Menteri Negara BUMN
Dahlan Iskan yang juga mantan Dirut PLN ini sangat memaklumi bahwa merebut
kepercayaan publik adalah suatu keharusan. Itulah sebabnya, saat menjadi
Direktur Utama PLN, mantan wartawan dan pemilik berbagai media ini memilih tak
mengambil gaji serta tidak pula tinggal dirumah dinas yang sudah disediakan.
"Citra PLN itu adalah sarang korupsi.
Untuk mengubah citra itu, penting menunjukkan pada publik bahwa saya selaku
Dirut tidak bermewah-mewah dan mau berkorban, " kata Dahlan dalam diskusi
Transformasi BUMN Menuju Pentas Global yang diadakan Tempo di Hotel
Kempinsky Jakarta, ( Sumber Tempo
Selasa, 22 November 2011 | 21:31 WIB )
Keputusan Dahlan yang
tidak mengambil gaji dan menolak hidup bermewah-mewahan karena ingin
mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi yang dipimpinannya adalah
sebuah contoh yang langka dan pantas ditiru. Ditengah sikap sebagian besar para
pencoleng uang negara dengan tingkat prilaku aji mumpung yang tinggi dan
memanfaatkan kesempatan selagi berkuasa. Saat sebagian orang tidak lagi
memiliki rasa malu dan prilaku buruk ini menjadi wabah penyakit menular kehampir
seluruh pejabat dinegeri ini, masih ada seorang yang secara jujur mengakui Kursi
yang didudukinya (PLN) sebagai sarang Koruptor dan oleh karenanya dia tidak
membebani perusahaan yang terus merugi itu dengan meminta berbagai fasilitas,
tapi malah sebaliknya tidak mengambil gaji.
Keseharian berpenampilan
sederhana tanpa jas dan dasi, hanya menggunakan alas kaki dengan sepatu kets, tapi
mampu berbuat yang terbaik untuk PLN, sementara pejabat PLN sebelumnya saat ini
sedang menghadapi persoalan hukum dipengadilan tipikor karena dugaan
penyelewengan yang merugikan negara. Sebuah pemandangan yang sangat kontras
tentunya.
Saat meninggalkan
PLN, listrik memang masih sering
byarpet, dan tulisan ini juga hampir tak selesai karena tiba-tiba lampu mati.
Dahlan belum berbuat banyak untuk mengangkat PLN sebagai perusahaan yang cinta
dan dicintai rakyat. Masa tugasnya begitu singkat untuk membenahi sekepuk
urusan di perusahaan itu, tapi bagaimanapun dia sudah meletakan fondasi yang
kuat bagi kelangsungan hidup PLN kedepan, sekaligus telah memberi contoh pada banyak
orang yang menjadi pejabat dinegeri ini.
Dahlan sudah
meninggalkan PLN, menjabat sebagai Meneg BUMN, sebuah lembaga yang membawahi
banyak masalah dengan keuangan negara.
Jika Dahlan tetap konsisten dan tidak berubah sikap, maka bukan tidak
mungkin BUMN yang dikenal sebagai sapi perahan penguasa itu akan berubah bentuk
menjadi usaha negara yang mampu meraup kentungan. Setidak-tidaknya itulah
harapan kita yang sudah muak mendengar berita bahwa sebagagian besar BUMN itu
rugi melulu.
0 comments:
Post a Comment