Semula diberitakan PKS akan melaporkan KPK ke Mabes Polri dengan tuduhan melakukan perbuatan tak menyenangkan dalam penyitaan mobil LHI di Kantor DPP PKS yang dianggap tidak sesuai prosedur.
Rencana pelaporan ini dimotori oleh Fahri Hamzah, kader PKS yang dulunya pernah melontarkan wacana ingin membubarkan KPK, dia mengaku sudah memiliki bukti yang kuat.
"Saya barusan mendapatkan copy SOP KPK sebagai bahan untuk laporan kami besok ke Mabes Polri," kata Ketua DPP PKS Fahri Hamzah, kepada wartawan di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (12/5/2013).
Dengan penuh semangat dan percaya diri Fahri menyebutkan KPK telah melakukan kesalahan, bertindak sewenang-wenang, bahkan sempat mengatakan KPK seperti preman.
"Apa pun, tetap harus pakai prosedur, Anda tiba-tiba didatangi orang mau nyita mobil atau rumah Anda. Kita tanya Anda siapa? Dia bilang KPK? Buktinya mana? Kemarin enggak bawa surat jadi kayak preman," ujar Fahri kepada awak media, Rabu (8/5/2013).
Fahri yakin betul akan kebenarannya, dan KPK lah yang bersalah dan oleh karenanya sedikitpun dia tidak merasa khawatir apatah lagi merasa takut. "Harusnya KPK yang takut karena KPK yang salah. Orang salah harusnya takut, orang benar tidak boleh takut," katanya di sela-sela rapat majelis syuro PKS di kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (12/5/2013).
Tudingan Fahri tersebut dibantah oleh Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, menurut Bambang tim penyidik KPK sudah membawa surat penyitaan tapi tidak untuk diserahkan kepada pihak penjaga gedung DPP PKS melainkan hanya ditunjukkan saja. Sesuai dengan prosedur, tim penyidik hanya akan menyerahkan berita acara penyitaan kepada petugas kantor DPP PKS.
Setelah menggelar rapat di kantor DPP PKS dan disusul pula dengan keterangan Bambang Widjojanto maka sehari kemudian PKS mulai melunak, suara Fahri Hamzah yang biasanya meledak-ledak ingin melaporkan KPK ke Poisi sudah agak turun nadanya, giliran petinggi PKS dan pengacara Luthfi yang angkat bicara mempersilakan penyidik KPK datang untuk mengambil mobil tersebut, bahkan Anis Mata berjanji akan menyiapkan Karpet Merah dan bunga untuk menyambut kedatangan penyidik KPK.
Seiring dengan itu pula, kemarahan Fahri mulai mereda, rencana semula ingin melaporkan KPK ke Polisi berubah jadi melaporkan 10 penyidik KPK, kemudian rencana itu berubah lagi, 10 penyidik itu tak jadi dilaporkan dan akhirnya PKS hanya melaporkan Johan Budi ke Polisi dengan tuduhan melakukan pencemaran nama baik, dan kebohongan publik.
"Johan Budi membuat pernyataan fatal, pertama, PKS disebut tidak kooperatif. Dia bilang sudah bawa surat, sudah menunjukkan identitas penyidik, padahal tidak, dia juga menyebut PKS tidak kooperatif," ujar Fahri sebagaimana yang dikutip oleh berbagai media.
Tanpa bermaksud ingin menambah panasnya suasana, satu hal yang menarik untuk disimak adalah sikap PKS yang kian kemari semakin melunak. Terlepas dari siapa yang salah dan benar diantara keduanya, publik sudah terlanjur mendengar kemarahan yang dilontarkan oleh PKS, kemarahan itu kian reda dan kuat dugaan laporan ke Polisi terhadap Jubir KPK itu barangkali akan hilang bersama waktu yang berlalu, sementara suara gaduh yang terdengar dalam beberapa hari ini hanyalah sebuah dagelan belaka, dagelan para politisi yang sedang galau.
Wallahu’alam
0 comments:
Post a Comment