Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Mampukah Sby

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, April 2, 2013 | 2:32 AM


Marzuki dan  kader partai boleh berbesar hati dan berharap, tetapi rakyatlah yang memutuskan apakah Partai Demokrat masih layak diberikan kepercayaan.
"Tiga bulan kedepan, elektabilitas partai ini menjadi 15 persen," kata Marzuki saat berbincang dengan wartawan di Sanur Paradise Hotel, Sanur, Bali, Minggu (31/3/2013).
Itulah ungkapan kegembiraan hati seorang Marzuki Alie atas putusan KLB Partai Demokrat yang telah memilih SBY sebagai ketua umum. Ketua DPR yang juga wakil ketua majelis tinggi PD ini merasa yakin bahwa terpilihnya SBY akan menjadi titik awal bagi Partai Demokrat dalam upaya meningkatkan elektabilitas partai.
Tidak dinafikan bahwa Ketua Umum merupakan pemegang kendali utama dalam segala aktivitas partai, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan kegiatan,  termasuk kegiatan dalam usaha merebut hati rakyat pemilih. Terpilihnya SBY sebagai ketua umum mungkin mampu menjadi perekat dan meredam isu perpecahan ditubuh partai. Dengan segenap kemampuan dan kharisma yang dimilikinya SBY akan merapatkan barisan, bahu membahu dengan seluruh kader untuk menyongsong hari esok yang lebih baik.
Marzuki bolehlah berbesar hati, tapi jangan lupa bahwa elektabilitas partai bukan semata-mata karena faktor ketua umum, bukan hanya faktor internal belaka, banyak faktor lain diluar partai yang menentukan, salah satunya adalah faktot kepercayaan rakyat terhadap partai itu sendiri. Internal partai barangkali bisa dikendalikan oleh SBY, tetapi membujuk hati rakyat pemilih adalah sesuatu yang sulit, butuh kerja keras dan kesungguhan dari seluruh kader PD.
Dua kali pemilu rakyat menjatuhkan pilihannya kepada PD, memberikan kepercayaan yang sedemikian besar kepada SBY dengan Partainya untuk mengendalikan pemerintahan ini dengan harapan kesejahteraan rakyat akan meningkat, bisa menciptakan aparat pemerintahan yang bersih dan berwibawa, mampu bergerak dari titik terendah peninggalan orde baru menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.
Kenyataanya kemudian menjadi lain, aparat pemerintah selaku penyelenggara negara yang diharapkan bersih dan berwibawa malah lebih banyak kotornya, prilaku korup dipertontonkan kehadapan publik, wajah-wajah para koruptor tampil dilayar kaca dengan senyum sumringah tanpa rasa malu sedikitpun. Ketimpangan pembangunan antara Wilaya Indonesia Timur dan Barat bagaikan jurang yang menganga. Rakyat sulit berobat karena RSU menolak pasien yang tak punya uang. Listerik byarpet tanpa pernah ada solusinya, biaya pendidikan masih cukup tinggi, tidak mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok seperti daging dan kedelai bahkan belakangan ini harga bawangpun ikut melonjak empat puluh kali lipat, sementara petani bawang di Brebes tetap juga melarat.
SBY yang dulunya menyatakan dirinya berdiri paling depan dalam upaya pemberantasan korupsi, malah dibelakangnya berbaris para koruptor itu sendiri, terbukti dengan banyaknya kader partai yang dipimpinnya tersangkut kasus suap dan korupsi, bahkan belakangan ini nama Ibas santer disebut-sebut ikut menikmati uang haram dari kasus suap Hambalang. Benar tidaknya berita keterlibatan putera presiden itu masih menuggu kepastian dari penegak hukum, tapi opini publik sudah terlanjur terbentuk. Berbagai Peristiwa tersebut diatas membuat pupusnya kepercayaan rakyat terhadap PD.
Disamping itu ada lagi faktor yang tak kalah pentingnya untuk diperhitungkan, yakni faktor Anas Urbaningrum, mantan ketua HMI ini dalam pidatonya saat berhenti dari Demokrat berjanji akan membuka lembaran-lembaran yang katanya bisa membuktikan apakah Partai Demokrat merupakan partai yang bersih atau kotor, partai yang baik atau partai brutal, dan banyak lagi ucapannya yang penuh dengan makna menyerang ke PD.
Elektabilitas Partai mungkin akan meningkat, jika SBY dan segenap jajaran pengurus partai, mulai dari pusat hingga kedusun mampu meyakinkan rakyat bahwa setelah KLB tidak ada lagi kader partai yang terlibat korupsi, tidak ada lagi kader partai yang asal ngomong dimedia, tidak ada lagi narapidana narkoba dan koruptor yang mendapat remisi, tidak ada lagi kader partai yang mengusulkan pembangunan gedung baru DPR dengan anggaran berlebihan.
Dan satu hal yang teramat sangat penting adalah kemampuan SBY membuktikan kepada rakyat bahwa sebagai ketua umum partai dia tetap akan mendahulukan tugas-tugas negara, selebihya waktu jualah yang akan membuktikan apakah elektabilitas PD akan meningkat. 

0 comments: