Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

KLB , Kata Lung Bisar

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, March 14, 2013 | 9:32 PM

Ibarat seorang Sopir, Anas berhenti ditengah perjalanan, dia harus turun dari kenderaannya untuk menyelesaikan tilang, sementara itu kenderaan yang bernama Partai Demokrat itu harus melanjutkan perjalanannya menuju pemilu 2014. Maka tidak ada pilihan lain kecuali menunjuk seorang kader untuk menjadi pemimpin sementara, yang belakangan ini dikenal dengan istilah PLT.
Sayangnya istilah PLT itu tidak dikenal dalam AD/ART partai , agaknya SBY lupa bahwa partai besutannya itu tidak pernah memberi wewenang kepada siapapun ( termasuk dirina sendiri) , untuk menetapkan seseorang sebagai pelaksana tugas pengganti ketua umum yang berhenti ditengah jalan. Istilah PLT itu sendiri hanya dikenal dalam mengisi kekosongan jabatan dalam pemerintahan, yang secara tersirat mengandung makna ditunjuk dari atas. Justeru karenanya menjadi ganjil bila diterapkan pada partai politik yang pada dasarnya mensyaratkan pemilihan.
Lowongnya jabatan ketua umum Partai menyebabkan PD kesulitan mengajukan daftar calon anggota legislatif sementara atau yang biasa disebut dengan DCS. KPU seakan memberi sinyal penoakan bila usulan daftar calon sementara yang diajukan oleh PD itu ditandatangani oleh seorang PLT. Lembaga yang diberi amanah untuk menyelenggarakan Pemilu itu hanya bisa menerima usulan DCS yang ditandatangani oleh Ketua Umum partai atau sebutan lainnya.
Terkait dengan ketentuan tersebut akhirnya PD mempersiapkan diri untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa, guna memilih kader terbaiknya menjadi ketua umum menggantikan Anas Urbaningrum. Perhelatan besar ini membuka kesempatan bagi elite partai untuk uji kemampuan, apakah mereka layak dan dipercaya untuk dipilih menjadi pemimpin partai. Beberapa nama dari kalangan internal partai santer disebut sebagai kandidat kuat, diantaranya adalah Marzuki Alie dan Saan Mustopa.
Dalam Kongres yang lalu, Marzuki Alie merupakan seorang rival Anas, sementara Saan Mustopa dikenal sebagai orang dekatnya Anas Urbaningrum. Keduanya merupakan kader militan, potensial dan memiliki peluang yang sama besarnya untuk maju sebagai calon ketua umum.
Beredar kabar bahwa majelis tinggi telah menetapkan syarat bagi yang terpilih sebagai ketua umum tidak bileh rangkap jabatan dan tidak dibenarkan maju sebagai capres dalam pemilihan presiden yang akan datang. Ketua umum terpilih harus bekerja full timer untuk menyelesaikan problem partai, utamanya dalam hal melakukan konsolidasi dan meningkatkan elektabilitas partai.
Bagi Marzuki Alie dan Saan Mustopa , kerja keras untuk kepentingan partai mungkin bisa mereka lakukan, tapi mundur dari jabatan sebagai ketua DPR dan Sekretaris Fraksi PD tentulah sesuatu yang berat, ditambah lagi sayarat berikutnya menyebutkan tidak boleh jadi Capres, seakan ketua umum partai hanya diminta untuk bekerja keras dengan keringat dan tulang bersilang, tetapi tidak diberi peluang untuk mencapai karir politiknya yang lebih baik.
Melihat kondisi yang sedemikian rupa ini, sayapun jadi teringat pada ungkapan Lung Bisar yang menyebutkan kongres luar biasa itu sudah selesai sebelum dimulai.
“KLB yang seyogyanya menjadi ajang pertarungan sehat antar kandidat itu akan berubah menjadi sesuatu yang hambar dan tak bermakna,” Kata Lung Bisar memulai percakapannya. “Tidak akan ada kader potensial yang berani maju sebagai kandidat, karena mereka enggan meninggalkan kursi jabatannya dan dilarang menjadi capres, akhirnya dari pada deadlock majelis tinggi mengajukan satu nama calon untuk dipilih secara aklamasi, itu sudah diatur sedemikian rupa jauh sebelum kongres dilaksanakan,” sambungnya lagi.
Saya biasanya tidak pernah menanggapi bualan Lung Bisar secara serius, tapi kali ini prediksi sahabat saya ini hampir mendekati kenyataan, dan jika itu benar maka KLB yang akan berlangsung itu akan berubah menjadi “Kata Lung Bisar”, disingkat menjadi “KLB.”

0 comments: