Catatan
Ringan, dipersembahkan Buat Anggota DPR Yang Suka Mangkir
Waktu masih duduk
dibangku sekolah lanjutan dulu, saya punya seorang teman yang suka bolos, Bisar
Tematu namanya. Dia termasuk murid yang
luwes bergaul, bicaranya enak didengar , penampilannya menarik, pintar
mengambil hati teman, aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS, tapi memiliki
prilaku menyimpang yaitu bolos ketika jam pelajaran dimulai.
Hampir setiap pagi dia
berurusan dengan penjaga sekolah, karena dia tiba setelah pintu terkunci dan
memaksa minta dibukakan. Dalam tujuh jam
mata pelajaran perharinya paling banyak diikutinya hanya empat jam, sisanya dia
membolos, duduk sambil menyeruput kopi dikantin sekolah atau sembunyi merokok
diwarung milik Wak Atan Taka.
Kalaupun dia tidak
mendapat peluang untuk kabur dari kelas dan terpaksa mengikuti pelajaran hingga
jam terakhir, maka bukan berarti dia akan belajar dengan serius, sikap usilnya
akan muncul mengganggu teman belajar atau mengoret-oret kertas sekenanya, bahkan tidak jarang pula dia tertidur pulas
dibangku belakang.
Anehnya, meskipun
sering bolos, dan terlambat masuk, absennya bersih dari huruf a, s,
maupun i ( Baca ; alpa, sakit, dan Ijin ). Walaupun tak pernah serius
belajar, jarang mengerjakan PR dan
sering ngantuk didalam kelas nilai
rapornya tetap saja bagus, diatas nilai rata-rata teman sekelasnya. Bahkan menurut sumber yang layak dipercaya
dalam surat tanda tamat belajarnya tercantum nilai sebagai lulusan terbaik.
Setelah tamat sekolah,
kamipun berpisah, dan sejak itu kamipun jarang bertemu, dan seiring dengan
berjalannya waktu tak terasa hampir 30 tahun sudah kami tak bersua, rindu juga
rasanya dengan sahabat yang fenomenal ini.
Dalam kerinduan akan
seorang sahabat ini tiba – tiba saya menerima pesan singkat dari seorang teman
yang mengabarkan bahwa Badan kehormatan
DPR telah mempublikasikan daftar nama anggota dewan yang sering mangkir, salah
satunya adalah Bisar Tematu teman kita
yang suka bolos waktu sekolah dulu, pesan teman itu saya baca sambil
geleng-geleng kepala.
“Ternyata kebiasaan
buruknya hingga kini tak berubah,” desisku dalam hati dan sayapun membalas sms teman itu dengan mengutip sebuah
pribahasa “Dari kecil teranja-anja, sudah besar terbawa-bawa hingga tua
terubahkan tidak.”
0 comments:
Post a Comment