Pernyataan Marzuki Alie
soal pembubaran KPK dan memaafkan koruptor, berbuntut polemik yang tak berkesudahan.
Berbagai pihak menuding Marzuki memiliki
agenda tersendiri. Pernyataannya itu merupakan rangkaian dari upaya untuk
melemahkan KPK, selanjutnya banyak pula pihak yang menduga bahwa pernyataan Marzuki
adalah bagian dari agenda dari PD, yang saat ini beberapa kadernya sedang dalam
masalah terkait kasus korupsi
pembangunan Wisma Atlet dan Hambalang.
Apa yang disampaikan
oleh Marzuki itu memang hanya sebatas ide, namun karena diucapkan oleh seorang Ketua DPR, maka dianggap merupakan sesuatu yang tidak
wajar karena dianggap bertentangan dengan kehendak rakyat yang diwakilinya. Sebagai
seorang ketua DPR seharusnya dia memiliki sensitivitas dan memahami keinginan orang
banyak, sehingga apa yang diucapkannya tidak menyinggung perasaan rakyat yang
diwakilinya.
Adalah kenyataannya
saat ini bahwa Koruptor itu adalah musuh besar bangsa ini, jangankan untuk memaafkannya,
dihukum ringan saja rakyat akan marah, bahkan banyak pihak yang meminta agar
para koruptor itu dihukum mati.
Karena Koruptor
merupakan musuh besar bangsa ini, maka keberadaan KPK masih sangat dibutuhkan, membubarkan
KPK berarti melawan keingin rakyat . Andaikan ada dugaan unsur pimpinannya yang terlibat
persekongkolan jahat dan lain sebagainya, maka perlu dilakukan pembersihan, dikeluarkan
dari KPK, namun bukan berarti lembaganya yang harus dibubarkan.
Anehnya, sedemikian
banyak yang menyampaikan kritik atas ucapannya itu, Marzuki tetap pada pendiriannya,
malah menantang berbagai pihak yang ingin menadukannya ke BK DPR. Sedikitpun
tidak merasa bersalah, apa lagi untuk minta maaf kepada rakyat yang
diwakilinya. Dia masih bersikukuh menganggap apa yang disampaikannya itu benar
dan bermanfaat untuk rakyat. Akibatnya menimbulkan dugaan bahwa ada kekuatan tertentu
dibelakang Marzuki yang memiliki agenda untuk membubarkan KPK, atau paling
tidak untuk melemahkannya. Partai
Demokrat yang namanya ikut terbabit oleh pernyataan Marzuki ini juga tidak
mengambil tindakan untuk menegur kadernya, bahkan salah satu pendirinya
menyatakan setuju dengan ide Marzuki
tersebut.
Memang di DPR ada
wacana untuk melengserkan Marzuki dari kursinya selaku ketua DPR, lewat Mosi Tak
Percaya yang digulirkan oleh Fraksi
Hanura, dan konon kabarnya didukung oleh Golkar, tapi mampukah kedua partai ini
menggalang kekuatan untuk menurunkan Marzuki dari kursi jabatannya sebagai
ketua DPR ?
Tergantung pada niat
baik wakil rakyat yang lainnya, karena kuat pula dugaan bahwa apa yang
disampaikan Marzuki itu merupakan isi perbincangan mereka diluar agenda sidang
resmi, Cuma bedanya Marzuki keceplosan
bicara kepublik sementara yang lainnya menyimpan rapat-rapat sambil menunggu moment
yang tepat untuk mengaminkannya, alasannya sederhana saja karena apa yang
terjadi pada Demokrtat saat ini sesungguhnya merupakan cerminan dari
Partai-Partai yang kini sedang berkuasa di Senayan, kebetulan saja PD lagi apes, kasus kadernya
sedang terungkap, yang lain sedang menunggu giliran, dan alasan itu pulalah
yang meyakinkan saya bahwa Marzuki akan tetap aman dikursinya.
0 comments:
Post a Comment