Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Kuali Besi, Lanjutkan

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, October 16, 2011 | 9:49 PM


Asam digunung, garam dilaut bertemu dalam "KUALI BESI" , mereka sepakat menjadi asam garam dalam gulai yang akan dihidangkan paduka Baginda bagi kesejahteraan rakyatnya. Namun dasar Asam ya tetap saja asam, dia tak bisa berbancuh dengan Garam yang asin dan Garam tetap saja asin tanpa mau melebur dengan asam dalam Kuali Besi  milik Baginda Raja.
Paduka kecewa, melihat asam dan garam yang tetap mempertahankan rasa aslinya, beliau murka, dan seketika bangkit dari duduknya pergi kedapur untuk meramu kembali bumbu masakan yang akan dihidangkan, kali ini baginda memanggil para kokinya dan meminta pendapat tentang bumbu dapur pendamping asam dan garam. 

Semula Paduka berniat ingin membuang asam dan garam dari KUALI BESI, dan menggantinya dengan bumbu yang lain, namun karena terikat pakem perbumbuan yang sudah disepakati secara turun temurun maka renacana itu terpaksalah dibatalkan. Sebagai pengobat rasa kecewa dan agar asam dan garam tidak terlalu dominan dalam KUALI maka dicarilah bumbu tambahan, masuklah  diantarannya Kecap, Saus, Merica, Tomat, Timun, Cabe Rawit, Cabe Keriting, Kentang Lokal, Kentang Impor, Bawang Putih, Bawang Merah, dan beberapa nama lainnya yang tak sempat dipublikasikan.
Dengan menambah sedikit air dan mengencangkan api ditungku, mulailah kerja mengaduk bumbu dalam Kuali Besi, sementara itu para pemberita sibuk mengabarkan dan meminta pendapat para pengamat, akhirnya berita isi Kuali Besi ini menjadi buah bibir bercampur aduk dengan pendapat para pengamat, menjadi sesuatu yang membingungkan rakyat.
Sampai cerita bohong ini selesai ditulis belum dapat dipastikan apa yang sudah terjadi dengan adukan bumbu dalam Kuali tersebut, kerja Baginda belum usai dan belum bisa dihidangkan kepublik. Cuma satu hal yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah soal rasa dari campuran bumbu yang sedemikian royalnya itu, akan menjadi hidangan lezat bagi publik, atau sebaliknya
Makin keras orang mempertanyakan rasa bumbu itu, semmakin tenang sikap Baginda bagaikan tak ada persoalan. Makin lantang orang mengingatkan bahwa adukan bumbu yang banyak seperti itu akan berakibat pada pemborosan, semakin tak direspon oleh baginda, dan disela-sela kesibukannya menggodok bumbu masakan yang baru itu dia melempar senyum kepada segenap pengamat dan pemberita, dengan senyum itu  seolah-olah Baginda ingin mengatakan kalimat pendek "lanjutkan."

0 comments: