Partai Keadilan
Sejahtera menebar Spanduk diseluruh pelosok tanah air, bunyinya “MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM” , sementara 3 kadernya yang duduk di kabinet
terus melakukan sosialisasi tentang
kenaikan harga BBM.
Dua hal yang bertolak
belakang tersebut mengundang sejuta pertanyaan dihati rakyat, ada apa dengan
PKS ? Apakah PKS mengalami
perpecahan, atau sedang memainkan drama babak tunggal dibawah judul
“Pencitraan”.
Isu perpecahan telah
dibantah oleh hampir seluruh petinggi PKS, mereka mengaku masih tetap solid dan
satu suara, yang terjadi saat ini hanyalah dinamika demokrasi dalam tubuh
partai yang teramat sangat menghargai perbedaan.
Jika benar tidak ada
perpecahan ditubuh PKS, maka mungkin saja spanduk yang bertebaran dibumi Allah ini
adalah bagian dari upaya PKS dalam melakukan pencitraan, dan dugaan ini
pastilah akan dibantah oleh berjuta-juta kader PKS.
Jika PKS benar –benar
serius ingin menolak rencana pemerintah
menaikan harga BBM maka yang harus mereka lakukan adalah berjuang secara all
out di Parlemen. Menggalang dukungan dari sesama anggota dewan agar satu suara
melawan kehendak pemerintah. Menyusun strategi dan taktis, adu argumentasi
dengan alasan yang kuat dan meyaknkan pemerintah bahwa menaikan harga BBM
adalah keputusan yang keliru dan menyengsarakan rakyat. Di Senayanlah tempat
yang pas bagi PKS untuk menyatakan penolakan itu, bukan dengan cara memasang spanduk disetiap perempatan jalan.
Tapi hal itu belum
mereka lakukan, sebaliknya malah menulis spanduk dengan isi penolakan kenaikan
harga BBM. Sebuah tindakan yang keliru tentunya, karena sebesar apapun jumlah spanduk
yang ditebar diluar parlemen , tidak berpengaruh apa – apa jika anggota parlemen
di Senayan kompak menyatakan setuju.
Justeru itulah publik
menduga bahwa tindakan menebar spanduk itu hanyalah sebuah pencitraan
belaka, bagian
dari upaya PKS untuk mengimbangi isu suap quota impor daging Sapi yang sudah
membuat citra partai ini terpuruk. Dugaan ini diperkuat dengan adanya perbedaan
pendapat diinternal mereka sendiri, dan sampai saat ini PKS secara institusi
belum mengeluarkan keputusan yang bulat tentang sikapnya terhadap rencana
pemerintah dimaksud.
Adalah Tifatul
Sembiring, anggota Dewan Syuro PKS menyatakan bahwa partainya belum menentukan
sikap terhadap rencana pemerintah tersebut. PKS baru akan melaksanakan rapat
pada Rabu (12 Juni) mendatang dan wacana
penolakan yang sekarang berhamburan dari mulut para tokoh PKS itu hanya
merupakan pendapat pribadi.
Jika demikian adanya,
maka tidak syak lagi bahwa spanduk yang berisi penolakan kenaikan harga BBM sengaja
ditebar keseluruh pelosok negeri untuk tujuan pencitraan, bukan sebuah
keputusan serius untuk membela kepentingan rakyat.
0 comments:
Post a Comment