Besarnya sorotan publik terhadap sikap anggota Dewan yang suka bolos
dalam sidang, tidak membuat mereka berubah. Prilaku buruk, mangkir
menunaikan kewajiban itu masih tetap berlanjut hingga kini. Awal tahun
lalu sikap tak elok anggota Dewan yang katanya terhormat ini menjadi
buah bibir ditengah masyarakat, hingga akhirnya Marzuki Alie berencana
membeli mesin pemindai untuk absensi anggota Dewan.
Ketika sorotan Publik memuncak, dan daftar anggota Dewan yang mangkir
diumumkan kepublik ditahun lalu, mereka sibuk membela diri, bahkan ada
yang tak pernah menghadiri sidang selama priode masa sidang tersebut ,
masih sanggup buka mulut dengan alasan yang bermacam-macam, ada juga
yang menolak dianggap sebagai anggota yang suka mangkir lalu menggebrak
meja secretariat Dewan. Pembelaan bukan hanya disampaikan oleh anggota
yang bersangkutan, bahkan ada petinggi partainya yang ikut bicara
membela anggotanya yang mangkir, dan anehnya, ada yang dengan tanpa
beban tampil ditelevisi memberikan keterangan ketidak hadiran mereka
dengan menyebutkan alasan bahwa anggota Dewan itu juga Manusia ( Lho yang bilang Kambing siapa ?)
Mangkir waktu sidang, kini mereka ulangi lagi, dalam rapat di Komisi
III DPR pada masa sidang II tahun sidang 2011-2012, ( Selasa 15/11),
dari 54 orang hanya 28 anggota Komisi III yang terlihat hadir, dan
itupun hanya 22 orang yang mengikuti sidang sampai akhir.
Anggota Dewan seharusnya sadar, mereka ini menyandang gelar sebagai
orang terhormat, menerima gaji dan tunjangan dalam jumlah yang besar.
Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2011 mengalokasikan anggaran sebesar
Rp28,7 miliar untuk pelaksanaan sidang paripurna DPR, belum termasuk
biaya penyelenggaraan sidang tersebut.
Agaknya Badan kehormatan DPR perlu digenjot agar mengasah gigi mereka
untuk menggigit anggotanya yang pemalas, pimpinan Partai, para ketua
Fraksi dan seluuruh pihak yang terkait dengan disiplin anggota dewan ini
harus bekerja ekstra keras untuk membasmi penyakit MALAS anggotanya,
itupun jika DPR masih mau dianggap oleh rakyat sebagai lembaga yang
terhormat. Namun Jika tidak juga berubah, bahkan sebaliknya malah
menampilkan gaya hidup mewah dan hedon, maka sesungguhnya mereka tidak
pantas disebut sebagai "Wakil Rakyat Yang Terhormat? "
0 comments:
Post a Comment