Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Kebun Koruptor

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, November 28, 2011 | 7:28 AM


Dalam acara Silaturahim Antikorupsi di Gedung Juang, Jakarta, Minggu (27/11/2011). Ketua MK Mahfud MD mengusulkan agar Koruptor dipermalukan. Dibuatkan Kebun Koruptor isinya para Narapidana yang sedang menjalani hukuman. Disitu mereka dipertontonkan kepada publik termasuk kepada anak sekolah yang setiap liburnya berkunjung kesitu, jadi Kebun Koruptor itu menjadi taman rekreasi alternatif bagi anak didik kita selain berlibur kekekbun binatang atau ketaman hiburan lainnya.
Usul yang menarik untuk disimak, Cuma barangkali yang patut menjadi pertimbangan adalah payung hukum dari tindakan tersebut.
Professor Mahfud pastilah tidak sedang bercanda dalam menyampaikan usulannya ini, dan keseriusannya tidaklah diragukan lagi, tapi satu hal yang terlupakan adalah bahwa Negara ini adalah Negara hukum, maka pertanyaan selanjutnya adalah, “adakah hukum kita yang mengatur Hukuman “MENGEBUNBINATANGKAN” para koruptor itu ?”
Usulan Ketua MK ini menitik beratkan pada satu hal, yakni menimbulkan efek malu bagi para Koruptor dan keluarganya. Tapi satu hal mungkin terlupakan oleh  Mahfud adalah bahwa para Koruptor ini tergolong makhluk “ANEH” yang sudah mati rasa dan tidak punya rasa malu, mereka hanya sebatas memiliki (maaf ) kemaluan.
Para Koruptor ini punya mata tapi tidak melihat, sehingga apa yang ada didepan matanya mereka telan dengan lahapnya, mereka tidak hanya makan nasi tapi juga makan besi, baut, semen dan beton semuanya mereka telan sehingga bangunan jembatan  anjlok sebelum waktunya.
Mereka bertelinga tapi tak mendengar dan mereka punya hati tapi tak berperasaan, maka selantang apapun kita mengejeknya dia tak akan pernah merasa malu, malah sebaliknya dengan bangga memamerkan kekayaan dari hasil korupsinya.
Jika Pak Mahfud ingin berjasa pada negeri ini, dan berniat mendorong upaya pemberantasan Korupsi dengan serius, maka usulkanlah penerapan “HUKUMAN MATI” untuk para Koruptor, itu lebih baik dari pada mereka hidup menyengsarakan orang lain bukankah lebih mereka mati didepan regu tembak. 

Dan setelah itu, dimakamkan ditempat khusus, pada batu nisannya ditulis nama, jabatan terakhir, meninggal karena kasus korupsi dan dieksekusi pada tanggal ....., dan komplek pemakaman para koruptor ini bisa dijadikan taman bercermin bagi mereka yang masih hidup.

0 comments: