Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Omong Kosong

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, March 20, 2014 | 4:26 PM

Tidak usaha bicara yang aneh-aneh seperti meminta satu peti mati, karena tanpa dimintapun bila sudah meninggal pasti akan diberikan satu peti, dan sangat lucu kelihatannya jika mayat seorang Marzuki diusung kepusara dengan dua peti mati.
“Kalau saya korupsi, Satu peti mati untuk saya,” ujar Marzuki Alie dalam debat terbuka peserta konvensi Capres Partai demokrat dihalaman Istana Maimun Medan. Marzuki seakan ingin menegaskan kesiapan dirinya menjadi pemimpin yang bersih, dan bila terbukti korupsi dikemudian hari dia rela dihukum mati.  Sebuah pernyataan yang terkesan berani untuk ukuran saat ini.
Awalnya saya begitu tertarik menyimak pernyataan Marzuki Alie ini, sang ketua DPR yang juga kader Partai demokrat ini nampaknya begitu sungguh-sungguh dalam menjalankan amanah rakyat, teguh pendirian  dan tidak akan tergoda untuk melakukan tindak pidana korupsi jika sudah terpilih sebagai presiden.
Selanjutnya bermain dibenak saya sebuah pertanyaan, masih adakah rakyat yang percaya dengan ucapannya itu ?
Sulit untuk dijawab, karena rakyat sudah kenyang menelan janji manis dari para politisi, terutama poitisi dari Partai Demokrat.  Waktu mendekati Pemilu mereka beriklan mengatakan “TIDAK” pada korupsi, lima tahun kemudian mereka berbondong-bondong masuk bui.
Tercatat beberapa pernyataan elite Partai Demokrat yang terdengar manis dan meyakinkan tetapi berbuah pahit dan mengecewakan, dulu ketua umumnya Anas Urbaningrum berjanji “gantung di Monas”,  seolah-olah Anas yakin betul dirinya benar-benar bersih, suci lahir bathin, satu senpun tangannya tidak menyentuh uang haram dari korupsi Hambalang. Kini Anas sudah diciduk oleh KPK, jangankan untuk menunaikan janjinya Gantung di Monas, dipanggil KPK saja dia malah mangkir sampai dua kali.
Kini janji manis itu diulangi lagi oleh Marzuki, bahwa dia siap mati jika korupsi, sebuah pernyatan yang tidak masuk akal, karena antara korupsi dan mati itu merupakan dua hal yang berbeda. Mati itu merupakan garis takdir yang sudah ditetapkan tuhan , sementara korupsi adalah sebuah perbuatan laknat yang dikutuk oleh tuhan. Korupsi atau tidak orang yang hidup pasti akan mati.
Jika Marzuki ingin mengajukan diri sebagai calon presiden, ya maju sajalah dengan baik, kalau terpilih ya syukur, kalau tidak ya Alhamdulillah,  tidak usaha bicara yang aneh-aneh seperti meminta satu peti mati, karena tanpa dimintapun bila sudah meninggal pasti akan diberikan satu peti, dan sangat lucu kelihatannya jika mayat seorang Marzuki diusung kepusara dengan dua peti mati.
Ungkapan itu mengandung multi tafsir, pernyataan yang hari ini terkesan gagah dan berani itu dikemudian hari bisa menjadi alasan bahwa setiap orang yang sudah berhenti hidup hanya butuh satu peti mati. Dan selebihnya janji untuk tidak korupsi itu hanya sekedar pemanis kata dibibir, penyedap telinga yang mendengarkan, hasilnya jika sudah duduk dikursi kekuasaan lupa dengan segala janji yang sudah diucapkan,  atau dengan kata lain  Omong Kosong belaka.

0 comments: