Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

UN

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, April 16, 2013 | 7:03 PM


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan ujian nasional bukan hanya untuk pelajar. "Kami, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, juga diuji secara nasional," kata Nuh di SMA Negeri 3 Jakarta, Senin, 15 April 2013. Sebagaimana dikutip oleh Tempo.co.
Ungkapan pak Menteri tersebut barangkali ingin mengatakan bahwa antara siswa dan Pemerintah pada hari ini mengalami nasib yang sama, yakni sama-sama diuji oleh suatu keadaan yang disebut UN.
Sebagai penyemangat, ucapan itu bisa difahami, menjadi cambuk agar para siswa tidak merasa sendirian dalam menghadapi ujian. Pada saat yang sama masih ada pihak lain yang juga sedang diuji, yakni pemerintah. Kalau siswa diuji kemampuan menguasai materi pelajaran sementara pemerintah diuji dalam hal penyelenggaraan UN itu sendiri.
Namun persoalannya saat ini bukanlah masalah bersemangat atau loyonya para siswa dalam menghadapi UN itu, tapi sejauh mana kesiapan pemerintah menyelenggarakan Ujian yang bertaraf Nasional itu dilakukan. Logikanya, jika siswa akan diuji secara nasional maka proses belajar mengajar seharusnya juga bertaraf nasional. Apa yang diperoleh oleh siswa  yang belajar di Jakarta juga harus dirasakan oleh siswa lain diseluruh pelosok nusantara ini, termasuk para siswa yang belajar di pedalaman Papua dan di Pematang Ibul Rohil. Atau dengan kata lain pemerataan pendidikan itu harus benar sudah dirasakan oleh siswa secara nasional.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah penyelenggaraan pendidikan  (termasuk sarana dan prasarana, fasilitas dan tenaga pengajarnya) sudah merata secara nasional ?  Jika sudah, ya Alhamdulillah, tapi jika belum, maka sebaiknya pemerintah berpikir ulanglah untuk melakukan ujian secara nasional.
Akan halnya hari ini pak Menteri merasa sedang diuji, ya diujilah situ,  tidak ada korelasinya dengan UN yang sedang dihadapi oleh siswa kita. Ujian yang dihadapi oleh para siswa kita sesungguhnya sudah berlangsung sejak dia masuk sekolah dulu, diuji dengan keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana, diuji dengan keharusan membeli pakaian seragam  dan kemungkinan juga diuji dengan berbagai pungutan.
Ujian-ujian seperti itu, berlangsung selama mereka dalam pendidikan, maka ketika pak menteri mengatakan pemerintah sedang diuji, secara samar-samar terdengarlah jawaban siswa dengan menggunakan istilah “Lebay” , sebuah kosa kata yang belum kita jumpai dalam kamus besar bahasa Indonesia, dan kita diuji untuk memahaminya.

0 comments: