Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya
Powered by Blogger.

Visitors

Powered By Blogger

Featured Posts

Like us

ads1

Mobil Anas dan Sepeda Lung Bisar

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 29, 2012 | 2:38 AM

Lung Bisar yang rakyat biasa selalu di TILANG, mesekipun dia hanya lupa memasang tutup pentil sepeda motornya.

Anas Urbaningrum kembali menunjukan belangnya, dia memakai dua mobil secara bergantian dengan nomor polisi yang sama yakni B B 1716 SDC. Saat mendampingi istrinya, Athiyyah Laila, diperiksa KPK  Anas menggunakan mobil dengan plat nomor polisi B 1716 SDC.  Sebelumnya,ketika Anas   membuka diklat SAR Nasional Anggatan I Divisi Tanggap Darurat DPP Partai Demokrat di Cibubur, dia mengendarai Mobil Toyota juga dengan pelat nomor yang sama B 1716 SDC.
Pengakuan Sopir pribadinya, mengganti plat nomor itu adalah atas inisiatifnya sendiri, dengan alasan agar tidak dikenal orang dan tidak dibuntutui orang tak dikenal. Sebuah pengakuan yang diduga kuat mengandung unsur BOHONG. Mana mungkin seorang Sopir berani secara lancang melakukan tindakan melawan hukum dengan melibatkan majikannya. Kalaupun benar itu inisiatif Sopirnya, mustahil Anas tak mengetahuinya, sungguh sesuatu yang tak masuk diakal.
Jadi, kuat dugaan bahwa penggantian plat nomor kenderaan itu adalah atas perintah Anas selaku pemiliknya, atau atas inisiatif Sopir dengan sepengetahuan dirinya, dan dengan sengaja pula membiarkan tindakan sang sopir.
Ada apa dengan angka 1716 ini, apakah ada keistimewaannya ? Atau hanya kebetulan belaka, dan siapakah sesungguhna pemilik kenderaan dengan plat nomor seperti itu.  Jika ditilik dari bilangan angka ini berjalan mundur, dari 17 menjadi 16, pertanda apakah ini ? Apakah Anas sudah mulai bermain angka-angka dan sedang memberi isyarat bahwa dia sedang menghitung mundur  yang dimulai dari 17 lanjut ke 16 dan seterusnya hingga ketitik NOL.
Publik mengetahui bahwa Ketua Partai Demokrat itu memakai 2 mobil, satu dengan Nopol  B 1584 TOM untuk Kijang Innova hitam dan satunya lagi Toyota Velfire hitam bernopol asli B 69 AUD.  Kedua nomor itu tidak cacat, bahkan untuk plat  nomor yang terakhir (69) itu memiliki nilai tambah, terdiri dari 2 angka yang bila dibolak balik tetap sama dan serinya seakan menguraikan singkatan dari Anas Urbaningrum Demokrat, cukup mengandung estetika.
Penggantian Nomor Polisi atas sebuah kenderaan itu biadsanya mengandung maksud tertentu, dan selalu dikaitkan dengan tindakan kejahatan, tapi mungkinkah Anas akan berbuat sekeji itu ?
Apapun alasannya, polisi harus segera bertindak, tidak cukup hanya sekedar meminta agar Anas mengembalikan plat nomor semula, tetapi harus diusut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Jangan mentang-mentang Anas itu seorang ketua Partai lalu diperlakukan secara istimewa, sementara Lung Bisar yang rakyat biasa selalu di TILANG, mesekipun dia hanya lupa memasang tutup pentil sepeda motornya.
2:38 AM | 0 comments | Read More

Dibawah Pohon Beringin

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, April 27, 2012 | 12:22 PM


Malam ini Partai Golkar akan menggelar rapat pleno guna membahas mekanisme pencapresan dalam Rapimnasus yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang. Menyimpang dari biasanya, hajatan serupa lazimnya selalu dilaksanakan pada bulan Oktober, kali ini bergeser kebulan April. Dimajukan jauh sebelum jadwalnya dan terkesan amat tergesa-gesa.
Sementara itu suasana ditubuh partai berlambang pohon beringin itu terasa semakin gerah, rimbunnya pohon beringin tidak lagi meneduhkan hati para elitenya yang sedang berebut tiket calon presiden  dari kader Golkar, ada beberapa nama yang sering disebut-sebut dikalangan internal mereka , diantaranya ketua umum PG Aburizal Bakrie, mantan ketua umum Jusuf Kalla, dan belakangan muncul pula nama Ketua Wantim PG Akbar Tanjung.
Ketiga nama tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kekuranganya, hubungan diantara ketiganya juga tidak terlalu mesra, JK dan Ical sudah mulai renggang sejak Munas Golkar di Pekanbaru beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Ical yang didukung oleh Akbar Tanjung mengalahkan Surya Paloh yang diusung oleh JK dalam pertarungan perebutan kursi ketua umum . Belakangan terdengar pula desas desus merenggangnya hubungan Akbar dan Ical. Tidak diundangnya Akbar selaku ketua Dewan Pertimbangan Partai dalam rapat pleno yang akan dilaksanakan malam ini seakan membenarkan kabar buruk itu.
Pengaruhnya mulai terasa kebawah, munculnya permintaan Munaslub yang diusulkan oleh sebagian DPD II merupakan pembenaran atas hal itu. Permintaan Munaslub ini cepat-cepat ditangkis oleh DPP dengan menyebutkan bahwa DPD II tidak berhak mengajukan usulan Munaslub, hak untuk mengajukan permintaan Munaslub hanya dimiliki oleh pengurus Golkar ditingkat Provinsi (DPD I).
Memanasnya suasana ditubuh Partai Golkar ini tak lain disebabkan oleh munculnya keinginan sebagian besar pengurus ditingkat DPP untuk menjadikan Ical sebagai satu-satunya calon presiden dari Partai berlambang Beringin rimbun itu. Rencana pencalonan Ical ini ternyata belum merupakan suara bulat, terbukti masih adanya keinginan dari beberapa para kader untuk mengajukan nama lain, yakni JK dan Akbar Tanjung. Kedua tokoh sepuh Golkar ini nampaknya masih punya pendukung yang kuat ditingkat bawah.
Jusuf Kala hingga kini masih adem-adem saja, tidak banyak komentar yang keluar dari beliau prihal pencalonannya, tapi Akbar Tanjung nampaknya masih punya semangat yang kuat untuk maju, terlihat sekali keinginannya untuk menantang Ical melakukan  penjaringan suara lewat konvensi Golkar seperti yang pernah dilakukannya ditahun 2004 yang lalu.
Ical, Akbar dan Jusuf Kala, adalah nama-nama yang santer terdengar menjadi calon presiden dari partai Golkar, hal ini mencerminkan bahwa Golkar memiliki segudang kader pemimpin yang siap tampil dan bersaing, namun jika dinamika politik yang cenderung memanas ini tidak dikelola dengan baik bukan tidak mungkin akan menimbulkan perpecahan didalam tubuh partai itu sendiri, dan jika kemungkinan buruk ini terjadi maka itu artinya Golkar terjebak dalam persaingan internal yang tidak sehat, pecah karena berebut kekuasaan, bukan karena ingin membela nasib rakyat.
12:22 PM | 0 comments | Read More

Lung Bisar dan Ngah Nafis

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, April 23, 2012 | 8:36 PM

Lung Bisar bergegas kekantor polisi untuk memperpanjang  Surat Izin Mengemudinya yang sudah hampir berakhir masa berlakunya. Sebagai warga negara yang baik dia tak mau dipersalahkan karena mengemudi kenderaan tanpa SIM. Dan dia lebih tak mau lagi kalau sampai ditilang ditengah jalan,  malu.

Saat mengisi formulir dan menyusun kelengkapan administrasi yang akan diajukannya, salah seorang polisi bertanya, apakah Lung Bisar sudah memliki kartu INAFIS.

“Oooo ........ Ngah Nafis, ya ya saya tau ?” jawabnya sambil bergegas meninggalkan kantor polisi itu, dia langsung meluncur ke Warung kopi Pak Bual tempat Ngah Nafis biasa mangkal.
Tapi diperjalanan dia kebingungan, sambil memutar otaknya dia bertanya dalam hati. “Mengapa Polisi itu tiba-tiba menanyakan Ngah Nafis, apa hubungannya ? Ah ada-ada saja polisi ni,” desisnya dalam hati.

Setibanya diwarung Pak Bual, matanya langsung tertuju kesalah satu meja disudut ruangan tempat dimana Ngah Nafis biasa duduk menyeruput kopi, lalu dengan tidak membuang waktu lagi dia langsung mengajak konconya itu kekantor Polisi. Sang temanpun tak banyak tanya lagi langsung mengikut saja, dan setibanya dikantor polisi dia langsung menemui polisi yang tadi melayaninya.

“Ini Ngah Nafis yang bapak maksudkan itu,” katanya sambil tersenyum bangga karena sudah berhasil membawa Ngah Nafis kekantor polisi.
“Waduh Pak Lung, ini pasti salah .......... kata pak Polisi itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi belum sempat polisi itu melanjutkan kata-katanya tiba-tiba Lung Bisar menjawab dengan penuh keyakinan.
“Tidak salah lagi pak, inilah orang yang bernama Ngah Nafi itu, satu-satunya dinegeri ini” potong Lung Bisar dengan penuh semangat.
“Dengar baik-baik ya pak,” ujar polisi itu dengan sedikit menekan rasa geli dihatinya, “jangan potong pembicaraan saya dulu ya.”
“Ya,” jawab Lung Bisar dengan tegas.
“Yang saya maksudkan itu adalah kartu Indonesia Automatic Fingerprint Identification System  atau lazim disebut dengan kartu INAFIS, setiap orang yang ingin mengurus SIM dianjurkan membuat kartu ini, gunanya agar polisi memiliki data yang otentik bagi setiap orang, sehingga memudahkan penyelidikan dan memperlancar urusan polisi dalam melayani masyarakat. Kartu ini juga bisa meminimalisir kejadian salah tangkap.” Ujar polisi itu dengan panjang lebar.
“Tapi kan sudah ada E-KTP, kata Pak Camat datanya juga lengkap,” jawab Lung Bisar.
“Iya pak Lung, E-KTP itu kartu dari kemendagri, ini kartu dari kepolisian.”
Lung Bisar bertambah tak mengerti dengan apa yang sedang dihadapinya, dulu waktu mengurus e ktp disebutkan bahwa kartu itu memuat data tiap-tiap warga dengan lengkap dan menjadi satu-satunya bukti identitas diri, berlaku dan dapat diakses diseluruh wilayah republik Indonesia karena sistemnya sudah online, tapi mengapa masih ada lagi kartu Ngah Nafis , (eh kesasul,  Kartu Inafis) apakah tidak tumpang tindih dan bila ini dibiarkan apakah tidak akan muncul instansi lain yang membuat kartu sejenis dengan alasan yang sama pula. “Kalau sudah begini, uang dalam dompet akan terkuras dan berganti dengan beragam  kartu identitas,”  kata Lung Bisar dalam hatinya, dan ucapan itu menjadi penutup lamunan panjangnya tentang kartu Inafis yang dengan tanpa disengaja telah dipelesetkannya menjadi Ngah Nafis.
8:36 PM | 0 comments | Read More

Pak BUAL

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 22, 2012 | 10:01 AM

Raut wajahnya seakan mencerminkan kegelisahan hatinya, warung kopi milik keluarga yang dikuasakan padanya kini mulai sedeng (hampir bangkrut). Sementara para sepuh dan ahli waris atas warung nenek moyangnya itu kini sudah mulai memandang sinis terhadap dirinya, ada yang menilainya tak becus, kurang tegas, dan lain sebagainya.
Kondisi warung kopi itu sebenarnya tidaklah parah - parah amat, pelanggannya masih tetap ramai sepanjang hari, jualan laku terus, tapi keuntungannya tidak jelas,  hasil penjualannya entah kemana dan setiap hitung-hitungan tekor melulu, jangankan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan membayar gaji perbulan saja  hampir-hampir tak mampu. Para ahli warispun naik pitam dibuatnya , jangankan mendapat bagian keuntungan malah mereka diminta nombok.
Raut wajah Pak Bual semakin tak selesai, kerut dahinya bertambah jelas akibat pusing berpikr melulu, kantong matanya semakin tebal karena sepanjang malam kesulitan tidur. Ditambah lagi ulah rekan sejawatnya yang tersangkut masalah hukum karena ketahuan main mata dengan pendongkel laci kasir, membelanjakan uang dengan seenaknya, mark up dana belanja modal dan lain sebagainya.
Raut wajah Pak Bual kian kusut, manakala para peramu adonan kopi gulanya menuntut kenaikan upah dengan ancaman mogok serentak. Pramusajinya juga membuat ulah sehingga menimbulkan protes dikalangan pelanggan. Ulah tukang masak didapur juga tak kalah memusingkan kepalanya, kayu habis dilalap api tapi airnya mentah, sekali lagi para pelanggannya protes dan membuat uban pak Bual semakin putih  menabur.
Kerisauan hati Pak Bual semakin menjadi-jadi, manakala dia menganjurkan untuk berhemat, malah disambut dengan cibiran, karena dia sendiri sangat boros menggunakan anggaran, untuk kepentingan rapat didapur saja menghabiskan dana milyaran rupiah. Lain lagi dengan gayanya yang ingin tampil wah seperti pemilik super market, pergi belanja kepasar untuk membeli kopi gula sebenarnya cukup pakai sepeda, hemat energi, tidak pakai BBM, dan tidak perlu bayar uang parkir, tapi Pak Bual malah pesan pesawat dengan anggaran yang fantastis, wah dia tak mau kalah dengan pemilik KFC yang asal negeri super power itu.
Sekali waktu dia coba untuk curhat seakan ingin berbagi dan menyampaikan keresahan hatinya, eeee  malah menjadi bahan olok-olokan orang banyak karena curhatnya itu bocor keluar. Entah siapa yang gatal mulut membukanya kepublik tak ada satupun yang tau, dan sebagaimana kebiasaannya dibentuklah pansus untuk menelidiki pelakunya.
Sampai cerita ini ditulis, raut wajah pak bual belum juga jernih seperti sediakalanya, terdengar kabar bahwa Yusril menggugat ke Mahkamah Konstitusi.  Ada kemungkinan kerja kerasnya untuk menaikan harga secangkir kopi akan kandas dalam gugatan di MK, dan saya tak bisa membayangkan lagi betapa kusamnya wajah Pak Bual selanjutnya.
10:01 AM | 0 comments | Read More

Vonis Untuk Nazar

Hakim pengadilan tipikor telah mengetuk palu , menjatuhkan hukuman 4 tahun 10 bulan penjara, plus denda Rp 200 juta untuk seorang terdakwa fenomenal  M. Nazaruddin.  Mantan bendahara Partai Demokrat itu dinyatakan terbukti  bersalah dan dijatuhi hukuman yang lebih ringan dari tunututan jaksa  7 tahun penjara plus denda Rp. 300 juta.  
Persidangan yang melelahkan dan melibatkan banyak nama elite politik negeri ini berakhir dengan keputusan yang mencerminkan betapa istimewanya seorang Nazaruddin. Dengan pertimbangan hukum dan segala aspeknya hakim  pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis hampir separuh dari tuntutan Jaksa, sesuatu yang jarang terjadi untuk seorang awam.
Hakim sudah mengetuk palu untuk Nazar, jika peristiwa ini menjadi akhir dari segala tuntutan hukum, maka Vonis 4 tahun 10 bulan itu bukan sesuatu yang berat baginya. Jumlah itu masih   dikurangi lagi dengan masa tahanan sebelum vonis,  kemudian pada hari besar keagamaan dan hari proklamasi  dia akan mendapat remisi,  selanjutnya dia bisa menjalani masa asimilasi dan memperoleh pembebasan bersyarat, alhasil bil husal bisa jadi awal tahun depan Nazaruddin akan melenggang keluar menghirup udara bebas.
Nazaruddin sudah divonis, tapi bukan berarti menjadi akhir dari segala  proses pengadilan atas kasus tersebut. Masih ada PR KPK untuk menindaklanjuti keterangan Nazar dalam persidangan yang menyebutkan nama-nama tokoh dan elite partai yang terlibat didalamnya. Angelina Sondakh, I Wayan Koster, Anas Urbaningrum,  dan lainnya adalah orang yang menurut Nazaruddin sebagai orang yang kecipratan aliran dana haram tersebut.
Orang yang dituding Nazaruddin itu belum tentu bersalah secara hukum, tetapi apa yang diungkapkan Nazar didepan persidangan tidak bisa diabaikan begitu saja, tidak bisa dipandang  sebagai dongeng pengantar tidur, harus ada tindak lanjutnya. Itu adalah kesaksian dibawah sumpah yang dengan sendirinya menjadi  bukti hukum . Oleh karenanya ada kewajiban penegak hukum untuk mengusutnya secara tuntas, itupun jika negeri ini memang berhasrat ingin memberantas korupsi hingga keakar-akarnya.
Sementara itu terhadap Nazaruddin juga demikian, putusan itu selayaknya bukan akhir dari segala-galanya, masih ada beberapa kasus lain yang sedang menunggunya, seperti kasus Hambalang, vaksin flu burung, pencucian uang dan satu hal lagi yang tak boleh dilupakan adalah keberadaan isterinya yang hingga kini masih buron, jia tertangkap bukan tak mungkin ada kasus lain yang melibat dirinya.
Selamat berpikir, kalau memang masih ada yang harus dipikirkan.
9:58 AM | 0 comments | Read More

Kartini Baru

Angelina Sondakh, anggota DPR dari Fraksi PD, yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Wisma Atelit hingga hari ini belum juga diperiksa oleh KPK. Penetapannya diumumkan langsung oleh ketua KPK pada tanggal 3 Februari yang lalu, masih segar dalam ingatan kita gaya Abraham Samat yang tampil sendiri didepan publik tanpa didampingi oleh komisioner yang lain.
Dibalik pengumuman tersebut beredar isu peristiwa Abraham menggebrak meja, menandakan ada ketidak sesuaian diantara mereka sesama komisioner KPK.
Ketidak kompakan itu sendiri dibantah oleh ketua KPK yang lain, dengan tegas mereka menolak disebut ada perpecahan diantara mereka, yang ada hanyalah perbedaan pendapat dan itu syah adanya serta tidak menimbulkan perpecahan diantara pimpinan KPK.
Lambatnya pemeriksaan terhadap Anggie sebagai tersangka itu seakan menguatkan dugaan akan kebenaran isu perpecahan dimaksud. Seseorang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka tanpa berlama-lama langsung ditahan oleh KPK. Wa Ode misalnya, tidak berapa lama setelah ditetapkan sebagai terangka, langsung masuk bui. Sementara Anggie, jangankan ditahan diperiksapun tidak.
Banyak hal yang aneh dalam kasus ini, penetapan Anggie sebagai tersangka yang juga merupakan orang penting ditubuh partai demokrat ini awalnya diharapkan menjadi pintu masuk bagi tersangka yang lain, kini malah mandek ditengah jalan.
Bambang menyebutkan alasan terlambatnya pemeriksaan Anggie terkait jumlah penyidik KPK yang terbatas, sementara seorang Iwan Piliang dalam akun twiternya menulis "@IwanPiliang, dia menulis, 'Bung Samad, ketua @KPK_RI sakit. Kuat dugaan saya, slh satu krn lenyap semua data pemeriksaan Angie apel washington."
Membaca status Bung Iwan tersebut kembali mengingatkan kita pada cerita Apel Malang dan Apel washington, lengkap dengan istilah Ketua Besar dan Bos Besarnya, yang terungkap dalam persidangan Mindo rosalina. Siapa yang disebut dengan Ketua dan Bos besar itu kemudian diperjelas dalam persidangan Nazaruddin.  Selanjutnya terurailah secara panjang lebar kisah aliran dana haram itu, bak lagu Bengawan Solo, Dananya mengalir sampai jauh, akhirnya ke Laut.
Jaringan koruptor yang terlibat dan diduga menerima aliran dana haram itu disebut-sebut seorang Ketua Partai, tapi sang ketua Partai hingga hari ini tak tersntuh, bahkan dengan sombongnya beliau mengatakan "jangankan terlibat dipanggil bersaksi saja tidak."
Dalam tuntutan yang dibacakan Jaksa atas terdakwa Nazaruddin pada perkara suap Wisma Atelit senilai Rp4,6 miliar di Pengadilan Tipikor Jakarta, tanggal 2 April yang lalu, disebutkan adanya aliran dana Rp5 miliar diterima Angie dan Wayan Koster pada 5 Mei 2010. Lebih jelasnya lagi diterangkan bahwa Angie menerimanya dari Mindo Rosalina Manulang. Jadi, keterlibatan Anggie dalam kasus ini sungguh sesuatu yang terang benderang, namun entah apa gerangan yang menghalangi langkah KPK sehingga sampai hari ini, jangankan untuk menangkap Anggie, berniat memeriksanya saja belum, baru sebatas pemeriksaan saksi. Lebih ironisnya lagi PD Demokrat hingga kini belum mengambil sikap terhadap kadernya itu, akibatnya Gedung DPR RI yang semestinya menjadi tempat orang-orang terhormat, kini berisikan seorang tersangka, dan tidaklah berlebihan kiranya jika pada hari Kartini nanti Anggie dinobatkan sebagai Kartini baru , seorang kartini yang lahir diabad modern, wajahnya cantik dan anggun, tangan kanannya mengenggam apel malang dan apel Washington ditangan kirinya. Dengan sepatu tumit tinggi dia berdiri melindungi Ketua dan Bos besar dibelakangnya, dan kitapun berdiri untuk menyambut kehdairannya sambil menyanyikan lagu  Ibu kita kartini.
9:56 AM | 0 comments | Read More

Ujian Nasional

Sekelompok polisi bersenjata lengkap nampak siaga diberbagai tempat, mulai dari kota besar hingga sampai kepelosok terpencil, mereka ditugasi mengawal soal Ujian Nasional mulai dari  percetakan sampai kesekolah tempat anak didik kita menjalani ujian. Sebelum penyelenggaraan ujian dilakukan soal-soal yang dianggap keramat itu harus disimpan di kantor polisi setempat.
Sedemikian cermatnya pemerintah menjaga keselamatan soal UN dari kebocoran, dijaga ketat dan penuh kehati-hatian, satu milipun jarak tempuh soal UN ini tak boleh ada yang alpa dari pengawasan. Bila tenaga Polisi setempat tidak mencukupi, TNI siap memberikan bantuan.
Makin dekat hari H nya, penjagaan semakin diperketat, seokolah-sekolah disterilkan dari segala kemungkinan kebocoran soal, kakus dan kantin juga menjadi tempat yang harus diperhatikan dengan seksasama agar tidak disusupi oleh para pembocor, dan pemberi kunci jawaban soal.
Sedemikian mencekamnyakah Ujian Nasional ini ?
Mungkinkah anak-anak didik yang akan ikut ujian sebelum masuk lokal harus diperiksa dulu dengan alat detector, bila perlu ditelanjangi disebuah ruangan khusus untuk diteliti apakah ada catatan disekujur tubuhnya.
Apakah Guru-guru pengawas dari sekolah yang bersangkutan harus dipindahkan kesekolah lain, bila perlu tak usah ikut mengawas cukup berkaluk dalam kain sarung sambil berdo'a diatas tempat tidurnya dirumah, sebagai penggantinya bisa  diambil dari juru parkir dipasar sebagai pengawas, mereka dianggap jauh lebih aman dari gurunya sendiri karena kesehariannya hanya memakai 4 kata, "terus, kiri, kanan dan stop", jadi tak perlu dicurigai.
Perlukah diambil tindakan yang sedemikian itu, sehingga tiap-tiap orang yang terlibat dalam UN ini harus dicurigai secara berlebihan, mereka diwajibkan meletakan telepon genggamnya ditempat yang telah ditentukan, bila perlu signal dari BTS terdekat dengan sekolah harus dimatikan agar tidak ada komunikasi dari luar kesekolah.
Jika sudah demikian halnya,  seluruh perhatian dan segenap tenaga dan pikiran bangsa ini ditumpahkan sepenuhnya pada pelaksanaan Ujian nasional, maka  makna Ujian Naional ini akan berubah dari ujian untuk kelulusan seorang murid dari sekolahnya menjadi ujian kejujuran bagi bangsa ini secara nasional, sungguh sangat memalukan.
9:54 AM | 0 comments | Read More

Melintasi Jembatan Siak III

Tersiar kabar bahwa Kadin Riau menyurati Gubernur agar menutup total jembatan Siak III, kondisinya sudah mengkhawatirkan, mengancam keselamatan masyarakat yang melintasinya.
Benarkah kekhawatiran pihak Kadin ini,  bukankah jembatan dimaksud baru saja diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Riau pada  3 Desember 2011, diberi nama Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah. Dalam penjelasannya waktu itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan jembatan dengan ukuran 520 X 11 meter (P X L) itu difungsikan tanpa pembatasan beban kendaraan yang melintas, dibangun dengan biaya Rp136 miliar, dari Anggaran Pendapataan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi , dan diperkirakan tahan sampai 50 tahun.
Kalau dibandingkan dengan penjelasan Kadis PU tersebut, kekhawatiran Kadin Riau itu terasa sangat berlebihan, mengada-ada. Kadis PU menjamin tahan sampai 50 tahun Kadin malah beranggapan mengancam keselamatan pengguna. Tapi itulah kenyataannya, kekhawatiran kadin ini juga merupakan kekhawatiran masyarakat, terutama bagi warga Rumbai yang sering melintas diatasnya, kondisinya sedikit mencurigakan, ada pemandangan aneh, melengkung dibagian tengahnya (turun kebawah), membuat hati merasa gamang, ngeri-ngeri sedap saat melintasinya, dan oleh karena itu pulalah pernah ada permintaan agar jembatan itu ditutup sementara untuk diteliti ulang.
Memang pemerintah telah melakukan uji teknis atas jembatan dimaksud, tapi sayangnya hingga kini hasilnya tidak pernah diumumkan kepublik, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa ada sesuatu yang tak beres atas pembangunan jembatan ini, dan akhirnya muncullah surat Kadin yang meminta Jebatan itu ditutup total.
Selayaknya, Dinas pekerjaan umum segera mengumumkan hasil uji tekhnis dan kelayakan jembatan itu kepada masyarakat. Sampaikanlah apa adanya, masyarakat barangkali tidak siap menerima kenyataan jika jembatan itu ditutup total, tetapi akan lebih tidak siap lagi jika jembatan itu roboh dan menelan korban seperti yang terjadi di Kutai Kartanegara setahun yang lalu.
Jembatan itu dibangun dengan uang rakyat, diberi nama Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, sebuah nama yang diambil dari raja kelima kerajaan Siak Sri Indrapura. Menurut catatan sejarah kota Pekanbaru Sang sultan dianggap paling berjasa mengembangkan kota Pekanbaru dari sebuah perkampungan kecil yang bernama Senapelan hingga kini menjadi kota perdagangan dan ibu kota Provinsi Riau.
Penabalan nama besar Allahyarham baginda sultan  tentu dengan harapan agar jembatan ini memiliki arti yang sama besar dan pentingnya dengan nama yang disandangnya, bermanfaat bagi masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya dan tidak roboh sebelum waktunya. Semoga !
9:52 AM | 0 comments | Read More

Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, April 8, 2012 | 12:49 AM

Publik tidak lagi memandang upaya dan kerja keras wamenkum ham sebagai bagian dari penegakan hukum tapi lebih pada sikap arogansi dan over acting yang berbuah pada pelanggaran hukum.
Dalam tiga hari terakhir ini  nama kota Pekanbaru menjadi buah bibir, berbagai media memberitakannya, namanya mendadak akrab dengan lidah penyiar  dan telinga pemirsa teve, menjadi sesuatu yang wajib ditulis oleh para wartawan cetak. Pokoknya, tiada hari yang terlewatkan tanpa memberitakan Pekanbaru.
Berita yang menghebohkan itu, pertama penangkapan anggota DPRD Riau oleh KPK dan kedua Sidak Wamenkum Ham Denny Indrayana ke LP Pekanbaru.
12:49 AM | 0 comments | Read More

Menjaring Koruptor di Riau

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, April 5, 2012 | 10:01 AM

Jika angin segar ini benar-benar berhembus maka kuat dugaan akan banyak lagi koruptor di Riau yang bakal menjadi tangkapan KPK
 
Selasa 3 April 2012, warga Riau dihebohkan oleh kabar penangkapan 13 orang yang diduga melakukan tindak pidana penyuapan dalam pembahasan perda penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012. Ke 13 orang yang diciduk oleh KPK ini terdiri 7 Orang anggota DPRD Riau, 4 orang dari kalangan pengusaha dan 2 orang PNS Dispora.
10:01 AM | 0 comments | Read More