Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Jangan Gunakan Istana Untuk Kegiatan Partai

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 21, 2013 | 2:04 AM


Semula saya menduga bahwa SBY tampil diistana negara pada Rabu malam (17 April 2013), akan berbicara masalah kenegaraan yang kini sedang menghangat, mungkin soal Ujian Nasional yang amburadul, sehingga perlu ditegaskan bahwa Menteri Nuh akan dipecat atau diberi penghargaan. Atau soal bendera Aceh yang belum tuntas, atau mungkin juga ada hal penting lainnya yang menyangkut nasib rakyat seperti misalnya masalah subsidi BBM yang kini belum usai diperbinbcangkan.
Ternyata dugaan saya keliru, kehadiran SBY malam itu bukan sebagai seorang presiden, tapi tampil sebagai seorang ketua umum Partai Demokrat untuk memberikan klarifikasi masalah batalnya Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat.
"Saya harus klarifikasi karena pemberitaan telah merugikan nama baik Mbak Yenny maupun nama baik saya sendiri karena seolah-olah ada tawar-menawar. Bukan seperti itu," kata SBY di Kantor Presiden, Rabu (17/4/2013).
Sungguh sangat mengecewakan, karena disaat-saat rakyat sedang menunggu kehadirannya untuk bicara masalah urusan negara, dia malah tampil bicara tentang urusan partai, sebuah urusan yang semestinya tidak dibicarakan oleh SBY diistana negara, dan tidak pula dibahasnya disela-sela tugasnya sebagai kepala negara.
Bukankah dulu, sebelum terpilih sebagai ketua Partai, SBY pernah berjanji akan mengurusi partainya di akhir pekan agar tak mengganggu waktu menjalani tugas negara. Lalu kenapa kini janji  itu dia langgar sendiri, apakah seorang SBY sudah lupa dengan janjinya atau menganut faham lain dimulut lain dihati. Bukankah dulu SBY pernah mengingatkan para menterinya agar fokus dalam tugasnya sebagai pejabat negara, lalu kenapa kini dia malah berbuat sebaliknya, 
Bahwa seorang SBY memimpin sebuah partai adalah hak pribadinya, hak yang melekat pada dirinya dan dijamin oleh UU, tapi sebagai seorang presiden dia harus bisa memilih dan memilah mana tugas partai dan mana tugas negara, jangan dicampur adukkan dan jangan dibuat menjadi tidak jelas, apalagi sampai pada kesimpulan bahwa apa yang dilakukan oleh SBY semuanya itu untuk dan atasa nama kepentingan negara.
Bahwa dia perlu membuat Klarifikasi soal Yenny Wahid yang batal masuk ke Partai Demokrat itu kita maklumi. Boleh saja SBY menggunakan waktu luangnya untuk bicara dan mengurus partai, dengan memilih tempat di Kantor DPP Partai Demokrat, atau kediaman pribadinya di Puri Cikeas, atau bahkan jika ingin terkesan lebih santai dan tak terikat protokoler kenegaraan dia bisa berbicara diwarung kopi, warung kopi Lung Bisar misalnya, tapi bukan diistana negara.
Mengunakan Istana Negara untuk kepentingan lain diluar kepentingan rakyat, adalah suatu tindakan yang tidak bijak, bahkan terkesan mencampur adukkan tugas negara dengan tugas partai. Untuk itu seorang ketua partai yang juga kepala negara harus bisa menempatkan dirinya dengan baik, jangan sampai semua apa yang dilakukannya disamaartikan sebagai kepentingan negara.
 

0 comments: