Asam digunung, garam dilaut bertemu dalam
"KUALI BESI" , mereka sepakat menjadi asam garam dalam gulai yang
akan dihidangkan paduka Baginda bagi kesejahteraan rakyatnya. Namun dasar Asam
ya tetap saja asam, dia tak bisa berbancuh dengan Garam yang asin dan Garam
tetap saja asin tanpa mau melebur dengan asam dalam Kuali Besi milik
Baginda Raja.
Paduka kecewa, melihat asam dan garam yang tetap
mempertahankan rasa aslinya, beliau murka, dan seketika bangkit dari duduknya
pergi kedapur untuk meramu kembali bumbu masakan yang akan dihidangkan, kali
ini baginda memanggil para kokinya dan meminta pendapat tentang bumbu dapur
pendamping asam dan garam.
Semula Paduka berniat ingin membuang asam dan
garam dari KUALI BESI, dan menggantinya dengan bumbu yang lain, namun karena
terikat pakem perbumbuan yang sudah disepakati secara turun temurun maka
renacana itu terpaksalah dibatalkan. Sebagai pengobat rasa kecewa dan agar asam
dan garam tidak terlalu dominan dalam KUALI maka dicarilah bumbu tambahan,
masuklah diantarannya Kecap, Saus,
Merica, Tomat, Timun, Cabe Rawit, Cabe Keriting, Kentang Lokal, Kentang Impor,
Bawang Putih, Bawang Merah, dan beberapa nama lainnya yang tak sempat
dipublikasikan.
Dengan menambah sedikit air dan mengencangkan api
ditungku, mulailah kerja mengaduk bumbu dalam Kuali Besi, sementara itu para
pemberita sibuk mengabarkan dan meminta pendapat para pengamat, akhirnya berita
isi Kuali Besi ini menjadi buah bibir bercampur aduk dengan pendapat para pengamat,
menjadi sesuatu yang membingungkan rakyat.
Sampai cerita bohong ini selesai ditulis belum
dapat dipastikan apa yang sudah terjadi dengan adukan bumbu dalam Kuali
tersebut, kerja Baginda belum usai dan belum bisa dihidangkan kepublik. Cuma
satu hal yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah soal rasa dari campuran
bumbu yang sedemikian royalnya itu, akan menjadi hidangan lezat bagi publik,
atau sebaliknya
Makin keras orang mempertanyakan rasa bumbu itu, semmakin
tenang sikap Baginda bagaikan tak ada persoalan. Makin lantang orang
mengingatkan bahwa adukan bumbu yang banyak seperti itu akan berakibat pada
pemborosan, semakin tak direspon oleh baginda, dan disela-sela kesibukannya
menggodok bumbu masakan yang baru itu dia melempar senyum kepada segenap pengamat
dan pemberita, dengan senyum itu seolah-olah Baginda ingin mengatakan
kalimat pendek "lanjutkan."
0 comments:
Post a Comment