Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Korupsi Bagaikan Jamur Dimusim Hujan

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, September 21, 2011 | 1:04 PM


Dua pejabat kemennakertran tertangkap tangan karena diduga terlibat suap bersama seorang pengusaha, lalu ketiganya ditetapkan sebagai tersangka. Sebelumnya kita dihebohkan oleh kasus suap dalam pembangunan wisma atelit Sea Games yang mau tak mau juga melibatkan kemenpora.
Surut lagi kebelakang, ada pula kasus Gayus dengan julukan Mafia Pajaknya, kasus Gayus ternyata tidak hanya sekedar urusan pajak semata, ada lagi tindak kejahatannya yang didukung oleh aparat dengan melenggang keluar tahanan mako brimob, pergi nonton oertandingan tenis ke Bali, bahkan diduga sang tokoh yang pegawai Ditjen Pajak ini sempat jalan-jalan keluar negeri dengan memakai nama orang lain. Karenanya pula ada kasus pemalsuan dokument keimigrasian.

Dharnawati pengusaha yang tertangkap tangan dalam Kasus suap dikemennakertrans tersebut melibatkan sejumlah nama staf khusus Muhaimin yang aktif bertindak selaku makelar mengutip fee proyek, bahkan sampai menyebut nama Muhaimin Iskandar.
Sebagai mana biasanya pejabat yang dikaitkan dengan sebuah kasus, Muhaiminpun sibuk membantah keterlibatannya dengan dalih berargumentasi bahwa dana pembangunan proyek transmigrasi di Papua itu tidak masuk ke kementeriannya, tetapi berada di daerah. Di pusat dana itu berada di Kementerian Keuangan. Bahkan dia mengaku tidak kenal dengan nama staff ahli yang disebutkan oleh Dharnawati tersebut.
Demikian juga halnya kasus suap pembangunan Wisma Atelit yang melibatkan nama Nazaruddin, keterlibatan Nazaruddin yang juga petinggi Partai Demokrat ini tak ayal merangkai nama-nama tokoh PD yang lainnya, sampailah ke Menpora Andi Malarangeng. Sama halnya dengan Muhaimin, Andi juga membantah dengan tegas. Kedua menteri yang namanya saat ini sedang santer dikaitkan dengan kasus korupsi tersebut sibuk meminta bukti keterlibatan mereka.
Kasus ini juga menyeret nama Anas Urbaningrum, sang ketua partai yang selalu tampil dengan gayanya yang santun itu, disamping juga menyeret nama Angelina Sondag anggota DPR dari partai Demokrat.
Kasus Suap Wisma Atelit masih dalam pemeriksaan pihak KPK, sudah ada tersangka tapi belum disidangkan. Kasus suap dikemennakertran juga tengah heboh-hebohnya, dan tak kalah juga menariknya kasus surat palsu MK, hingga kini dinilai banyak pihak masih mengambang. Tersangka memang sudah ditetapkan tapi Panja Mafia Pemilu DPR belum puas karena belum menyentuh aktor utamanya. Dalam kasus surat palsu MK, yang ditengarai kuat keterlibatannya adalah Andi Nurpati, mantan anggota KPU yang juga seorang fungsionaris partai Demokrat. Kasus surat palsu MK ini juga tidak menutup kemungkinan akan melebar kemasalah kursi HARAM yang diduduki oleh sebagian anggota Dewan.
Jika diurai satu persatu kasus hukum dan penyelewengan yang terjadi diegeri ini, maka sebagian besar pelakunya adalah orang-orang yang berada dilingkaran kekuasaan, para menteri atau koleganya, pengurus partai berkuasa atau orang yang berada disekitarnya. Dan penyelesaiannya secara hukum tidak pernah tuntas, sehingga mengganggu rasa keadilan publik. Dan satu hal yang paling tidak jelas ujung pangkalnya adalah mega skandal “Century” yang hingga kini entah bagaimana kabarnya, entah siapa yang harus bertanggung jawab ? Bagaikan jamur dimusim hujan, yang satu belum diberantas tuntas yang lain sudah tumbuh lagi.

0 comments: