Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

PKS dan Rujak Sumiati

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, October 20, 2011 | 10:27 PM


Suatu ketika saya ditraktir oleh Lung Udin makan Rujak  diwarung  Sumiati, rujak yang diuleg langsung oleh Buk Sumiati ini memang lezat dan istimewa, paduan asam garam ditambah sedikit Belacan dan cabe berbaur menjadi satu, bila sekali mencoba pasti ketagihan. Bahkan ada rekan saya yang sudah pindah kekota lain sengaja pulang kampung karena isterinya yang hamil ngidam ingin makan rujak uleg buatan buk Sumiati.  “Nangeni,” katanya dalam sebuah pesan singkat.
Anehnya rujak Sumiati ini, selesai makan baru terasa pedasnya, padahal sewaktu menyantapnya sepiring penuh rasa cabe itu tidak mengganggu, berimbang dengan rasa yang lainnya. Jadi tidaklah mengherankan jika ada teman yang tobat makan rujak disitu karena pedasnya, tapi selang sehari kemudian kembali datang makan rujak dan begitulah seterusnya.

Peristiwa makan rujak bersama Lung Udin diwarung Buk Sumiati ini kembali bermain dalam benak saya, manakala melihat manuver kader  PKS menjelang terjadinya reshuffle kabinet. Petinggi PKS menyatakan akan menarik semua menterinya dari kabinet jika salah satu dari 4 kadernya yang jadi menteri KIB ada yang dicopot dari jabatannya. Lalu muncul istilah Tijitibeh, mati siji mati kabeh, (mati satu mati semua).
Ternyata SBY benar-benar mencopot Menristek, Suharna Surapranata yang tak lain adalah kader PKS, (mungkin kader terbaiknya). SBY seakan memberikan jawaban dari ungkapan PKS dengan istilahkan Tijitibeh. Setekah pencopotan itu PD masih memperjelasnya lagi dengan keterangan dari Ketua Fraksi Demokrat Jakfar hafsah.
"Sebenarnya di sini pilihannya adalah berada di koalisi dan tidak ada di koalisi, tidak ada rumus tengahnya. Jadi di sini pilihannya yes or no kan bahasanya sederhana," tegas Ketua FPD, Jafar Hafsah, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10/2011).
Lebih tegas lagi Wasekjen PD Ramadhan Pohan mengatakan  bahwa SBY dengan sengaja mengurangi jatah PKS dikabinet sebagai hukuman.
"Kalau mau koalisi, koalisilah yang baik. Kalau mau jadi oposisi, oposisilah. Tapi, jangan dua kaki. PKS tidak konsisten dalam menjalankan peran sebagai partai koalisi. PKS sering menyerang motor koalisi yakni Presiden SBY. Jadi, PKS harus tahu kewajibannya jangan cuma tahu haknya di koalisi," ujar tokoh yang pernah populer dengan Mr. A ini.
Bagaimana sikap PKS ? apakah akan tetap berada dalam Koalisi pemerintahan SBY atau menjadi partai Oposisi  seperti apa yang sudah diungkapkan selama ini. Kalau melihat gelagatnya, sikap PKS pasca reshuffle kabinet ini mungkin akan tetap berada dalam koalisi, dan secara perlahan namun pasti istilah tijitibeh itu akan hilang dengan sendirinya, sama halnya dengan pelanggan rujak uleg buk Sumiati, walaupun pedasnya menyengat namun tetap membuat ketagihan.  Berkoalisi itu enak lho.

0 comments: