Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Wakil Rakyat, Bercerminlah

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 14, 2013 | 11:14 PM


Apa yang diharapkan oleh rakyat dengan hasil pemilihan umum tidak lain adalah memiliki rasa keterwakilan dalam penyelenggaraan negara, makanya tuan-tuan yang kini duduk di Senayan itu disebut sebagai wakil rakyat dan ditambah embel-embel “yang terhormat” , maksudnya orang yang mendapat kehormatan sebagai penyambung lidah rakyat.
Selama duduk di DPR mereka mendapat fasilitas sebagai pejabat negara, mendapat hak pensiun diakhir masa tugasnya. Gajinya dibayar dengan uang rakyat,  jumlahnya hampir 40 kali lipat dari UMR yang diperjuangkan oleh buruh setiap tahunnya. Komponen upahnya juga macam-macam, terdiri dari berbagai tunjangan, ada uang sidang meskipun diantara mereka ada yang mangkir, ada yang ngantuk-ngatuk saat sidang. Ada uang reses meskipun saat reses mereka tidak menemui konstituennya melainkan pulang kampung menemui sanak saudaranya.
Selain itu ada lagi uang saku bagi yang sedang melakukan studi banding, nilainya membuat kalkulator rakyat tidak mampu menghitungnya, mata anggarannyapun bukan rupiah tapi dolar karena pada umumnya studi banding itu dilakukan keluar negeri.
Uang Sidang, Uang Reses, Uang saku, kesemuanya itu merupakan penerimaan anggota Dewan diluar gaji resminya, dan itu saja tidak cukup, masih ada lagi tambahan berupa uang siluman dari pemerintah daerah, dari direksi BUMN, dari para kontraktor berskala besar dan lain sebagainya,  jenis penerimaan yang satu ini tidak tertulis tapi tebungkus rapi, serah terimanyapun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, takut tertangkap tangan sama KPK.
Dari sejumlah hak yang diterima oleh anggota Dewan itu, semestinya mereka kembalikan kerakyat dalam bentuk pengabdian, kinerja yang baik, keputusan yang bernas yang mampu mendongkrak kesejahteraan rakyat, bukan ngantuk dan tidur saat sidang soal rakyat, bukan ngobrol dengan rekan sesama anggota dewan, bukan membuka tablet saat paripurna, dan bukan pula mangkir dengan seribu alasan.
Dipenghujung masa bakti anggota dewan ini, selayaknya mereka melakukan evaluasi,  apakah mereka sudah memenuhi harapan rakyat yang telah memilihnya, apakah mereka sudah layak menyandang gelar terhormat sebagai wakil rakyat dan apakah janji-janji kampanyenya sudah ditepati. Dan (ini yang penting) apakah selama menjadi anggota dewan mereka benar-benar memegang amanah atau malah sebaliknya numpang hidup mengais rezeki ?
Evaluasi Ini penting bagi wakil rakyat, karena tanpa mereka sadari rakyat sudah memilik catatan khusus terhadap mereka. Perbanyaklah bercermin sambil bertanya pada diri sendiri, apakah masih layak untuk mencalonkan diri dalam pemilu yang akan datang ?
Semoga dengan banyak bercermin mereka menemui jawabannya, itupun jika anggota dewan yang terhormat itu terdiri dari orang-orang yang tau diri.

0 comments: