Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya
Powered by Blogger.

Visitors

Powered By Blogger

Featured Posts

Like us

ads1

Menyambut Gerhana Bulan

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, January 31, 2018 | 11:54 AM

Disusun oleh: Utih Amartiwi Rahman, S.Si
(Alumni Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Club Astronomi Santri Assalaam (CASA))

Di penghujung bulan Januari 2018, Indonesia dapat menyaksikan sebuah fenomena
unik, yaitu gerhana bulan yang bersamaan dengan blue moon dan super moon. Gerhana istimewa ini terjadi pada hari Rabu, 31 Januari 2018 dengan durasi fase total 1 jam 16 menit 4 detik. Diperkirakan fenomena unik ini akan terjadi lagi sekitar tahun 2037.
Blue moon atau bulan biru adalah istilah purnama kedua di kalender masehi. Seperti
yang kita ketahui, purnama pertama di bulan ini adalah tanggal 2 Januari 2018. Sehingga, tanggal 31 Januari 2018 nanti adalah purnama kedua. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan jumlah hari dalam 1 bulan di kalender masehi (rata-rata 30-31 hari) dan lama rotasi bulan (29,5 hari). Sehingga, dapat menyebabkan adanya 1 bulan di kalender masehi yang terdapat purnama pertama di awal bulan dan purnama kedua di akhir bulan. Tidak ada hubungan antara tanggal dan perubahan warna bulan menjadi kebiruan sehingga warnanya akan terlihat sama seperti purnama pada umumnya, kecuali dengan adanya faktor lain yang bisa menyebabkan bulan terlihat kebiruan.

Super moon adalah sebutan bulan purnama saat berada sangat dekat dengan bumi. Apakah terlihat super besar? Bulan hanya terlihat lebih besar sekitar 7% sehingga bagi yang tidak sering mengamati bulan akan melihat ukurannya yang tidak jauh berbeda dari biasanya. Namun saat posisinya mendekati horizon, bulan dapat terlihat besar.

Gerhana bulan terjadi saat posisi matahari – bumi – bulan sejajar dan cahaya
matahari ke bulan terhalang oleh bumi. Gerhana bulan tak selalu ada di setiap bulan karena kemiringan 50 orbit bulan mengelilingi bumi terhadap orbit bumi. Gerhana bulan 31 Januari 2018 akan terjadi mulai pukul 17:51:15  WIB hingga 23:08:27 WIB dan fase totalnya mulai pukul 19:51:47 WIB hingga 21:07:51 WIB.

Sebagai muslim, momen ini sebaiknya dimanfaatkan untuk mengamalkan ajaran Rasulullah SAW terkait gerhana. Dari Aisyah r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana Matahari atau Bulan itu bukanlah disebabkan adanya hidup atau matinya seseorang. Maka jikalau kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah serta bershalatlah.” (HR Bukhari Muslim).

Simulasi penampakan gerhana bulan total 31 Januari 2018 dari software Stellarium
Mengenal Allah, nama-nama dan sifat-sifatNya adalah jalan meraih kemuliaan dan
kebaikan dunia dan akhirat. Fenomena gerhana bulan kali ini dapat menjadi momen kita mengenal Allah dengan mentadabburi ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Untuk membantu kita merenungi ayat qauliyah, kita dapat membaca kitab tafsir dan asbabun nuzul mengenai suatu ayat.
Salah satu yang dapat kita renungkan adalah asmaul husna dalam ayat tersebut. Misalnya untuk fenomena gerhana bulan, kita dapat mencari ayat yang menjelaskan tentang bulan yang juga mengandung asmaul husna, yaitu: Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS az-Zumar: 5).

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS al-An’am: 96). Ada 3 asmaul husna yang disebutkan di 2 ayat tersebut, yaitu Al-‘Aziz (Maha Perkasa), Al-Ghaffar (Maha Pengampun), dan Al-‘Alim (Maha Mengetahui).

Abdurrazaq bin Abdul Muhsin dalam kitab Fikih Asmaul Husna menjelaskan bahwa makna Al-‘Aziz adalah Dzat yang bagi-Nya seluruh makna-makna kekuasaan. Diantara buah keimanan dari memahami makna Al’-Aziz secara mendalam adalah kerendahan hamba yang ditunjukkannya kepada Allah SWT semata. Ia tidak merasa sombong karena semua nikmat adalah dariNya, tidak bersandar kecuali padaNya, dan memohon padaNya agar dijauhkan dari kemungkaran. Al-‘Aziz disebutkan 2 kali dalam ayat mengenai bulan. Ini menandakan adanya hal penting yang benar-benar harus kita renungkan mengenai nama ini yang berhubungan dengan penciptaan dan peredaran bulan.

Al-Ghaffar memiliki makna bahwa Allah senantiasa memberi ampunan dan
menghapus dosa hambaNya. Diantara kesempurnaan ampunan Allah SWT adalah meskipun seorang hamba sudah sangat melampaui batas, lalu dia kembali kepada Allah dan bertaubat, maka Allah SWT ampuni segala kesalahannya. Allah SWT juga senantiasa menghapus dosa hambaNya saat hambaNya sabar menghadapi musibah, melakukan amal shaleh, menolong sesama makhluk, dsb. Merenungkan asmaul husna yang satu ini dapat melahirkan konsistensi dalam istigfar dan kesungguhan dalam berbuat kebaikan.

Al-‘Alim adalah asmaul husna yang paling banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Al‘Alim memiliki makna bahwa ilmu-Nya yang sempurna meliputi segala sesuatu. Mengimani asmaul husna yang satu ini dapat melahirkan pribadi yang luar biasa. Kemauan untuk terus belajar menjadi hamba yang lebih baik, hanya berharap petunjuk dariNya dan berjalan sesuai dengan petunjuk itu, hingga melahirkan taqwa yang sesungguhnya.

Inilah yang bisa menjadi bahan tadabbur kita. Apa hikmah ketiga asmaul husna
tersebut Allah pilih saat menjelaskan bulan dalam al-Qur’an? Apa hubungan dan hikmahnya dengan fenomena kali ini? Bagaimana hikmah tersebut menambah keimanan kita? Ibnul Qoyyim dalam Miftah Daar as-Sa’adah berkata bahwa tidak ada yang lebih besar manfaatnya bagi hati dari pada membaca Al-Qur’an dengan mentadabburi dan merenungkannya karena bisa melahirkan perbuatan yang menghidupkan hati, menambah keimanan dan merasakan manisnya al-Qur’an. Selamat bertadabbur ya saudaraku 

11:54 AM | 0 comments | Read More

Gus Mus dan Penghargaan Yap Thiam Hien

Written By lungbisar.blogspot.com on Thursday, January 25, 2018 | 12:57 PM


Penghargaan Yap Thiam Hien untuk tahun 2017 jatuh ketangan KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus. Pengasuh pondok pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, ini dinilai memiliki perhatian yang besar terhadap perjuangan dan tegaknya nilai-nilai hak asasi manusia.  

Gus Mus terpilih sebagai penerima penghargaan ini setelah melalui proses panjang, dimulai dari  penentuan peraih anugerah dengan mengumpulkan kandidat yang dihimpun dari jaringan/komunitas dan masyarakat luas sejak Mei 2017.

Setelah itu dilanjutkan dengan penilaian oleh lima orang juri yang terdiri dari Makarim Wibisono (diplomat senior), Siti Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), Yoseph Stanley Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Zumrotin K Susilo (aktivis perempuan dan anak), serta Todung Mulya Lubis sebagai Ketua Yayasan Yap Thiam Hien

Gus Mus dipilih dengan mempertimbangkan konteks politik Indonesia masa kini yang kerap menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan, dan Kiyai yang juga penyair ini merupakan ulama pertama yang menerima penghargaan Yap Thiam Hien.

Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2017 di Aula Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).

Menurut Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Award, Todung Mulya Lubis, Gus Mus memang tidak dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia seperti Yap Thiam Hien atau Munir Said Thalib, beliau lebih dikenal sebagai tokoh Nadhatul Ulama (NU), kiai, pimpinan pondok pesantren, dan budayawan.

Menurut penilaian Dewan Juri, Gus Mus telah banyak berkontribusi untuk merawat keberagaman di Indonesia. Perjuangan Gus Mus memang tidak ia perlihatkan melalui demonstrasi atau aksi-aksi lainnnya, tetapi  menorehkan pemikiran dan gagasannya soal keberagaman lewat tulisan serta tutur kata yang ia sampaikan ke seluruh santrinya.
12:57 PM | 0 comments | Read More

Selamat Jalan Darmanto

Written By lungbisar.blogspot.com on Saturday, January 13, 2018 | 9:59 PM

Dunia sastera kita kembali berduka, penyair kenamaan tanah air, Darmanto Jatman meninggal dunia di RS dr Kariadi Semarang. Tokoh senior di bidang sastra yang juga guru besar emiritus di Undip tersebut wafat di usia 75 tahun.

Soedarmanto, lebih dikenal sebagai Darmanto Jatman atau juga sering menyingkat namanya menjadi Darmanto Jt lahir di Jakarta pada 16 Agustus 1942, namun sejak kecil bersama keluarga besarnya tinggal di Yogyakarta.

Sebagai penyair namanya mulai diperhitungkan sejak akhir dekade 60-an. Pada dekade 70-an, karya-karyanya banyak menginspirasi penyair-penyair muda kala itu dalam penciptaan karya dengan 'gaya ucap' yang khas Darmanto. Selain itu dia juga menulis karya-karya buku dan esai tentang kebudayaan. 

Selain aktif di dunia sastra, Darmanto juga mengajar di Undip, Semarang. Dia adalah guru besar emeritus pada Fakultas Psikologi Undip.
9:59 PM | 0 comments | Read More

Membakar Istana

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, January 9, 2018 | 2:29 PM

“Tersentak aku Lung,” kata Ngah Sompot memulai perbincangan.
“Apa pasal, Tanya Lung Bisar sambil memegang tangkai cangkir kopinya.
“Istana Siak mau dibakar orang,” jawab Ngah Sompot lagi,
“Ai mak, siapakah Gerang pelakunya ?” Tanya Lung Bisar dalam bahasa Indonesia yang bercampur aduk dengan logat Melayunya, hening sejenak, semua yang berada disekitar itu menoleh kepada dua konco blangkin yang sedang berbual itu.
Kemudian berkembanglah bual diseputar kejadian tersebut, ada yang menduga pelakunya adalah orang GILA, sebab jika WARAS dia tak mungkin melakukannya, sebab Istana Asherayah Al Hasyimiyah, merupakan bangunan sejarah yang menjulangkan nama besar Puak Melayu, dia memiliki tempat tersendiri dihati masyarakat tersebab istana itu menjadi saksi sejarah akan kejayaan Islam dan Melayu dimasa lampau.
“Mencederai istana tersebut, samalah artinya menyakiti hati masyarakat Riau,” kata Lung Bisar disela-sela sedotan tembakaunya.

“Betul Lung,” sahut yang lainnya kemudian bual dilanjutkan lagi, terdengar selentingan kabar bahwa ada yang mengaitkan peristiwa ini dengan pemilukada yang akan berlangsung tidak lama lagi, dimana salah satu calonnya adalah Syamsuar yang saat ini menjabat sebagai Bupati Siak. Helat besar Pemilihan Gubernur ini membuat banyak orang menjadi terjangkit demam Politik,  segala sesuatunya selalu dikait-kaitkan dengan politik. Sehingga begitu ada bahan langsung dipolitisir menjadi isu yang meresahkan.

“Oh tak bisa, itu tak bisa dibiarkan,” tukas Ngah Sompot, “kita berharap agar pihak berwajib, segera mengungkap dan menangkap pelakunya, inilah saatnya Polisi menunjukkan taringnya  sebelum peristiwa ini digoreng kian kemari menjadi isu liar yang meresahkan, kata Ngah Sompot lagi, dan kemudian ditimpal oleh Lung Bisar dengan kalimat penutup “Jangan karena marah sama Syamsuar, Istana yang dibakar.”
2:29 PM | 0 comments | Read More

Dari Rohil Untuk Riau

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, January 8, 2018 | 4:07 PM

Kenduri Demokrasi berupa pemilihan Gubernur Riau ditahun 2018 ini, menjadi sesuatu yang menarik untuk dicermati, Khusunya bagi masyarakat Rokan Hilir yang putera-putera terbaiknya ikut ambil bagian dalam kontestasi tersebut.

Gubernur Riau, Andi Rachman sebagai calon incumbent menggandeng Suyatno, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Rokan Hilir. Keduanya didukung oleh Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
Suyatno, meskipun bukan anak jati Rokan Hilir, namun yang bersangkutan sudah lama mengabdi dinegeri Seribu Kubah itu, karirnya sebagai ASN mulai dari Lurah sampai menjadi seorang Bupati.

Selanjutnya Koalisi Riau bersatu yang dihimpuin bersama Partai Amanat Nasional , Nasdem dan PKS, mengajukan Syamsuar  berpasangan dengan Edy Natar sebagai Calon Gubernur. Syamsuar yang saat ini menjabat sebagai Bupati Siak itu juga merupakan Putra Rokan Hilir yang lahir di Jumrah pada tahun 1954 Silam. Beliau juga menyelesaikan pendidikan Dasarnya di Jumrah dan Sekolah Menengah Pertamanya di Bagansiapi-api.

Selain Syamsuar dan Suyatno, ada pula Rusli Effendi, Pria kelahiran Pasir Limau Kapas ini diajukan sebagai Calon Wakil Gubernur, mendampingi Firdaus yang diusung oleh Partai Demokrat dan PPP.
Bagi masyarakat Rokan Hilir, munculnya nama Suyatno, Syamsuar dan Rusli Effendi, merupakan kebanggan tersendiri, karena kabupaten ini berhasil menghadirkan tokoh-tokoh yang mumpuni untuk diwakafkan memimpin Riau.

Disisi lain, kehadiran ketiga tokoh ini juga akan bertakibat  suara pemilih menjadi terbelah, Pemilih di Rokan Hilir jumlahnya dibawah Kota Pekanbaru dan Kampar, dengan rincian Pekanbaru, sebanyak 587.479 orang, disusul Kampar pada urutan kedua sejumlah  517.950 kemudian Rokan Hilir dengan jumlah pemilihnya sebanyak  420.884 orang.

Karena jumlah pemilihnya yang sedikit  dan menjadi rebutan bagi banyak pihak, bisa jadi Rokan Hilir dianggap bukan sebagai penentu dalam perolehan suara, namun sungguhpun demikian daerah ini akan menjadi pusat perhatian dan medan pertarungan yang berat bagi pasangan calon.


Semoga saja perebutan dan pertarungan tersebut tidak menimbulkan perpecahan diakar rumput, tidak menimbulkan masalah baru yang menimpa masyarakat Rohil yang ditahun-tahun terakhir ini dilanda krisis anggaran. Kita berharap rakyat semakin sadar dan dewasa dalam menentukan pilihannya. Sadar sepenuhnya bahwa Pemilukada ini merupakan pesta demokrasi yang menjunjung tinggi sportifitas dan merupakan jelmaan dari kedaulatan rakyat, bukan pesta yang menghamburkan uang untuk membli suara rakyat. 
4:07 PM | 0 comments | Read More

Rakyat Riau, Jangan Salah Pilih

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, January 7, 2018 | 10:04 PM

Saat menyampaikan orasi politik pada deklarasi koalisi Riau Bersatu (PAN, NASDEM, dan PKS) mantan ketua MPR itu menyatakan jatuh hati kepada pasangan Syamsuar-Edy Natar Nasution.
Amien Rais mengajak massa yang menghadiri deklarasi di Lapangan Bukit, Pekanbaru, agar jangan salah pilih calon pemimpin karena pilihan itu akan dipertungjawabkan di akhirat.
Amin juga menyebut bahwa Syamsuar sebagai Bupati Siak yang sarat prestasi, dan kehebatan Brigjen TNI Edy Natar Nasution sebagai Komandan Resort Militer (Danrem) 031 Wira Bima.
Meski pasangan tersebut diusung koalisi beberapa partai, namun Amien yakin Syamsuar dan Edy akan lebih mengutamakan nasib rakyat, bukan partai pengusungnya.
"Kalau masih mikirkan partai juga, akan saya jewer kupingnya," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat Riau untuk memilih pemimpin yang mau  menempatkan kepentingan rakyat banyak diatas kepentingan golongannya. Sosok itu dinilai ada pada Syamsuar dan Edy Natar Nasution.

"Mereka adalah bapak dari masyarakat Riau. Saya yakin, beliau tidak akan pilih golongannya. Jadi, warga meski dari partai lain, jangan ragu untuk coblos mereka," kata Amien Rais.
Kombinasi birokrat-militer dinilainya menjadi perpaduan yang tepat untuk memajukan Riau. Apalagi, ia melihat bahwa daerah-daerah dengan sumber daya alam yang melimpah, banyak merugi karena hasil alamnya banyak dibawa ke luar negeri.
Apalagi, sosok Edy Nasution dengan latar belakang militernya diyakini akan lebih mementingkan kesejahteraan rakyat dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kalau ada tauke-tauke datang dari luar negeri biar ditendang sama sepatu Pak Edy ini," demikian Amien Rais. (lb)
10:04 PM | 0 comments | Read More

Politik Santun Puak Melayu

“Usah kito berpolimik, tujuan kito berpolitik untuk memperpanjang silaturahmi. Jangan sampai gegara politik kite terpecah belah. Kepada pendukung, sayo imbau untuk berlapang dada.”

Demikianlah ungkapan Syamsuar , saat menanggapi bertele-telenya masalah izin deklarasi di Purna MTQ, di satu sisi Sekdaprov Riau ketika mereka temui membolehkan deklarasi di sana namun OPD pengelola Purna MTQ tidak membolehkannya

Atas himbauan calon Gubernur Riau yang juga Bupati Siak itu, akhirnya
DPW PAN Riau memutuskan deklarasi pasangan Syamsuar-Edy Natar, dilaksanakan di Lapangan Bukit, Senapelan, Pekanbaru. Masalah waktu, setelah habis Zuhur atau pukul 14.00 WIB.

“Kita tak mau berpolemik terkait tempat deklarasi ini, memang semula di purna MTQ tapi kita pindahkan saja ke Lapangan Bukit,” kata Sekretaris DPW PAN Riau, T Zulmizan Assegaf, Jumat (5/1/2018) di Rumah PAN, Jalan Arifin Achmad.
Terkait pindahnya tempat deklarasi, Syamsuar tak merunsingkannya. Kata dia, kalau tidak dibolehkan di MTQ dicari tempat yang dibolehkan.

Sesuai rencana, prosesi deklarasi dimulai dari Masjid Raya Senapelan. Syamsuar-Edy Natar- bersama pengurus dan simpatisan partai pengusung, PAN, NasDem, dan PKS, terlebih dahulu Salat berjemaah di Masjid peninggalan Sultan Siak itu, kemudian dilanjutkan dengan  melakukan ziarah ke makam Sultan, setelah itu Syamsuar dan Edy Natar diarak kelapangan Bukit dengan iringan pemain kompang.

7:39 PM | 0 comments | Read More

Pertarungan Menuju Riau 1

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, January 3, 2018 | 3:53 PM

Pasangan Syamsuar dan Edy Nasution nampaknya bakal ikut meramaikan pertarungan pada pemilukada Riau, keduanya sudah mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) serta Nasdem, dan kemungkinan juga PKS akan  menyusul ikut memberikan dukungan.

PAN yang semula diduga akan mengusung Firdaus (Wali kota Pekanbaru) akhirnya menyerahkan Surat Keputusan (SK), yang menetapkan pasangan Syamsuar dan Brigjen Edy Natar Nasution di Pilgub Riau. Surat keputusan itu diserahkan langsung oleh Ketua Umum dan Sekjen PAN pada 2 Jan 2018 kemarin.

Sebagai catatan saat ini PAN memiliki 7 kursi di DPRD Riau, NasDem 3 kursi dan PKS 3 kursi, dengan demikian syarat untuk maju dalam Pilgub Riau sudah terpenuhi. Pasangan ini merupakan perpaduan antara Riau pesisir dan riau daratan.

Syamsuar merupakan kader Partai Golkar yang menjabat sebagai bupati dua periode di Siak, namun pada helat pemilukada ini Golkar bersama PDIP telah memutuskan untuk mengusung Gubernur Riau incumbent Arsyadjuliandi Rachman yang berpasangan dengan Suyatno  yang kini menjabat sebagai Bupati Rokan Hilir.

Pemilukada Riau kali ini diramaikan oleh beberapa kepala daerah, diantaranya Andi Rachman sendiri selaku Gubernur dan calon Incumbent, disusul oleh Syamsuar  Bupati Siak,  dan kemungkinan juga Walikota Pekanbaru Firdaus serta Bupati Palalawan Haris yang juga akan ikut meramaikan kontestasi ini. Selain nama tersebut ada pula nama anggota parlemen asal Riau yakni Lukman Edy, mantan anggota Kabinet zaman SBY yang digadang-gadang oleh PKB.

Rakyat tentunya akan melihat sendiri seperti apa nantinya pertarungan sengit itu akan berlangsung, namun satu hal yang menjadi harapan adalah siapapun yang terpilih diharapkan mau bekerja keras untuk mengangkat harkat dan martabat negeri ini, mendahulukan kepentingan orang banyak  dari kepentingan pribadi dan kelompoknya serta mau berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Riau, semoga saja.
3:53 PM | 0 comments | Read More

Politik Uang, Sara dan Hoax

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, January 2, 2018 | 4:30 PM

Tahun 2017 telah berlalu dan hari ini kita mulai menapak ditahun baru, tahun 2018 yang juga disebut sebagai tahun politik, tahun diselenggarakannya pemilukada serentak disejumlah daerah di Indonesia. Pemilukada ini sendiri juga merupakan pemanasan menuju tahun politik berikutnya 2019 saat diselenggarakannya pemilihan umum dan pemilihan presiden.

Partai politik yang merupakan pemegang teraju dan pemain utama dalam kontestasi ini sudah terlihat mengambil ancang-ancang, mempersiapkan diri untuk merebut hati rakyat. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari mempersiapkan kandidat terbaik hingga sampai dengan membajak kader partai yang hobby lompat pagar.

Tiap-tiap kader parpol ditempa agar mampu meningkatkan elektabilitas diri dan partainya, sehingga terkadang ada pula parpol yang sengaja merekrut artis dengan harapan dapat menjadi pengumpul suara, tak perduli apakah sang artis tersebut mumpuni atau sebaliknya.

Pertarungan politik ini juga bakal menumbuh suburkan Politik uang, penyebaran Berita Hoax dan isu Sara, ketiganya merupakan masalah yang selalu muncul berbarengan dengan penyelenggaraan Pemilu, dan inilah  penyakit akut yang bergelayutan pada sendi-sendi demokrasi kita.

Ketiganya merusak dan menodai kemurnian nilai demokrasi itu sendiri, kandidat tidak lagi menggunakan cara yang sopan dan beradab dalam memenangkan pertarungan, dan pemilih juga tidak lagi menggunakan akal sehatnya dalam menentukan pilihan. Pemilu yang seperti ini sudah dapat dipastikan akan melahirkan wakil rakyat dan pemimpin yang tidak sehat pula, dan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup bangsa.

Untuk mencegah hal tersebut diatas, tidak berlebihan kiranya jika rakyat menaruh harapan kepada Partai politik, KPU, Penegak Hukum. Partai politik hendaknya dapat menempa kadernya agar menjadi kader militant yang berdedikasi, cerdas, inisiatif ulet dan mahir serta mengedepankan sikap politik yang santun. Tidak menggunakan uang uantuk membeli suara, tidak mengompori rakyat dengan mehembuskan isu Sara dfan tidak menyebarkan berita Hoax untuk menyerang lawan politik.

KPU sebagai pihak yang diamanahkan menyelenggarakan Pemilu, dan para penegak hukum yang dipercaya sebagai benteng keadlian, harus benar-benar mampu menjadi lembaga yang independen, tidak berpihak kemanapun dan tidak pula bisa diintervensi oleh siapapun, berdiri kokoh untuk dan atas nama kepentingan rakyat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga Pemilu ini bisa berlangsung sebagaimana mestinya.

Intinya, ketiga institusi tersebut diatas harus benar-benar menjalankan amanah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, jika abai,  maka bukan tidak mungkin Politik Uang, Isu Sara dan Hoax akan tetap mewarnai kontestasi ditahun politik mendatang, hasil akhirnya negeri ini semakin kencang larinya menuju jurang kehancuran.
4:30 PM | 0 comments | Read More