Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya
Powered by Blogger.

Visitors

Powered By Blogger

Featured Posts

Like us

ads1

Benarkah PKS akan Hengkang dari KOALISI

Written By lungbisar.blogspot.com on Friday, May 24, 2013 | 8:51 PM


Rencana PKS ingin keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah sudah sejak lama didengung-dengungkan oleh para elitenya, terutama saat-saat presiden akan melakukan reshuffle kabinet, dan gaungnya sangat menggema dengan istilah tijitibeh (mati siji mati kabeh), maksudnya jika 4 menteri  KIB dari PKS itu berkurang satu, PKS akan menarik semua kadernya dari kabinet dan keluar dari koalisi.
Ketika SBY benar-benar mencopot Menristek yang dijabat oleh kader PKS Suharna Surapranata, PKS diam tak berkutik. Istilah mati siji mati kabeh betul-betul “MATI”  dengan sendirinya, tak ada reaksi apapun dari PKS . Suara keras yang dikenal dengan istilah tijitibeh itu ternata hanya sekedar gertak sambal belaka, dan sampai hari ini PKS masih tetap setia bersama partai-partai lain menjadi anggota pendukung pemerintah.
Setelah SBY memberhentikan kader PKS dari kabinet dengan lantang Ketua Fraksi Demokrat Jakfar hafsah memberikan penjelasan.
"Sebenarnya di sini pilihannya adalah berada di koalisi dan tidak ada di koalisi, tidak ada rumus tengahnya. Jadi di sini pilihannya yes or no kan bahasanya sederhana," tegas Ketua FPD, Jafar Hafsah, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10/2011).
Penjelasan Jakfar itu seakan menegaskan kalau mau berkoalisi ya silakan jia tidak yang angkat kaki dan lebih tegas lagi Wasekjen PD Ramadhan Pohan mengatakan  bahwa SBY dengan sengaja mengurangi jatah PKS dikabinet sebagai hukuman.
"Kalau mau koalisi, koalisilah yang baik. Kalau mau jadi oposisi, oposisilah. Tapi, jangan dua kaki. PKS tidak konsisten dalam menjalankan peran sebagai partai koalisi. PKS sering menyerang motor koalisi yakni Presiden SBY. Jadi, PKS harus tahu kewajibannya jangan cuma tahu haknya di koalisi," ujar tokoh yang pernah populer dengan istilah Mr. A  ini.
Kini, ditengah hiruk pikuknya kasus  suap kuota impor daging Sapi yang melibatkan salah satu kader terbaiknya, desakan untuk keluar dari koalisi mencuat kembali, meskipun tak sekeras sebelunya dan tidak ada lagi istilah tijitibeh, tapi wacana itu jelas terdengar keluar lingkungan partai.
Kasus suap ini seakan tidak berhenti sampai pada LHI saja tetapi isunya melebar kekader lain yang kini duduk dikabinet. Beberapa media memberitakan bahwa LHI merencanakan anggaran pemenangan pemilu 2014 mendatang sebesar  Rp. 2 T. Dananya akan diambil dengan memanfaatkan fee dari proyek dikementerian yang dipimpin oleh beberapa kadernya, meskipun belum terbukti kebenarannya, tapi opini publik sudah terlanjur terbentuk, dan ini sangat merugikan partai.  Barangkali inilah alasan kuat kenapa beberapa kader PKS dan segenap anggota dewan syuro kembali melontarkan wacana keluar dari koalisi.
Alasan lainya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Wasejen Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq,  PKS merasa pemerintah tak terlalu mendengar suara partai koalisi dalam penetapan kenaikan harga BBM. PKS merasa, pemerintah hanya menggiring dan memanfaatkan partai pendukung pemerintah untuk memluskan rencananya dengan mengabaikan usulan-usulan dari partai lain. 
Tapi, apakah kali ini PKS akan benar-benar keluar dari Koalisi ? Atau ini hanya sekedar wacana semata ? Wallahu’alam, namun satu hal yang pasti, kursi menteri itu sangatlah empuk , dan bila telah duduk sulit untuk meninggalkannya. Bukankah begitu pak menteri ? 
8:51 PM | 0 comments | Read More

Fustun Dibalik Jubah


Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring berkeyakinan bahwa prahara Kuota impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden PKS itu tidak terlalu berpengaruh terhadap partai.  Mantan Presiden PKS yang juga Menkominfo ini menegaskan bahwa persoalan hukum yang dihadapi LHI adalah urusan personal bukan persoalan partai.
Keyakinan yang dilontarkan oleh Tifatul itu bukan tidak beralasan, mengingat PKS adalah partai kader, solidaritasnya sulit digoyahkan. Dengan sistem yang mereka bangun selama ini memudahkan elite PKS untuk berkomunikasi dengan kadernya sampai ketingkat yang paling bawah, dan dengan demikian pula mereka bisa melakukan konsolidasi dengan cepat dan baik.
Mudah-mudahan prediksi Sembiring ini benar adanya,  namun perlu dicatat bahwa yang membesar PKS itu bukan hanya para kadernya, ada pihak lain yang sangat besar jumlahnya dan telah memberikan sumbangan suaranya kepada PKS disetiap pemilu. Kelompok inilah yang disebut dengan simpatisan, kelompok  yang tidak terikat dengan partai manapun dan menjatuhkan pilihannya ke PKS karena tertarik akan sikap dan prilaku para elite dan kadernya.
Dalam benak para simpatisannya selama ini PKS adalah sebuah partai dakwah yang isinya terdiri dari orang-orang bersih dari prilaku tercela, amanah dan jauh dari perbuatan maksiat, Kemana-mana menenteng tasbih, mulutnya fasih mengucapkan ayat-ayat suci dan selalu menyeru ummat untuk fastabiqul khairat berlomba-lomba dalam kebaikan.
Bayangan seperti itu kini menjadi sirna sejak mencuatnya kasus suap impor daging yang melibatkan Luthfi Hasan Ishaq yang menjadi pucuk pimpinan partai. LHI yang dikenal acap berdakwah kesana kemari ternyata tidak jauh berbeda dengan kebanyakan politisi lainnya. Dia terlihat bersih karena kejahatannya belum  terungkap.
Penangkapan LHI ini merupakan rangkaian dari tertangkapnya Ahmad Fathanah, dengan seorang perempuan disebuah hotel mewah di Jakarta. Kemudian ceritanya berkembang bagaimana seorang Luthfi telah menggunakan pengaruhnya sebagai presiden partai untuk melancarkan bisnis teman karibnya, dan sebagai imbalannya dia memperoleh fee dalam jumlah milyaran rupiah.
Temannya ini tidak hanya seorang pengusaha tetapi juga punya koleksi perempuan cantik molek dan seksi. Luthfi juga tidak mau ketinggalan, dalam pembicaraan pertelpon diantara keduanya terungkaplah istilah Fustun, sebuah kosa kata yang tidak kita jumpai dalam kamus besar bahasa Indonesia. Konon kata itu bermakna perempuan cantik dari Pakistan. Luthfi dan Ahmad Fathanah tidak hanya sekedar berteman tetapi juga memiliki hobi yang sama yakni sama-sama suka menyimpan Fustun dibalik jubahnya.
PKS mungkin bisa berdalih, bahwa Luthfi hanyalah seorang dari sekian ribu kader partai, wajar jika diantara ribuan itu ada satu orang yang menyimpang, Sisanya masih banyak yang bersih dan tidak terlibat dengan kasus korupsi. Tetapi kalau diambil dari filosofi seekor ikan jika kepalanya busuk maka seluruh tubuhnya akan membusuk pula. Ingat Luthfi itu adalah presiden partai, pemimpin yang dipilih oleh anggota PKS.
Katakanlah dalam hal ini PKS telah keliru dalam memilih pemimpin, tapi kekeliruan itu seharusnya dijawab secara tegas dengan menyerahkan kader yang bersalah kepenagak hukum, dan membersihkan Fustun dari balik jubahnya, bukan sebaliknya melakukan pembelaan seperti yang tercermin dalam kisah penyitaan mobil milik Luthfi.
8:42 PM | 0 comments | Read More

Pelajaran Bagi Kader PKS


Ketika Luthfi Hasan Ishak diciduk oleh KPK, PKS nampaknya adem-adem saja, sebagai sebuah partai politik yang taat hukum mereka legowo dan menyerahkan prosesnya kepada penegak hukum. Tidak terkesan adanya perlawanan yang berarti baik dari kader partai secara personal maupun Partai secara kelembagaan.
Luthfi sendiri nampaknya amat arif menyikapi peristiwa penangkapannya, dan agar PKS tidak terlibat dalam kasusnya dia langsung mengundurkan diri. Demikian juga dengan Anis Matta, dengan sukarela meninggalkan kursi empuk di Senayan demi mengemban tugas selaku presiden partai. Setakat ini publik angkat jempol untuk kader PKS.
Ketika kasus Luthfi yang berbarengan dengan sahabatnya Fathanah mulai berkembang dari dugaan menerima  suap kedugaan pencucian uang, mulailah sebagian kader PKS merasa gerah. Kegerahan itu memuncak ketika sejumlah penyidik KPK mendatangi kantor DPP PKS yang hendak menyita mobil, VW Caravelle B 948 RFS, Nissan Navara B 9051 QI, Mitsubishi Pajero Sport B 1074 RFW, Mitsubishi Grandis B 7476 UE, Mazda CX9 B 2 MDF, dan Toyota Fortuner B 544 RFS.  Ke enam mobil itu diduga terkait dengan tindak pidana pencucian uang yang disangkakan kepada Luthfi.
Setelah peristiwa itu hubungan KPK dengan PKS mulai menegang, kader-kader PKS mulai menunjukan kegarangannya, merasa diperlakukan semena-mena oleh penyidik KPK. Dengan dimotori oleh vokalisnya Fahri Hamzah PKS berencana melaporkan KPK ke Polisi, rencana itu kemudian berubah dengan hanya melaporkan penyidik KPK, kemudian mentah lagi dan akhirnya juru bicara KPK Johan Budi yang dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan telah melakukan kebohongan publik.
Beberapa hari setelah itu, ketegangan sedikit agak mereda, para petinggi PKS mulai berbicara dengan santun mempersilakan penyidik KPK datang ke DPP PKS untuk menyita mobil milik Luthfi. Mereka menyatakan tidak akan menghalang-halangi tugas penyidik KPK, bahkan ada yang ingin menyambut dengan membentangkan karpet merah sebagai tanda penghormatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa hiruk pikuk penyitaan mobil dikantor DPP PKS itu telah memperburuk citra PKS, perlawanan yang dilakukan oleh Fahri dan kawan-kawannya terhadap penyidik KPK menjadi blunder,  membuat publik mengambil kesimpulan bahwa PKS ingin melawan KPK.
Sadar akan hal itu, para elite PKS segera berubah sikap terhadap penyidik KPK, dan menjelang babak akhir penyitaan mobil gerbang kantor PKS dipasangi spanduk bertuliskan "Selamat Datang KPK di DPP PKS. Kami Senang Jika Dikau Datang Sesuai Hukum dan Akhlak Mulia".
Kedatang para penyidik KPK itu disambut oleh Kepala Rumah Tangga DPP PKS Dwi Eka dengan memberikan setangkai mawar merah, plus hidangan makanan. Tapi sayangnya, dengan alasan tak boleh menerima pemberian dalam bentuk apapun Penyidik KPK menolak bunga serta makanan dan minuman yang dihidangkan. Dan penolakan itu menjadi pelajaran yang amat berharga bagi seluruh kader PKS bahwa adakalanya orang tidak membutuhkan basa basi yang sifatnya berlebihan, bersikap sewajarnya sajalah.
8:37 PM | 0 comments | Read More

Bolos

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, May 19, 2013 | 7:16 PM


Catatan Ringan, dipersembahkan Buat Anggota DPR Yang Suka Mangkir
Waktu masih duduk dibangku sekolah lanjutan dulu, saya punya seorang teman yang suka bolos, Bisar Tematu namanya.  Dia termasuk murid yang luwes bergaul, bicaranya enak didengar , penampilannya menarik, pintar mengambil hati teman, aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler  dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS, tapi memiliki prilaku menyimpang yaitu bolos ketika jam pelajaran dimulai.
Hampir setiap pagi dia berurusan dengan penjaga sekolah, karena dia tiba setelah pintu terkunci dan memaksa minta dibukakan.  Dalam tujuh jam mata pelajaran perharinya paling banyak diikutinya hanya empat jam, sisanya dia membolos, duduk sambil menyeruput kopi dikantin sekolah atau sembunyi merokok diwarung milik Wak Atan Taka.
Kalaupun dia tidak mendapat peluang untuk kabur dari kelas dan terpaksa mengikuti pelajaran hingga jam terakhir, maka bukan berarti dia akan belajar dengan serius, sikap usilnya akan muncul mengganggu teman belajar atau mengoret-oret kertas sekenanya,  bahkan tidak jarang pula dia tertidur pulas dibangku belakang.
Anehnya, meskipun sering bolos, dan terlambat masuk, absennya bersih dari huruf a, s, maupun i ( Baca ; alpa, sakit, dan Ijin ). Walaupun tak pernah serius belajar, jarang mengerjakan PR dan sering ngantuk didalam kelas  nilai rapornya tetap saja bagus, diatas nilai rata-rata teman sekelasnya.  Bahkan menurut sumber yang layak dipercaya dalam surat tanda tamat belajarnya tercantum nilai sebagai lulusan terbaik.
Setelah tamat sekolah, kamipun berpisah, dan sejak itu kamipun jarang bertemu, dan seiring dengan berjalannya waktu tak terasa hampir 30 tahun sudah kami tak bersua, rindu juga rasanya dengan sahabat yang fenomenal ini.
Dalam kerinduan akan seorang sahabat ini tiba – tiba saya menerima pesan singkat dari seorang teman yang mengabarkan bahwa  Badan kehormatan DPR telah mempublikasikan daftar nama anggota dewan yang sering mangkir, salah satunya adalah  Bisar Tematu teman kita yang suka bolos waktu sekolah dulu, pesan teman itu saya baca sambil geleng-geleng kepala.
“Ternyata kebiasaan buruknya hingga kini tak berubah,”  desisku dalam hati dan sayapun  membalas sms teman itu dengan mengutip sebuah pribahasa “Dari kecil teranja-anja, sudah besar terbawa-bawa hingga tua terubahkan tidak.”
7:16 PM | 0 comments | Read More

Eyang Subur Ingin Gantikan SBY

Written By lungbisar.blogspot.com on Tuesday, May 14, 2013 | 10:28 PM



Ternyata Eyang Subur mau ikut Konvensi pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat, hal itu disampaikan oleh Rizal Ramli saat diskusi 'Hitam Putih Capres 2014: Siapa pantas, siapa tidak?', di Galeri Kafe Cikini, Jakarta, Kamis (9/5/2013).
"Ada yang pernah menggoda saya, tapi setelah tahu Eyang Subur mau daftar konvensi Demokrat, saya mundur,"  ujar mantan Menteri Perekonomian era Presiden Abdurahman Wahid itu.
Semula saya menduga bahwa itu hanyalah guyonan Rizal belaka, sekedar kelakar pengisi waktu kosong, namun dugaan saya itu keliru, dan Eyang Subur benar-benar bertekad ingin menggantikan SBY sebagai presiden RI dimasa yang akan datang.
Menurut keterangan pengacaranya  Ramdan Alamsyah, Eyang Subur telah menyatakan bakal mengikuti konvensi calon presiden (capres) yang digelar Partai Demokrat. Untuk memantapkan langkahnya, Eyang Subur akan mendeklarasikan diri sebagai capres
"Tanggal 21 Mei nanti rencanya Eyang akan deklarasi di sebuah stasiun televisi," ungkap Ramdan saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (13/5/2013).
Lebih lanjut, pengacara yang disebut Farhat sebagai orang banyak bicara itu menyebutkan bahwa Eyang Subur memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Namun, karena Eyang tidak ikut partai politik manapun, maka akan ikut konvensi Partai Demokrat.
Melalui pengacaranya Eyang menyampaikan niatnya itu dengan alasan bahwa negara ini dalam keadaan sakit, pemimpin sekarang ini tidak memperhatikan nasib rakyatnya, sementara Eyang sendiri adalah seorang dermawan yang selalu membagi-bagikan rezekinya kepada orang lain, dan dengan pertimbangan yang sedemikian rupa itulah Eyang bertedak untuk maju dalam pilpres 2014 mendatang.
Tapi benarkah PD akan membuka pintu bagi Eyang Subur untuk mengikuti Konvensi Capres, sebuah pertanyaan sederhana yang sulit ditebak jawabannya. Barangkali PD akan menampung keinginan Eyang ini dengan pertimbangan mampu meningkatkan elektabilitas partai, mengingat nama Eyang Subur saat ini sangat populer, melebihi kepopuleran rata-rata tokoh yang ada dinegeri ini.
Disamping populer, Eyang juga memiliki kekayaan yang luar biasa, dia memiliki isteri sejumlah tujuh orang, dan tiap-tiap isterinya mendapat jatah belanja sebesar Rp. 50 juta perhari, orang kaya manapun didunia ini tidak akan pernah mampu memiliki isteri sebanyak itu. Lebih dari itu Eyang juga seorang dermawan, suka membagi-bagikan rezekinya kepada orang lain, yang diberikannya bukan kain rombengan dan recehan, tapi berupa mobil dan uang dengan nominal jutaan rupiah.
Eyang juga seorang lelaki perkasa, dia mampu memenuhi nafkah bathin untuk ketujuh isterinya, sebuah kemampuan lelaki sejati yang tidak ada tolok bandingnya. Barangkali keperkasaan Eyang ini bisa dibawa ke Sidoarjo untuk menutup lobang Lapindo yang hingga kini masih menyemburkan lumpur.
Populer, berkantong tebal dan lelaki perkasa, itulah gambaran sementara tentang Eyang Subur yang belakangan ini mendadak terkenal lewat perseteruannya dengan seorang mantan artis cilik, dengan modal yang dimilikinya itu kini dia berhasrat maju sebagai calon presiden, dan jika Eyang benar-benar maju sebagai calon dalam pilpres mendatang, apakah anda akan memilihnya ?


10:28 PM | 0 comments | Read More

Galau Ni Yeeeeee


Semula diberitakan PKS akan melaporkan KPK ke Mabes Polri dengan tuduhan melakukan perbuatan tak menyenangkan dalam penyitaan mobil LHI di Kantor DPP PKS yang dianggap tidak sesuai prosedur.
Rencana pelaporan ini dimotori oleh Fahri Hamzah, kader PKS yang dulunya pernah melontarkan wacana ingin membubarkan KPK, dia mengaku sudah memiliki bukti yang kuat.
"Saya barusan mendapatkan copy SOP KPK sebagai bahan untuk laporan kami besok ke Mabes Polri," kata Ketua DPP PKS Fahri Hamzah, kepada wartawan di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (12/5/2013).
Dengan penuh semangat dan percaya diri Fahri menyebutkan KPK telah melakukan kesalahan, bertindak sewenang-wenang, bahkan sempat mengatakan KPK seperti preman.
"Apa pun, tetap harus pakai prosedur, Anda tiba-tiba didatangi orang mau nyita mobil atau rumah Anda. Kita tanya Anda siapa? Dia bilang KPK? Buktinya mana? Kemarin enggak bawa surat jadi kayak preman," ujar Fahri kepada awak media, Rabu (8/5/2013). 
Fahri yakin betul akan kebenarannya, dan KPK lah yang bersalah dan oleh karenanya sedikitpun dia tidak merasa khawatir apatah lagi merasa takut. "Harusnya KPK yang takut karena KPK yang salah. Orang salah harusnya takut, orang benar tidak boleh takut," katanya di sela-sela rapat majelis syuro PKS di kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (12/5/2013). 
Tudingan Fahri tersebut dibantah oleh Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, menurut Bambang tim penyidik KPK sudah membawa surat penyitaan tapi tidak untuk diserahkan kepada pihak penjaga gedung DPP PKS melainkan hanya ditunjukkan saja. Sesuai dengan prosedur, tim penyidik hanya akan menyerahkan berita acara penyitaan kepada petugas kantor DPP PKS.
Setelah menggelar rapat di kantor DPP PKS dan disusul pula dengan keterangan Bambang Widjojanto maka sehari kemudian PKS mulai melunak, suara Fahri Hamzah yang biasanya meledak-ledak ingin melaporkan KPK ke Poisi sudah agak turun nadanya, giliran petinggi PKS dan pengacara Luthfi yang angkat bicara mempersilakan penyidik KPK datang untuk mengambil mobil tersebut, bahkan Anis Mata berjanji akan menyiapkan Karpet Merah dan bunga untuk menyambut kedatangan penyidik KPK.
Seiring dengan itu pula, kemarahan  Fahri mulai mereda, rencana semula ingin melaporkan KPK ke Polisi berubah jadi melaporkan 10 penyidik KPK, kemudian rencana itu berubah lagi, 10 penyidik itu tak jadi dilaporkan dan akhirnya PKS hanya melaporkan Johan Budi ke Polisi dengan tuduhan melakukan pencemaran nama baik, dan kebohongan publik.
"Johan Budi membuat pernyataan fatal, pertama, PKS disebut tidak kooperatif. Dia bilang sudah bawa surat, sudah menunjukkan identitas penyidik, padahal tidak, dia juga menyebut PKS tidak kooperatif," ujar Fahri sebagaimana yang dikutip oleh berbagai media.
Tanpa bermaksud ingin menambah panasnya suasana, satu hal yang menarik untuk disimak adalah sikap PKS yang kian kemari semakin melunak. Terlepas dari siapa yang salah dan benar diantara keduanya,  publik sudah terlanjur mendengar kemarahan yang dilontarkan oleh PKS,  kemarahan itu kian reda dan kuat dugaan laporan ke Polisi terhadap Jubir KPK itu barangkali akan hilang bersama waktu yang berlalu, sementara suara gaduh yang terdengar dalam beberapa hari ini hanyalah sebuah dagelan belaka, dagelan para politisi yang sedang galau.
Wallahu’alam
10:21 PM | 0 comments | Read More

Partai Putih Yang Mengalami Keputihan


PKS yang dulunya selalu disebut sebagai Partai Putih kini menjadi bulan-bulanan banyak orang dan dipelesetkan menjadi Partai KEPUTIHAN.

Bukan mainlah marahnya kader PKS terhadap Ahmad Fathanah, lelaki gagah yang dikelilingi banyak perempuan cantik ini telah mengotori Partai yang selama ini disebut-sebut kadernya sebagai Partai Putih.  Suasana partai yang pada awalnya adem ayem, tenang tak beriak kini bagaikan sedang berada dipusaran badai, mengalami goncangan dahsyat. 

Fathanah ditangkap KPK akhir Januari lalu terkait kasus suap izin impor sapi. Bersamanya ditangkap pengusaha yang melakukan penyuapan, plus barang bukti dan seorang gadis cantik. Kemudian KPK menciduk presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq yang diduga ikut menikmati uang suap dari Fathanah.

Dari sinilah Pangkal Bala itu bermula, sepak terjang Fathanah mulai dibuka, dia bukan seorang pemain baru, namanya sejak lama sudah diduga memiliki dana mencurigakan. Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pernah mendapati dana mencurigakan mengalir dari dan kerekeningnya. Akibatnya Fathanah tidak hanya diduga sebagai pelaku suap, tetapi juga patut diduga melakukan pencucuian uang, dan akhirnya jadi melebar kemana-mana, sampai kewalikota Makassar sekaligus melibatkan wanita cantik seperti Ayu Azhari, Vitalia Shesya, Maharani, dan Dewi Kirana.

Ketika Luthfi Hasan dinyatakan terlibat dalam kasus suap daging impor, dia langsung mengundurkan dari jabatannya selaku presiden partai, posisinya digantikan oleh Annis Mata. Dengan demikian PKS mungkin berharap bisa melepaskan diri dari kasus Fathanah dan Luthfi sendiri bisa full kosentrasi menghadapi proses hukumnya di KPK,

Kenyataannya kemudian menjadi lain, Ayu Azhari yang diketahui menikmati aliran dana dari fathanah menyebutkan bahwa uang yang diterimanya sebagai panjar untuk tampil disebuah acara PKS, meskipun kemudian pernyataan Ayu itu dibantah ramai-ramai oleh kader PKS, namun publik sudah terlanjur mengetahuinya.

Awalnya  PKS terkesan merelakan Luthfi ditangani KPK, tapi ketika persoalannya melebar kemasalah pencucian uang PKS mulai pasang badan, dan memuncak saat KPK ingin menyita 6 mobil mewah milik Lutfhi. Menurut KPK, semula mobil-mobil itu berada dirumah Luthfi, namun ketika tau akan disita oleh KPK segera dipindahkan oleh Ahmad Zaky ke DPP PKS.

PKS menolak disebut menghalang-halangi penyidik KPK dalam penyitaan mobil tersebut, tapi kenyataannya mobil itu batal dibawa KPK karena menurut keterangan para penyidiknya dihalang-halangi oleh satpam PKS, bahkan belakangan diketahui semua Ban mobil tersebut dalam keadaan kempes. Dan Ahmad Zaky ketika tiba di kantor PKS hilang menyelinap entah kemana, yang menurut penyidik dia melarikan diri sementara menurut keterangan Fahri Hamzah dia ketiduran karena capek.

Jika pada saat KPK  datang untuk menyita mobil tersebut tidak dihalangi oleh kader PKS, tentu persoalannya tidak akan seribut sekarang ini. Mobil mewah tersebut milik Luthfi Hasan Ishak,  seorang tersangka kasus suap, bukan milik PKS secara institusi hanya seorang mantan presiden PKS. Jadi jika tidak berniat melindungi untuk apa dipertahankan.

Fahri Hamzah malah menuduh cara yang dilakukan KPK itu seperti preman, dan buntutnya PKS melaporkan 10 penyidik KPK ke Polisi, entah atas tuduhan apa. Tapi sebaliknya KPK bisa saja melaporkan orang-orang PKS dengan tuduhan menghalang-halangi tugas penyidik.
Ribut soal penyitaan mobil milik Lutfhi ini tentunya akan membuat PKS rugi sendiri, semakin keras Fahri berteriak semakin deras angin menerpa PKS, karena apapun yang dikatakan orang tentang KPK publik jauh lebih percaya kepada lembaga ini dari pada partai politik.

Kerasnya suara Fahri Hamzah hari ini, mengingatkan publik pada keinginannya untuk membubarkan KPK dimasa lalu, ternyata sudah sejak lama Fahri merasa hawatir bahwa cepat atau lambat KPK akan menjadi lawan berat bagi PKS. Akibatnya PKS yang dulunya selalu disebut sebagai Partai Putih kini menjadi bulan-bulanan banyak orang  dan dipelesetkan menjadi Partai KEUPTIHAN.
10:19 PM | 0 comments | Read More

Wajah Baru Stok Lama

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, May 12, 2013 | 11:12 PM

Daftar Calon sementara yang diajukan oleh Parpol ke KPU sudah diumumkan lewat website KPU, diantara sederet nama-nama yang masuk sebagian besar diantaranya masih diisi oleh wajah-wajah lama yang selama ini sering dikriti oleh publik.
Nampaknya untuk masa lima tahun mendatang, rakyat harus bersiap-siap menelan kekecewaan, karena dari daftar calon anggota legislatif yang diajukan parpol peserta pemilu masih muka-muka yang saat ini duduk di Senayan.
Golkar misalnya kembali mencalonkan sekitar 80 % dari jumlah anggota Fraksi Golkar, PDI-P dan PD lebih seru lagi, hampir 90 % dari Daftar Calon Sementara itu adalah wajah-wajah lama, partai-partai kecil juga idem dito, partai-partai baru ikut-ikutan pula mencalonkan politisi Senayan yang menjadi limpahan dari partai lama.
UU memang tidak mengatur pembatasan priode bagi seorang politisi untuk duduk di DPR, tapi secara moral anggota dewan yang selama ini banyak disorot oleh publik karena buruknya kinerja, tidak memiliki integritas,  sering mangkir, bergaya hedonis, suka jalan-jalan keluar negeri dengan alasan studi banding, ngobrol dan ngantuk saat sidang paripurna, mengisi absen dengan menggunakan tangan orang lain, tak becus sekaligus lamban membuat undang-undang, sering memusuhi pejabat yang mau bekerja jujur, melawan upaya pemberantasan korupsi dan lain sebagainya, semestinya dipertimbangkan untuk dicalonkan kembali.
Demikian juga halnya dengan Politisi yang sering disebut-sebut dalam kasus korupsi dan perselingkuhan, meskipun secara hukum mereka belum terbukti bersalah dan masih menungu proses hukum, namun jika parpol benar-benar ingin berbuat maksimal untuk rakyat seharusnya mereka-mereka tidak dicalonkan lagi dan diganti dengan orang-orang pilihan yang terbebas dari sangkaan negatif.
Jika dilihat dari banyaknya sorotan publik dan kritikan media terhadap para wakil rakyat selama priode berjalan ini maka sekurang-kurangnya 50 sampai 60 persen dari anggota dewan yang sekarang duduk di Senayan tidak layak dicalonkan lagi, karena sikap dan prilakunya selama ini sangat mengecewakan dan membuat rakyat kehilangan kepercayaan. Rakyat sudah tidak bergantung harap lagi terhadap wakilnya yang saat ini duduk di Senayan, mereka dianggap tidak memiliki komitmen yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, mereka sangat mengecewakan sehingga seorang Pong Harjatmo terpaksa memanjat atap gedung Dewan untuk mengungkapkan kekecewaannya itu.
Rakyat sesungguhnya sangat berharap agar parpol bisa melakukan perubahan yang berarti melalui mekanisme pemilihan umum dengan cara menawarkan kader-kadernya yang bersih dan berintegritas sebagai calon wakil rakyat, namun kenyataannya malah yang tampil adalah sederet wajah lama yang sudah kusam plus sekelompok artis yang belum jelas komitmennya. Dan pemilihan umum yang semestinya menjadi tumpuan harapan rakyat untuk sebuah perubahan nasib, akan menjadi ajang pertarungan bagi mereka yang ingin mereebut kekuasaan.
Wallahu’alam.
11:12 PM | 0 comments | Read More

Dari Lung Bisar Untuk SBY

Written By lungbisar.blogspot.com on Sunday, May 5, 2013 | 11:17 PM


Kalau Padi katakan Padi
Janganlah kami tertampi-tampi
Kalau jadi, katakan jadi
Janganlah kami ternanti-nanti

Itulah sebait pantun yang ditulis Lung Bisar kepada  SBY, sebagai ungkapan Galau hatinya atas ketidak jelasan sikap pemerintah dalam hal harga BBM. Pemerintah terkesan ragu-ragu dalam mengambil kebijakan soal harga BBM subsidi. Ketidakjelasan sikap pemerintah ini berdampak buruk bagi rakyat kecil, para spekulan memainkan akal bulusnya dengan cara menimbun BBM, sementara pedagang mulai menaikkan harga kebutuhan bahan pokok.
Ulah para penimbun BBM membuat para nelayan berhenti malaut karena kesulitan mendapatkan Solar,  akibatnya penghasilan mereka jadi berkurang sementara biaya hidup semakin tinggi karena harga kebutuhan bahan pokok sudah naik terlebih dahulu.
Tidak jelasnya sikap pemerintah dalam hal kebijakan harga BBM ini tercermin dari penentuan harga yang pada awalnya direncanakan BBM dijual dengan dua harga, yakni harga untuk kendraan roda dua dan angkutan umum berbeda dengan harga kenderaan pribadi. Rencana ini mendapat tanggapan dari berbagai pihak dan akhirnya pemerintah memutuskan naik dengan satu harga, perubahan rencana kebijakan harga ini telah mengorbankan Pertamina, karena Perusahaan milik negara ini sudah terlanjur mengeluarkan dana untuk menyiapkan infra struktur disetiap SPBU untuk melayani konsumen dengan dua harga, jumlahnya tidaklah sedikit mencapai Rp. 10 Milyar.
Keragu-raguan pemerintah ini semakin tak jelas lagi karena SBY berencana akan memberikan BLT sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM subsidi. Dana  untuk BLT ini mau diambil dari mana karena dalam APBN 2013 tidak pernah dianggarkan. Jika SBY bersikeras mengambil kebijakan menaikkan harga BBM berbarengan dengan pemberian BLT, maka tidak diragukan lagi pasti akan memakan waktu yang  lama karena pemerintah harus mengajukan APBNP ke DPR.
DPR tentu saja tidak dengan mudahnya memberikan persetujuan atas usulan anggara BLT yang diajukan oleh  pemerintah itu, maklum DPR itu isinya orang-orang politik, orang-orang  yang duduk di Senayan itu memandang segala sesuatunya dari sudut pandang poitis, tidak bisa dipungkiri mereka akan berhitung soal untung ruginya dan dampak politiknya terhadap parpol mereka sendiri. 
Selayaknya rencana kenaikan harga BBM ini tidak perlu dikemukakan dulu sebelum pemerintah merasa mantap untuk melakukannya, tenggang waktu antara rencana dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah itu menjadi masa-masa sulit bagi rakyat. Makin lama keputusan diambil semakin dalam derita rakyat, karena masa-masa seperti ini membuka peluang bagi para spekulan untuk melakukan penimbunan, para pedagang seakan berlomba-lomba mendahului pemerintah dalam hal menaikan harga. Bahkan pihak Pelabuhan sebagai gerbang keluar masuknya barang kebutuhan pokok masyarakat sudah  lebih dahulu pula menaikan tarif tambat labuh kapal, tarif jasa penumpukan barang, berikut disusul pula dengan upah bongkar muat untuk buruh dipelabuhan, walhasil BBM belum naik harga sembilan bahan pokok sudah melabung terlebih dahulu.
Oleh karenanya, jika pemerintah memandang perlu untuk menaikan harga BBM bersubsidi, maka tidak perlu ragu dan mengulur waktu lagi, ambil sikap yang tegas, dan buatlah keputusan secepatnya, demikian juga sebaliknya jika pemerintah belum merasa perlu menaikan harga BBM maka umumkanlah pembatalan rencana kenaikan harga itu. Makin lama keputusan diambil makin lama pula rakyat menderita.
11:17 PM | 0 comments | Read More