram," tegasnya.
Apakah ajakan SBY itu akan
menjadi perhatian serius bagi kader Demokrat, atau hanya akan bernasib
sama dengan angin lalu ? Jika dianggap serius pastilah Kader Demokrat
akan mematuhinya, jika tidak maka samalah artinya para kader Demokrat
menilai bahwa pidato itu tak lebih hanya sekedar pencitraan belaka.
SBY mengajak Kadernya Introspeksi Diri
Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, December 16, 2011 | 1:29 PM
Labels:
Politik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment