Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Kubu SBY

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, March 5, 2013 | 10:21 PM

Keputusan SBY mengambil alih kendali partai dan meminta Anas untuk fokus pada masalah hukum di KPK semakin menguatkan dugaan tentang adanya kubu dalam Partai Demokrat, sedikitnya ada kubu Anas dan kubu SBY.
Namun dugaan ini dibantah oleh Ulil Abshar Abdalla, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat itu menegaskan, setelah seluruh pengurus menandatangani pakta integritas. tidak ada lagi kubu seperti yang dibicarakan banyak pihak, Demokrat hanya memiliki kubu Susilo Bambang Yudhoyono
“Mereka meneken pakta integritas. Artinya, menurut saya, saat ini Demokrat hanya ada satu kubu, kubu SBY,” ujarnya seusai diskusi “Pemulihan Partai Demokrat” di Jakarta, Jumat (15/2/2013).
Yang terlihat kepermukaan memang seperti itu, sebanyak 33 DPD, DPC, dan seluruh anggota fraksi sudah menandatangani pakta integritas. Namun bukan berarti mereka sehati dan sepemikiran dengan Majelis tinggi. Ikut menandatangani Pakta Integritas belum tentu menyetujui isinya, itu hal yang nampak diluar saja, didalam hatinya siapa yang tau. Ulil lupa pribaha yang menyebutkan dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati siapa yang tau.
PD sendiri memiliki pengalaman buruk, Ingat sebuah Iklan, Angelina Sondakh yang dikenal dengan ucapannya “Katakan tidak pada Korupsi”, kini malah tersangkut perkara korupsi, itu artinya bersikap manis dan lain dimulut lain dihati dalam tubuh Demokrat biasa dilakukan.
Baru saja Ruhut Sitompul berteriak lantang, mengingatkan orang-orang Anas agar berdo’a, entah berdo’a apa yang dimaksudkannya ? Tapi ucapannya itu menyiratkan bahwa Anas masih punya pengaruh dan pengikut yang setia.
Satu – satunya yang bisa meredam isu perkubuan dalam tubuh Partai Demokrat adalah dengan cara mendorong KPK bekerja secepatnya untuk menentukan status Anas, apakah dia terlibat dalam kasus Hambalang atau tidak.
Jika KPK sudah memutuskan bahwa Anas tidak terlibat, maka PD akan berjalan normal dibawah pimpinan seorang ketua umumnya yang tidak cacat hukum, dan jika Anas dinyatakan sebagai tersangka maka PD bisa dengan bebas melengserkan Anas tanpa ada sanggahan dari para pendukungnya.
Dengan status Anas yang masih mengambang seperti sekarang ini, maka sulit bagi PD untuk menentukan sikap. Mencopot atau membiarkan Anas tetap memimpin PD sama buruknya. Sementara itu dalam tubuh PD sendiri, kelompok yang inginan melengserkan dan mempertahankan Anas sama-sama terdengar suaranya. Perseteruan dua kelompok inilah yang dinilai oleh publik sebagai dua kubu yang berbeda.

0 comments: