Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Anggota Dewan, BEGO dan LUCU

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, February 15, 2016 | 1:51 PM

Semula saya menduga bahwa semua anggota DPR itu adalah orang pilihan, otaknya cerdas dan serius memikirkan nasib rakyat yang diwakilinya, siap duduk di Senayan sebagai penyambung lidah rakyat, memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki hati yang lapang, cerdas dan memiliki pemikiran-pemikiran yang bernas untuk disumbangkan sebesar-besarnya demi demi kepentingan rakyat yang diwakilinya, dan itulah sebabnya rakyat menyebutnya sebagai anggota DEWAN yang terhormat.
Ternyata, dugaan saya itu keliru, adalah seorang Fachri Hamzah yang telah membuka rahasia gedung Parlemen itu bahwa tidak semuanya diisi oleh orang-orang yang cerdas dan pintar, “mereka sama saja dengan rakyat ada yang Bego, ada yang LUCU,” ujar Fachri sebagaimana dikutip oleh beberapa media.
Keterbukaan Fachri tentang wakil rakyat yang BEGO dan LUCU ini telah menambah khasanah pengetahuan saya, setidak-tidaknya Fachri telah menghapus kekeliruan pikir dan kesalahan cara pandang saya terhadap wakil rakyat, sekaligus saya acungkan jempol untuk Bung Fachri yang sudah berkata jujur tentang koleganya.
Saya sepakat dengan Fachri Hamzah, bahwa wakil rakyat yang BEGO dan LUCU itu harus dicarikan solusinya, tapi saya tidak sependapat dengan ide yang dia tawarkan bahwa untuk mengatasinya perlu dibangunkan gedung DPR yang baru lengkap dengan sarana dan fasilitas penunjang sehingga wakil rakyat yang BEGO menjadi berisi. Membangunkan gedung yang baru untuk orang BEGO dan LUCU adalah sebuah perbuatan yang sia-sia, seharusnya Fachri menawarkan ide yang lebih realistis.
Koleganya yang BEGO itu dikirim kesekolah-sekolah formal atau informal untuk dididik menjadi manusia pintar. Bila upaya ini gagal dan mereka masih tetap juga BEGO, maka kepalanya perlu diletakkan dibawah mikroskop untuk diteliti apakah masih ada otaknya atau tidak, atau kirim saja ke Panti Rehab Mental sebagai solusi terakhir.
Sementra untuk anggota DPR yang LUCU, solusi yang paling tepat adalah membangunkan mereka pentas lawak, dan dipersilakan mereka untuk mengekpresikan dirinya, menampilkan berbagai kelucuan yang barangkali bisa menjadi obat pelipur lara bagi rakyat yang haus hiburan.
Sesungguhnya, masalah wakil rakyat yang BEGO dan LUCU ini tidak boleh ada, wakil rakyat itu harus smart, pintar dan cerdas, berani berjuang untuk kepentingan rakyat. Mampu merumuskan pikirannya, memberi saran dan pendapat kepada pemerintah agar rakyat dilayani dan ditingkatkan taraf hidupnya mencapai cita-cita bersama yakni masyarakat yang makmur dan sejahtera.
Tanggung jawab menghadirkan wakil rakyat yang sedemikian rupa itu berada dipundak Partai Politik. Kader yang dicalonkan sebagai wakil rakyat itu bukanlah orang BEGO yang tidak tau mau berbuat apa, atau pelawak yang hanya pandai melucu, tetapi benar-benar orang pilihan yang memiliki kemampuan, sehingga siap lahir bathin menyandang prediket sebagai wakil rakyat yang terhormat.
Munculnya orang-orang BEGO dan LUCU di DPR itu disebabkan oleh ketidak siapan PARPOL dalam melahirkan kader-kader terbaiknya, rekrut anggota dan pendidikan kader terkesan amburadul sehingga ketika datang musim pemilu parpol menjadi gagap menyusun daftar nama calon anggota legislatif.
Celakanya lagi, karena ingin meraup suara pemilih yang lebih banyak, parpol berlomba-lomba mencari orang-orang populer untuk dicalonkan, tanpa memandang apakah otaknya berisi atau tidak, setelah terpilih mereka minta dibangunkan gedung baru lengkap dengan sarana dan fasilitas penunjang agar otaknya lebih berisi, selanjutnya seperti yang selalu disorot oleh media mereka duduk-duduk ngantuk dibalai sidang. Jadi, masalah anggota
Dewan yang BEGO dan LUCU itu bukanlah soal sarana dan fasilitas gedung, tetapi karena cara rekrut dan pembinaan kader partai politik yang keliru, lebih dari itu saya ucapkan terima kasih kepada Fachri yang sudah membuka cakrawala berpikir saya tentang wakil rakyat yang ternyata tidak semuanya siap mewakili rakyat tetapi ada juga diantaranya yang BEGO dan LUCU.

0 comments: