Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Pelajaran Bagi Kader PKS

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, May 24, 2013 | 8:37 PM


Ketika Luthfi Hasan Ishak diciduk oleh KPK, PKS nampaknya adem-adem saja, sebagai sebuah partai politik yang taat hukum mereka legowo dan menyerahkan prosesnya kepada penegak hukum. Tidak terkesan adanya perlawanan yang berarti baik dari kader partai secara personal maupun Partai secara kelembagaan.
Luthfi sendiri nampaknya amat arif menyikapi peristiwa penangkapannya, dan agar PKS tidak terlibat dalam kasusnya dia langsung mengundurkan diri. Demikian juga dengan Anis Matta, dengan sukarela meninggalkan kursi empuk di Senayan demi mengemban tugas selaku presiden partai. Setakat ini publik angkat jempol untuk kader PKS.
Ketika kasus Luthfi yang berbarengan dengan sahabatnya Fathanah mulai berkembang dari dugaan menerima  suap kedugaan pencucian uang, mulailah sebagian kader PKS merasa gerah. Kegerahan itu memuncak ketika sejumlah penyidik KPK mendatangi kantor DPP PKS yang hendak menyita mobil, VW Caravelle B 948 RFS, Nissan Navara B 9051 QI, Mitsubishi Pajero Sport B 1074 RFW, Mitsubishi Grandis B 7476 UE, Mazda CX9 B 2 MDF, dan Toyota Fortuner B 544 RFS.  Ke enam mobil itu diduga terkait dengan tindak pidana pencucian uang yang disangkakan kepada Luthfi.
Setelah peristiwa itu hubungan KPK dengan PKS mulai menegang, kader-kader PKS mulai menunjukan kegarangannya, merasa diperlakukan semena-mena oleh penyidik KPK. Dengan dimotori oleh vokalisnya Fahri Hamzah PKS berencana melaporkan KPK ke Polisi, rencana itu kemudian berubah dengan hanya melaporkan penyidik KPK, kemudian mentah lagi dan akhirnya juru bicara KPK Johan Budi yang dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan telah melakukan kebohongan publik.
Beberapa hari setelah itu, ketegangan sedikit agak mereda, para petinggi PKS mulai berbicara dengan santun mempersilakan penyidik KPK datang ke DPP PKS untuk menyita mobil milik Luthfi. Mereka menyatakan tidak akan menghalang-halangi tugas penyidik KPK, bahkan ada yang ingin menyambut dengan membentangkan karpet merah sebagai tanda penghormatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa hiruk pikuk penyitaan mobil dikantor DPP PKS itu telah memperburuk citra PKS, perlawanan yang dilakukan oleh Fahri dan kawan-kawannya terhadap penyidik KPK menjadi blunder,  membuat publik mengambil kesimpulan bahwa PKS ingin melawan KPK.
Sadar akan hal itu, para elite PKS segera berubah sikap terhadap penyidik KPK, dan menjelang babak akhir penyitaan mobil gerbang kantor PKS dipasangi spanduk bertuliskan "Selamat Datang KPK di DPP PKS. Kami Senang Jika Dikau Datang Sesuai Hukum dan Akhlak Mulia".
Kedatang para penyidik KPK itu disambut oleh Kepala Rumah Tangga DPP PKS Dwi Eka dengan memberikan setangkai mawar merah, plus hidangan makanan. Tapi sayangnya, dengan alasan tak boleh menerima pemberian dalam bentuk apapun Penyidik KPK menolak bunga serta makanan dan minuman yang dihidangkan. Dan penolakan itu menjadi pelajaran yang amat berharga bagi seluruh kader PKS bahwa adakalanya orang tidak membutuhkan basa basi yang sifatnya berlebihan, bersikap sewajarnya sajalah.

0 comments: