Keputusan SBY mengambil alih kendali
partai dan meminta Anas untuk fokus pada masalah hukum di KPK semakin
menguatkan dugaan tentang adanya kubu dalam Partai Demokrat, sedikitnya
ada kubu Anas dan kubu SBY.
Namun dugaan ini dibantah oleh Ulil
Abshar Abdalla, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP
Partai Demokrat itu menegaskan, setelah seluruh pengurus menandatangani
pakta integritas. tidak ada lagi kubu seperti yang dibicarakan banyak
pihak, Demokrat hanya memiliki kubu Susilo Bambang Yudhoyono
“Mereka meneken pakta integritas.
Artinya, menurut saya, saat ini Demokrat hanya ada satu kubu, kubu SBY,”
ujarnya seusai diskusi “Pemulihan Partai Demokrat” di Jakarta, Jumat
(15/2/2013).
Yang terlihat kepermukaan memang seperti
itu, sebanyak 33 DPD, DPC, dan seluruh anggota fraksi sudah
menandatangani pakta integritas. Namun bukan berarti mereka sehati dan
sepemikiran dengan Majelis tinggi. Ikut menandatangani Pakta Integritas
belum tentu menyetujui isinya, itu hal yang nampak diluar saja, didalam
hatinya siapa yang tau. Ulil lupa pribaha yang menyebutkan dalamnya laut
bisa diduga, dalamnya hati siapa yang tau.
PD sendiri memiliki pengalaman buruk,
Ingat sebuah Iklan, Angelina Sondakh yang dikenal dengan ucapannya
“Katakan tidak pada Korupsi”, kini malah tersangkut perkara korupsi, itu
artinya bersikap manis dan lain dimulut lain dihati dalam tubuh
Demokrat biasa dilakukan.
Baru saja Ruhut Sitompul berteriak
lantang, mengingatkan orang-orang Anas agar berdo’a, entah berdo’a apa
yang dimaksudkannya ? Tapi ucapannya itu menyiratkan bahwa Anas masih
punya pengaruh dan pengikut yang setia.
Satu – satunya yang bisa meredam isu
perkubuan dalam tubuh Partai Demokrat adalah dengan cara mendorong KPK
bekerja secepatnya untuk menentukan status Anas, apakah dia terlibat
dalam kasus Hambalang atau tidak.
Jika KPK sudah memutuskan bahwa Anas
tidak terlibat, maka PD akan berjalan normal dibawah pimpinan seorang
ketua umumnya yang tidak cacat hukum, dan jika Anas dinyatakan sebagai
tersangka maka PD bisa dengan bebas melengserkan Anas tanpa ada
sanggahan dari para pendukungnya.
Dengan status Anas yang masih mengambang
seperti sekarang ini, maka sulit bagi PD untuk menentukan sikap.
Mencopot atau membiarkan Anas tetap memimpin PD sama buruknya. Sementara
itu dalam tubuh PD sendiri, kelompok yang inginan melengserkan dan
mempertahankan Anas sama-sama terdengar suaranya. Perseteruan dua
kelompok inilah yang dinilai oleh publik sebagai dua kubu yang berbeda.
0 comments:
Post a Comment