Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Paduka Sedang Kesurupan

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, October 30, 2011 | 10:51 AM


Selesai makan sate di Warkop Pak Bual, Paduka pulang kerumah, dalam perjalanan pulang tiba-tiba perutnya terasa mulas. Untuk menyelamatkan keadaan  beliau mampir disebuah Masjid untuk buang hajat, cret …… cret ….,  urusan dikamar kecil itupun selesai dan dia bergegas pulang.
Seorang Hulu Balang membukakan pintu, dan beliau melangkah masuk, tapi up tunggu dulu ……. Paduka menghentikan langkahnya dan berbalik kebelakang.
“Bau apa ini, menyengat sekali ?” Tanya Paduka kepada Hulu Balang dan yang ditanyapun kebingungan  karena dia tidak merasa mencium bau apapun disekitar itu.
“Panggil petugas kebersihan !” Kata Paduka dengan nada perintah, dan sejenak kemudian 2 petugas kebersihan datang menghadap.

“Kenapa ada bau tak sedap disekitar istanaku ini ?” tanya paduka, tapi sama seperti sang Hulu Balang kedua petugas kebersihan itu juga merasa bingung, mereka tidak mencium bau apapun disekitar situ, kecuali bau Parfum yang biasa dipakai Paduka.
“Ah ……….., kenapa kalian tak menjawab ,  Kenapa bingung ?” Bodoh …….. sekolah tinggi bodohnya mengacau abu, aku pecat kalian, berambus dari sini,” bentak Paduka, dan ketiga orang itupun angkat kaki pulang kerumahnya karena sudah dipecat.
Masih dalam keadaan marah, beliau melangkah keruang makan lalu membuka tudung saji, terlihat makan lezat khas kerajaan terhidang diatas meja, namun bau tak sedap itu tetap saja mengganggu hidungnya membuat  paduka seperti orang kesurupan. Kemarahannya semakin menjadi-jadi, siapun yang ada disekitarnya menjadi sasaran kemarahannya.
Suasana Istana menjadi Panik, tak seorangpun diantara dayang dan para abdinya yang berani mendekat, tak terkecuali sang Permaisuri, dan dalam situasi yang kacau balau itu cucunya pulang dari sekolah, langsung menyalami dan mencium Paduka.
“Eeeeeee …… Datuk tadi makan sate ya ?” kata cucunya dengan logat yang cadel khas anak kecil.
“Koq tau ? Tanya Paduka ?
“Itu sisanya masih ada lengket dikumis Datuk,” jawab cucunya.
“Oh ya,” jawab Paduka sambil membersihkan kumisnya, ada sesuatu yang nempel disitu, tetapi bukan kuah sate seperti yang diduga oleh cucunya, melainkan sisa pembuangan dari kamar kecil di Masjid tadi, dan dari situlah datangnya bau tak sedap itu. Dan barulah dia ingat bahwa selesai buang hajat tadi dia merapikan kumisnya.
“Makanya ……. jangan  marah melulu,” kata Lung Bisar. “Koreksi diri dulu,” lanjutnya lagi.
“Aku ni Raja Lung, tak mungkin salah, sekarang kamu pergi ke Warkop Pak Bual cabut izin usahanya.” Dan titah Paduka itu membuat Lung Bisar menjadi heran “Kepala sakit, kaki yang diamputasi,” ujarnya sambil berlalu dari sisi Paduka.

0 comments: