jika salah menghitung,
langkah akan terpuruk dijurang yang dalam, dan nama besar PD akan tinggal kenangan
belaka.
Semula diyakini bahwa turunnya Anas dari kursi
ketua umum akan mampu memperbaiki elektabilitas partai, kenyataannya malah PD
menjadi repot sendiri mencari penggantinya dan elektabilitas partai tak juga membaik.
Perkara elektabilitas inilah yang memusingkan
kepala para elite partai, mereka resah mencari jalan keluarnya, sementara Anas
berhenti sambil menebar kata-kata tajam yang bagaikan anak panah lepas dari
busurnya.
Diluar perhitungan banyak pihak, Anas yang
kesehariannya terlihat santun itu ternyata mampu melakukan perlawanan, meskipun
tidak dengan cara yang prontal, namun langkah-langkah yang dilakukannya merupakan
serangan balik terhadap pihak-pihak yang menggusurnya dari PD.
Siapakah figur yang bisa dihandalkan oleh
Demokrat itu ? Sejumlah nama memang sudah digadang-gadang menjadi calon ketua
umum. Dari kalangan internal, muncul nama Marzuki Alie, dan Saan Mustopa, sementara
dari Puri Cikeas disebut-sebut pula nama Ani Yudhoyono, dan Edhie Baskoro
Yudhoyono (Ibas).
Marzuki dan Saan Mustopa nampaknya sudah
melakukan sejumlah manuver diberbagai daerah. Saan mengaku terus melakukan
komunikasi intensif dengan para pengurus didaerah meskipun dia sendiri tak pernah mengungkapkan daerah
mana yang akan mendukungnya.
Sementara itu kubu Marzuki sudah mulai melakukan
konsolidasi dengan mengumpulkan pengurus DPC-DPC di Makassar beberapa waktu
lalu, terakhir mereka berkumpul di Ancol dan konon kabarnya konsolidasi yang
dilakukannya itu berbuah teguran dari ketua majelis tinggi.
Dari kubu Cikeas, meski tidak pernah terdengar suara
mereka ingin mencalonkan diri, tapi kader Demokrat seakan berlomba-lomba ingin
mencalonkannya, belum ada jawaban pasti apakah diantara ketiganya akan menolak
atau menerima pencalonan itu.
Jika Saan dan Marzuki terpilih, mampukah kedua
fungsionaris partai ini merebut hati pemilih, apakah mereka memiliki daya juang
yang baik untuk mendongkrak elektabilitas partai, apakah keduanya punya nilai
jual yang tinggi guna meraih simpati rakyat ? Jawabnya tentu kader PD yang tau,
namun satu hal yang harus dimaklumi, bahwa melorotnya elektabilitas partai
bukan hanya karena faktor ketua umum, tetapi juga karena terungkapnya beberapa
kasus korupsi yang melibatkan elite partai ini.
Demikian juga halnya dengan pencalonan trio
Cikeas (SBY, Ani Yudhono dan Ibas) meskipun hingga hari ini ketiganya relatif
bersih dari sangkaan negatif dan diyakini mampu membersihkan partai ini dari
para pencoreng nama baik, namun apa jadinya partai ini, jika ketua dan
sekjennya adalah ibu dan anak, plus ketua majelis tinginya dipegang oleh sang
suami. Publik akan menilai PD hanya milik keluarga Cikeas, dan pada gilirannya
nanti ketika ikut pemilu hanya sedulur mereka yang berkenan memilih.
Untuk itulah, PD harus menghitung ulang dengan
cermat, agar KLB yang akan dilaksanakan akhir Maret ini bisa menjadi langkah
awal kebangkitan partai, bisa memulihkan kepercayaan publik, dan pada
gilirannya sukses mendulang suara pada pemilu 2014 mendatang.
jika salah menghitung, langkah akan terpuruk
dijurang yang dalam, dan nama besar PD akan tinggal kenangan belaka.
0 comments:
Post a Comment