“Tersentak aku Lung,”
kata Ngah Sompot memulai perbincangan.
“Apa pasal, Tanya Lung
Bisar sambil memegang tangkai cangkir kopinya.
“Istana Siak mau
dibakar orang,” jawab Ngah Sompot lagi,
“Ai mak, siapakah Gerang
pelakunya ?” Tanya Lung Bisar dalam bahasa Indonesia yang bercampur aduk dengan
logat Melayunya, hening sejenak, semua yang berada disekitar itu menoleh kepada
dua konco blangkin yang sedang berbual itu.
Kemudian berkembanglah bual
diseputar kejadian tersebut, ada yang menduga pelakunya adalah orang GILA,
sebab jika WARAS dia tak mungkin melakukannya, sebab Istana Asherayah Al Hasyimiyah, merupakan
bangunan sejarah yang menjulangkan nama besar Puak Melayu, dia memiliki tempat
tersendiri dihati masyarakat
tersebab istana itu menjadi saksi sejarah akan kejayaan Islam dan Melayu dimasa
lampau.
“Mencederai istana
tersebut, samalah artinya menyakiti hati masyarakat Riau,” kata Lung Bisar
disela-sela sedotan tembakaunya.
“Betul Lung,” sahut
yang lainnya kemudian bual dilanjutkan lagi, terdengar selentingan kabar bahwa
ada yang mengaitkan peristiwa ini dengan pemilukada yang akan berlangsung tidak
lama lagi, dimana salah satu calonnya adalah Syamsuar yang saat ini menjabat
sebagai Bupati Siak. Helat besar Pemilihan Gubernur ini membuat banyak orang
menjadi terjangkit demam Politik, segala
sesuatunya selalu dikait-kaitkan dengan politik. Sehingga begitu ada bahan
langsung dipolitisir menjadi isu yang meresahkan.
“Oh tak bisa, itu tak
bisa dibiarkan,” tukas Ngah Sompot, “kita berharap agar pihak berwajib, segera
mengungkap dan menangkap pelakunya, inilah saatnya Polisi menunjukkan taringnya
sebelum peristiwa ini digoreng kian
kemari menjadi isu liar yang meresahkan, kata Ngah Sompot lagi, dan kemudian
ditimpal oleh Lung Bisar dengan kalimat penutup “Jangan karena marah sama
Syamsuar, Istana yang dibakar.”
0 comments:
Post a Comment