Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Kudeta

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, March 19, 2013 | 8:50 AM

Dihari-hari terakhir ini kita dikejutkan oleh ISU tentang akan adanya kudeta terhadap pemerintahan yang syah. Isu tersebut semakin santer terdengar manakala para jenderal yang sudah purna bhakti bertemu dengan presiden tanggal 13 Maret yang lalu. Konon kabarnya isu tersebut sangat akurat dan bersumber dari laporan intelijen.

Kita patut merasa cemas akan isu ini, karena istilah kudeta itu sendiri mengandung makna penjungkirbalikan kekuasaan secara paksa. Bila benar terjadi, Kudeta tidak hanya akan menjatuhkan penguasa, tetapi juga akan menjatuhkan korban yang tak sedikit. Pertempuran akan sulit dihindari, tentara yang setia dengan republik akan berhadap-hadapan dengan pihak yang melakukan kudeta. 

Desingan peluru akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian kita sepanjang waktu, dan ditiap-tiap letusan senjata dengan sendirinya akan menelan korban. Para pengurus Masjid dan yayasan sosial akan tunggang langgang dalam penyelenggaraan jenazah, mulai dari memandikan, menyolatkan hingga sampai pada menguburkan jasad korban. Para penggali kubur juga kebagian getahnya, mereka harus bekerja ekstra sepanjang hari agar tidak ada korban yang terlantar dan terlambat masuk keliang lahat.

Kudeta yang sudah terlanjur dilancarkan sulit untuk dihentikan, pihak yang menang sementara waktu boleh naik tahta, tapi bukan berarti pihak yang dikudeta akan bungkam selamanya, mereka diam sambil menyusun strategi dan taktis sambil menunggu waktu yang tepat untuk melakukan serangan balik, demikianlah seterusnya hingga perang saudara menjadi sesuatu sulit dihindari, dan pada akhirnya rakyat jualah yang akan menanggung beban deritanya.

Tapi, benarkah akan ada kudeta ? siapakah yang berada dibalik rencana kudeta itu, sebesar apakah kekuatan yang dimilikinya, rentetan pertanyaan itu datang bertubi-tubi, bermain-main dalam benak kita. 

Biasanya kudeta itu dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata, dan dinegeri ini senjata yang paling lengkap itu hanya dimiliki oleh TNI, kalaupun ada teroris dan kelompok separatis, jumlahnya tidak seberapa, paling banter mereka hanya mampu membuat bom rakitan dan diledakkan didepan hotel atau tempat hiburan malam. Tindakannya hanya sebatas mengacaukan keamanan, tidak sampai mengganggu stabilitas politik apalagi sampai melakukan kudeta.

TNI dipastikan tidak akan mau melakukan kudeta, karena tentara kita adalah prajurit Sapta Marga yang setia pada negara, tindakan itu amatlah nista dimata mereka. Kita haqqul yakin bahwa TNI adalah orang-orang yang mencintai negeri ini dengan sepenuh hati. Justeru itu kita tidak yakin kalau TNI mau melakukan kudeta.

Kelompok besar lainnya adalah Partai Politik. Partai memang memiliki anggota dalam jumlah yang besar, tapi bukan rahasia lagi bahwa partai – partai yang ada dinegeri ini bukanlah partai yang mendapat dukungan sepenuh hati. Dukungan yang mereka peroleh adalah dukungan semu, tergantung pada buah tangan yang mereka bawa saat kampanye. Jangankan dukungan untuk melakukan kudeta, dukungan dalam pemilu saja sulit mereka peroleh, justeru itulah sering kita dengar besarnya jumlah Golput pada setiap pemilihan umum maupun pemilukada.

Ada pula kelompok barisan sakit hati, mereka ini merupakan kumpulan orang-orang yang dulunya pernah berada dilingkungan kekuasaan, yang oleh sebab sesuatu dan lain-lain hal kini terpinggirkan. Sebagian diantaranya ada yang dihinggapi penyakit post ower syndrome, latah dan lain sebagainya tetapi masih ingin tetap eksis. Mereka bersatu bukan karena persamaan ideologi dan cita-cita tetapi berkumpul karena merasa senasib sepenanggungan. Jumlahnya tidaklah terlalu besar dan rentan perpecahan, serta tidak pula memiliki kekuatan untuk melakukan kudeta. 

Jadi, kelompok mana lagi yang mungkin melakukan kudeta? Pertanyaaan ini sulit dijawab oleh akal sehat kita. Jika ada kelompok yang dengan sengaja berani merencakan kudeta terhadap pemerintahan yang syah, barangkali tindakan itu hanya akan sia-sia belaka karena tidak akan pernah mendapat dukungan dari rakyat.

Tetapi, dalam situasi tertentu, ketika penguasa sudah tidak lagi berlaku adil terhadap rakyatnya, korupsi terjadi dimana-mana, hukum tidak lagi ditegakkan, para pejabat negara berlomba-lomba menumpuk kekayan , pemerintah menjalankan kekuasaannya dengan sewenang-wenangnya, republik seakan menjadi taming bagi praktik politik dinasti dan perkoncoan, maka bukan tidak mungkin rakyat akan turun kejalan sambil berujar “Raja Alim Raja disembah, Raja zalim Raja disanggah,” dan bila itu yang terjadi, maka bukan Kudeta lagi namanya, tetapi people power, sebuah istilah yang saya sendiri sudah lupa maknanya.

0 comments: