“Itulah
pintarnya Kancil, dan oleh karena pintarnya itulah maka disebut “Kancil Luar
Biasa, disingkat menjadi KLB.”
Sudah menjadi tradisi
bagi anak-anak dusun Pasir Berdengung, bahwa bila musim purnama mengambang
mereka berduyun-duyun mendatangi rumah Lung Bisar untuk mendengar cerita
dongeng dari orang tua yang mereka panggil dengan sebutan Pak Lung itu. Tak
terkecuali pada malam itu, saat mana saya yang secara kebetulan sedang numpang
bermalam dirumah beliau.
“Malam ini kita
bercerita tentang Kancil Luar Biasa,” kata Lung Bisar memulai dongengnya, dan
seperti biasanya anak-anak itupun duduk dengan tertib sambil menyimak kata demi
kata yang keluar dari mulut Lung Bisar.
“Bermula kisah dari
seekor Harimau yang bermaksud hendak menyatukan seluruh warga hutan dalam
sebuah perkumpulan. Rencananya itu mendapat sambutan baik dari kawan-kawannya yang
lain, hampir semua warga hutan belantara yang mendengar rencana Harimau itu
menyatakan setuu. Bahkan Singa dan Gajah yang dikenal sebagai seterunya juga
setuju, sedikitpun mereka tak membantah,
semuanya menyatakan dukungan dengan sepenuh hati kecuali Kancil, makhluk yang
satu ini memberikan dukungan dengan sedikit catatan.” Kata Lung Bisar sambil menghentikan sejenak ceritanya untuk
menyeruput kopi yang disediakan oleh nCik Kenah., kemjudian sambil menyulut
sebatang rokok dia lanjutkan ceritanya lagi.
“Maka terjadilah dialog
antara Kancil dengan Harimau, debat mereka semakin alot ketika sampai pada
pembicaraan siapa nanti yang akan dipilih sebagai pimpinan.” Kata Lung Bisar
dengan gayanya yang khas, dan anak – anak belia itu duduk tertib
mendengarkannya.
“Saya lebih cenderung
Singa yang jadi Ketua,” kata Harimau.
“Ooooo saya kurang
setuju, ...... Singa itu kukunya panjang, rambutnya gondrong, kalau dia jadi
ketua kita nanti apa kata dunia,” sanggah Kancil.
“Bagaimana kalau Gajah
? Kata Harimau lagi.
“Kalau Gajah saya sih
setuju, tapi Gajah itu tak pandai duduk, apa jadinya nanti kalau pimpinan kita
mulai dari bangun tidur sampai tertidur lagi kerjanya berdiri terus.” Jawab
Kancil sambil memamah dedaunan.
“Kalau begitu saya
usulkan Lembu yang jadi ketua,” kata Harimau lagi dengan nada setengah putus
asa.
“Ooo mak, Lembu itu hampir
sama dengan keledai, mereka lebih terkenal bodohnya, saking bodohnya, Lembu
yang punya susu Sapi yang dapat nama, saya keberatan.” Jawab Kancil dengan
tegas.
“Siapa lagi nCil,”
sergah Harimau dengan emosinya.
“Bagaimana kalau saya
yang jadi ketuanya,” jawab Kancil dengan senyum dikulum. “Dan Tuan Harimau akan
saya nobatkan sebagai Datuk Panglima Hutan, pemangku adat tertinggi dibelantara
ini,” sambung Kancil lagi.
“Cocok juga tu,” jawab
Harimau, kemudian mereka
bersalam-salaman mengakhiri perdebatan dengan sebuah kesepakatan, dan konon
kabarnya kesepakatan antara Harimau dan
Kancil itu menjadi keputusan kongres yang akan mereka laksanakan.
“Lho, koq ada keputusan
sebelum kongres?” Tanya salah seorang anak dengan penuh keheranan,
“Itulah pintarnya
Kancil, dan oleh karena pintarnya itulah maka disebut “Kancil Luar Biasa,
disingkat menjadi KLB.” Jawab Lung Bisar
mengakhiri ceritanya.
0 comments:
Post a Comment